Laut China Selatan

Mengejutkan, Tekanan Maksimum AS Panasi Mesin Perang di Laut China Selatan, Siap Berperang?

Perang Tak Terelakan, Tekanan Maksimum AS Panasi Mesin Perang di Laut China Selatan Demi Hajar China

Editor: Gordy Donofan
USNI NEWS
Jet tempur F-18 lepas lanpas landas dari kapal induk AS, Kendaraan perang AS meningkatkan kewaspadaan maksimum di Laut China Selatan 

Perang Tak Terelakan, Tekanan Maksimum AS Panasi Mesin Perang di Laut China Selatan Demi Hajar China

POS KUPANG.COM -- Ramlan perang di Laut China Selatan benar-benar bakal terjadi. Pertempuran dua kekutan militer besar di dunia itu kemungkinan tak terelakan lagi

Saat ini, Amerika mulai tingkatkan tekanan masimum dengan mulai memanaskan mesin-mesin perang demi memulai menghajar China yang sewenang-wenang di Laut China Selatan.

Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Kamis 18 Maret 2021, Zodiak Ini Diramalkan Sangat Beruntung, Apa Itu?

Baca juga: Pelatih Maung Bakal Duetkan Ezra Walian dan Ferdinand Sinaga di Lini Depan Persib Saat Laga Perdana

Baca juga: Gubernur NTT Viktor Laiskodat Minta Swisscontact Dampingi Masyarakat di Destinasi Baru

Militer Amerika Serikat (AS) mengerahkan "tekanan maksimum" di Laut China Selatan selama tahun 2020 berkat pengerahan Angkatan Laut dan Angkatan Udara yang "belum pernah terjadi sebelumnya".

Hal itu disampaikan oleh sebuah lembaga pemikir China dalam laporan terbarunya, dikutip Sosok.ID, dilansir dari Newsweek, Rabu (17/3/2021).

Prakarsa Pelacakan Situasi Strategis Laut China Selatan (SCSPI) mengatakan pada Jumat bahwa Platform senjata strategis termasuk kelompok penyerang kapal induk dan kelompok siap amfibi hadir di perairan yang diperebutkan lebih sering daripada sebelumnya.

Baca juga: Heboh, Mantan Politisi Ini Ngotot Minta Presiden Jokowi Bersedia Menjadi Tiga Periode, Ini Alasannya

Baca juga: Gubernur NTT Viktor Laiskodat Minta Swisscontact Dampingi Masyarakat di Destinasi Baru

Baca juga: Pelatih Persib Maung Bandung Puji 2 Pemain Asing Incaran, Bos Persib Sebut Waktu Bergabung ? Info

"Intensitas, dalam hal skala, jumlah dan durasi, aktivitas militer AS di wilayah tersebut pada tahun 2020 jarang terlihat dalam beberapa tahun terakhir," kata laporan setebal 38 halaman yang dirilis dalam bahasa China dan Inggris itu.

Lembaga pemikir yang berbasis di Beijing melacak aktivitas militer di Laut Cina Selatan dengan fokus khusus pada pasukan Amerika.

Ini adalah tahun ketiga berturut-turut mereka menerbitkan makalah yang merinci kehadiran AS di wilayah tersebut menggunakan informasi yang tersedia untuk umum.

Direkturnya, Hu Bo, yang juga mengepalai Pusat Studi Strategi Maritim (sebuah wadah pemikir Universitas Peking), menulis sebuah artikel jurnal bulan ini di mana dia mengatakan kemunculan militer AS yang terus-menerus sejak awal 2021 adalah tanda pemerintahan Joe Biden.

Kelompok penyerang Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS, pembom strategis dan kapal selam serang nuklir semuanya sering terlihat di laut yang kaya energi tahun lalu, "menimbulkan pencegahan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap China," menurut SCSPI.

China mengklaim hampir semua Laut China Selatan melalui deklarasi teritorial yang luas. Penggugat lainnya yakni termasuk Vietnam , Filipina , Malaysia , Indonesia , Taiwan dan Brunei

Aktivitas militer Amerika di daerah tersebut dilakukan atas nama kebebasan navigasi dan operasi penerbangan yang sah, keduanya berusaha untuk menantang klaim maritim yang luas di daerah tersebut, yang dilakukan oleh China.

Baca juga: FKUB Malaka Keluarkan Seruan Moral Jelang Putusan Final Sengketa Pilkada oleh MK

Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Kamis 18 Maret 2021, Zodiak Ini Diramalkan Sangat Beruntung, Apa Itu?

Baca juga: Pelatih Maung Bakal Duetkan Ezra Walian dan Ferdinand Sinaga di Lini Depan Persib Saat Laga Perdana

Kelompok pemikir China menunjuk pada kelompok penyerang kapal induk USS Theodore Roosevelt , USS Nimitz dan USS Ronald Reagan sebagai contoh penting dari kehadiran militer AS yang kuat di Laut China Selatan tahun lalu.

USS Nimitz dan USS Ronald Reagan melakukan dua latihan kapal induk ganda di wilayah tersebut selama tahun terakhir pemerintahan Donald Trump.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved