Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Senin 22 Maret 2021: SETIA MENGAMPUNI

Kata-kata Yesus kepada Maria Magdala kiranya menjadi catatan reflektif, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik, Senin 22 Maret 2021: SETIA MENGAMPUNI (Yohanes 8:1-11)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD 

POS-KUPANG.COM - Beberapa polisi berpakaian preman berhasil menangkap basah beberapa orang yang sedang bertindak asusila di sebuah apartemen. Berita itu menarik para wartawan yang kemudian berusaha mengambil foto diri para pelakunya. Sudah bisa diduga, para pelaku itu menutupi wajahnya dengan apa saja agar dirinya tidak dikenal. Ketika digelandang menuju mobil, mereka terus berusaha menutupi wajahnya untuk menyembunyikan siapa dirinya.

Peristiwa seperti itu mengingatkan orang tentang betapa memalukan ketika memilih yang buruk dan konsekuensinya diketahui oleh orang lain. Tetapi pertanyaannya, apakah orang harus dipermalukan dengan kesalahan yang dia lakukan?

Kisah Maria dari Magdala sungguh dikenal baik. Yesus sedang mengajar di Bait Suci. Tiba-tiba ada ribut-ribut, ketika sekelompok laki-laki bergerak menuju tempat di mana Yesus berdiri. Mereka menggelandang seorang perempuan kepada-Nya dan berkata, "Rabi, perempuan itu tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zina. Musa dan hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu?" (Yoh 8:4-5).

Ada hal menarik yang ditulis jelas oleh penginjil Yohanes terkait kisah yang menghebohkan itu: "Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya" (Yoh 8:6a).

Jadi, mereka melakukan itu bukan untuk menolong dan menyelamatkan si pendosa; bukan juga karena mereka ingin menjaga hukum dan ketertiban; melainkan karena mereka ingin mencobai Yesus, untuk menodai kepercayaan orang kepada-Nya dan menghancurkan nama baik-Nya. Tidak ada jalan lain yang lebih baik dari pada membuat-Nya melawan diri-Nya sendiri.

Yesus sudah banyak berbicara tentang pengampunan. Ia sering kedapatan berada bersama-sama dengan orang-orang yang dianggap pendosa. Karena Ia pernah mengatakan, Ia datang untuk orang-orang yang sakit, dan bukan untuk orang-orang yang sehat.

Kalau Ia berkata bahwa perempuan ini harus diampuni, berarti Ia melawan hukum Musa. Tetapi kalau Ia berkata, hukum harus ditegakkan, perempuan ini harus dilempari batu sampai mati.

Kalau demikian berarti ajaran-Nya mengenai pengampunan Ia langgar sendiri. Kalau Yesus melawan diri-Nya sendiri atau melawan hukum, pastilah Ia bukan Mesias.

Namun simak sikap dan perkataan Yesus sebagai tanggapan-Nya. Ini mesti menjadi catatan permenungan. "Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.

Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu" (Yoh 8:6b-7).

Yesus tidak mempersalahkan dan menghukum yang melakukan dosa. Ia memang konsisten dengan perutusan-Nya, yakni menyelamatkan. Ia tunjukkan bahwa siapa pun tak pantas menghukum. Yang semestinya dilakukan adalah menunjukkan perhatian dan melakukan berbagai macam cara dengan motif tulus agar yang berdosa, "tidak berbuat dosa lagi".

Namun perilaku manusia zaman old dan zaman now tak jauh berbeda. Berhadapan dengan sesama yang "jatuh" bukannya berusaha membantu untuk bangkit, tapi malah menjadikannya sebagai kesempatan untuk menampilkan kehebatan diri.

Manusia segala zaman suka menggunakan kejatuhan dan kesalahan orang lain untuk menghukum dan mempermalukan orang lain. Berbarengan dengan itu, manusia pun cenderung membuat jebakan agar orang lain tergelincir jatuh karena kesalahannya.

Kata-kata Yesus kepada Maria Magdala kiranya menjadi catatan reflektif bagi siapa pun, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang"(Yoh 8:11). Tidak menghukum dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang. *

Simak juga video renungan harian katolik berikut:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved