Bom di Makassar
Pria Ini Menceritakan Kisahnya Menghalangi Pelaku Bom Bunuh Diri Lalu Jadi Korban, Kisahnya Haru
Pria ini tiba-tiba menceritakan kisah haru tentang upayanya saat detik-detik sebelum bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar.
Bom Gereja Katedral Makassar terjadi pada Minggu 28 Maret 2021 pukul 09.00 WITA.
Dari beberapa saksi mata, diketahui bahwa pengeboman di Gereja Katedral Makassar dilakukan dengan menggunakan sepeda motor.
Bahkan, Pastor Wilhelminus Tulak menyebut bahwa satpam gereja sempat menghalangi motor yang digunakan pengebom.
Dilihat dari cara serangannya, hal ini mengingatkan peristiwa bom gereja di Surabaya pada 14 Mei 2018 lalu.
Saat itu diketahui bahwa pelaku pengeboman tersebut adalah satu keluarga dan datang ke lokasi gereja dengan menggunakan sepeda motor dan meledakkan diri di atas sepeda motornya.
Tito Karnavian yang masih menjabat Kapolri, lalu mengatakan bahwa pelaku pengeboman di gereja-gereja Surabaya pada tahun 2018 adalah kelompok JAD dan JAT yang merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia.
Namun, saat ini belum diketahui kelompok teroris mana yang terlibat dalam serangan Bom Gereja Katedral Makassar pada hari ini.
Kondisi Jemaat
Sementara itu, Pastor Wilhelminus Tulak mengatakan perkiraan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada pukul 10.30 WITA.
“Persis selesai ibadah kedua, umat pulang yang lain masuk. Pelaku bom bunuh diri mau masuk ke gereja, ada pihak keamanan menahan mereka kemudian bom langsung meledak,” kata dalam siaran langsung Kompas TV, Minggu siang.
Pastor Wilhelminus Tulak mengatakan, ada dua pelaku berusaha masuk tapi ditahan di gerbang masuk Gereja Katedral.
“Saat ledakan, kaca semua pada hancur, kaca Hotel Singgasana hancur” katanya.
Pastor Wilhelminus Tulak mengatakan, umat yang luka-luka akibat bom bunuh diri tersebut, berada di dekat gerbang.
Pastor Wilhelminus Tulak menyatakan, ada korban luka-luka.
“Kalau mati semoga tidak adalah,” katanya.