Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Senin 29 Maret 2021: BERSAMA ORANG LAIN

Yesus menegur Yudas, "Orang miskin? Selalu akan ada bersama kamu! Tetapi Aku tidak akan selalu bersama kamu!" tegas Yesus (Yoh 12:8).

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik, Senin 29 Maret 2021: BERSAMA ORANG LAIN (Yohanes 12:1-11)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Kita, kamu dan aku, mungkin tidak asing dengan istilah reuni. Temu kangen dengan sesama teman sekolah semasa SD, SMP, SMA, atau saat kost bersama. Mungkin seperti kebanyakan orang, kita pun suka mengadakan reuni. Kita ingin bersua dan bersama lagi sambil mengenang masa lalu.

Ada orang berbagi pengalaman tentang reuni: "Aku selalu datang saat ada undangan pertemuan. Karena pertemanan akan bisa langgeng bukan hanya untuk “merasa menjadi bagian” tapi butuh untuk “datang” ke dalam bagian. Dengan reuni, kita berkumpul, menjadi "satu", menjadi "kita", bukan aku atau kamu. Selalu kompak dan saling mengerti. Karena “kumpul” kita akan menjadi kokoh dan solid. Jika tidak, maka kita akan tercerai-berai."

"Saat reuni, kita mengenang saat indah waktu sekolah, waktu di kampus karena itu menyehatkan. Mengenang masa yang lalu adalah sebab kita menjadi sekarang, kenanglah yang lalu asal kita tak tenggelam pada masa lalu. Maka, be-reuni-lah! Karena kita bisa mengalami kebersamaan yang menyukacitakan dan mempererat tali persaudaraan."

Kayaknya reuni juga menjadi kesukaan Yesus. Lebih penting lagi, Ia suka akan kebersamaan dan selalu tergugah untuk mengalami lagi kebersamaan dengan orang lain yang sebelumnya telah ia alami bersama mereka.

Penginjil Yohanes memberi salah satu contoh. Yesus datang lagi ke rumah Lazarus, Marta, dan Maria di Betania. Ia pernah bertandang ke rumah mereka. Sebab "Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus" (lih. Yoh 11:5). Ia pernah masygul hati dan terharu melihat Marta dan Maria menangis karena kematian saudara mereka, Lazarus. Maka Ia membangkitkan Lazarus (Yoh 11:33).

Sebagai tanda syukur atas kehadiran Yesus dan terlebih atas dibangkitkannya Lazarus, diadakanlah perjamuan. Kiranya karena rasa syukur itu pula, Maria "mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya".

Harumnya minyak itu menyebar ke mana-mana sambil menyukacitakan para tamu (Yoh 12:3). Minyak sebanyak itu diperkirakan berharga 300 dinar. Satu dinar merupakan upah seorang pekerja dalam sehari. Berarti, minyak itu dibeli dengan upah orang yang terus bekerja selama setahun.

Namun bagi Yudas Iskariot, perbuatan Maria itu salah besar, bukan tanda kasih yang mendasari dan mengokohkan kebersamaan. Secara kasar ia berkata bahwa minyak itu seharusnya dijual dan uangnya dibagikan kepada kaum miskin (Yoh 12:5).

Motivasi seperti ini tentu saja luhur. Tetapi sebetulnya membungkus dan menyembunyikan motivasi lain. Terungkap kelak bahwa Yudas mengatakan semua itu karena ia adalah seorang pencuri yang sering mengambil uang dari kas yang dipegangnya. Ia memang pemegang kas (Yoh 12:6; lih. 13:29).

Yesus menegur Yudas, "Orang miskin? Selalu akan ada bersama kamu! Tetapi Aku tidak akan selalu bersama kamu!" tegas Yesus (Yoh 12:8).

Yudas menilai segalanya dari sudut uang. Yesus menilai hidup ini dari sudut kasih persaudaraan, kebersamaan. Keinginan-Nya yang paling mendalam ialah berada bersama manusia. Demi itulah Ia berinkarnasi dan menjadikan diri-Nya roti sekalipun.

Banyak orang barangkali tak terlalu peduli akan kebersamaan: dengan keluarga, teman, tetangga, umat, rakyat; terlebih kebersamaan dengan Tuhan. Yang ada di benak, yang selalu dipikirkan, dicemaskan, dikejar adalah uang. Dengan dalih macam-macam: untuk ini, untuk itu; supaya bisa ini, bisa itu. Padahal uang membuat jarak, bahkan menceraikan manusia satu sama lain.

Kita bermenung juga akan kata-kata teguran Yesus kepada Yudas, "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburanku" (Yoh 12:7). Kayaknya, Yesus membutuhkan kasih dan kebersamaan kita dengan-Nya pada saat orang-orang menolak-Nya dan bersiap-siap membunuh-Nya. *

Simak juga video renungan harian katolik berikut:

Silakan akses semua renungan harian katolik DI SINI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved