Berita NTT Terkini
Jembatan Rp 373 Juta Hubungkan Dua Kampung di Ende, Pelajar Senang Tak Dihadang Banjir
Warga Desa Aendoko, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, antusias bergotong royong membangun jembatan gantung di desa mereka
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola

POS-KUPANG.COM | ENDE - Warga Desa Aendoko, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, antusias bergotong royong membangun jembatan gantung di desa mereka.
Jembatan yang tengah dibangun itu, menghubungkan dua kampung di Aendoko yakni kampung Niosanggo dan kampung Detujanga.
Informasi tersebut yang dihimpun POS-KUPANG.COM, Kamis (18/3/2021), warga sudah lama rindu ada jembatan, mengingat, warga terutama pelajar, orang sakit dan ibu hamil, kesulitan melintas di sungai apalagi saat terjadi banjir.
Baca juga: Bank Indonesia NTT-Pos Kupang Ngobrol Asyik: Nyoman Pacu Omzet UMKM
Dana pembangunan jembatan, dari dana desa tahun anggaran 2021, dialokaasikan oleh Pemeritah Desa senilai Rp. 373 juta dengan panjang jembatan 36 Meter.
Pekerjaannya dikelola secara Padat Karya Tunai (PKT) yang melibatkan seluruh warga desa.
Kepala Desa Aendoko, Vinsensius Agustinus Kami menuturkan, pemerintah sudah seharusnya membangun infrastruktur jembatan yang menghubungkan dua kampung itu karena sudah puluhan tahun akses kedua wilayah tersebut terhambat.
Baca juga: KABAR GEMBIRA: Pasien Positif Covid-19 di Belu yang Sembuh Bertambah 12 Orang
Para siswa sekolah dasar juga dengan sendiri tidak kesekolah jika musim hujan tiba karena banjir yang terjadi di kali Lowolaka. Selain itu menyebabkan akses ekonomi dan layanan kesehatan di kampung Detujanga tersendat.
Vinsensius Agustinus Kami saat peletakan batu pertama, 9 Maret 2021, meminta dukungan seluruh warga desa, agar pembangunan jembatan tersebut dapat terlaksana tepat waktu sesuai target perencanaan.
"ini dibangun untuk keluarkan kampong kita dari isolasi. Semangat gotong-royong dan kebersamaan kita akan membuat pekerjaan ini selesai tepat waktu"Pinta Vinsensius.
Menurutnya, pembangunan jembatan gantung dengan nilai ratusan juta tersebut menjadi prioritas utama perencanaan dana desa tahun 2021.
"Hal ini untuk menjawab kebutuhan warga pada saat penghujan tiba. Selain melayani kebutuhan anak sekolah, Jembatan tersebut sebagai penghubung akses ekonomi warga yang hendak memasarkan hasil pertanian dan perkebunan," ungkapnya.
Kades Vinsensius menjelaskan, tahun 2021 merupakan tahun rahmat bagi warga di desanya. Selain pembangunan jembatan gantung pihaknyapun merasa bangga jaringan listrik PLN masuk ke wilayah mereka.
"ini tahun rahmat untuk kita. Walau ditengah pandemi covid-19, desa kita mendapatkan layanan listrik PLN dan juga membangun jembatan gantung. Perkembangan ini merupakan wujud perjuangan bersama warga, BPD dan pemerintah desa Aendoko," ujar Vinsensius.
Maria(45) warga Dusun Detujanga, mengaku senang karena pemerintah desa Aendoko menjadikan usulan dari dusunnya sebagai priorotas pada tahun 2021. Menurut Maria, jika jembatan gantung telah dibangun maka warga tidak akan mengalami kesulitan pada musim penghujan tiba.
" Kami disini kalau pada saat hujan maka tidak bisa keluar kampung karena kali lowolaka pasti banjir. Butuh waktu 4-5 jam baru bisa lewat. Anak sekolah akan libur dengan sendiri," terangnya.
Salah satu siswa Sekolah Dasar Wolomage Desa Aendoko Juan Modhi mengaku senang menyaksikan para orang tua mulai membangun jembatan gantung.
"Senang om. Kemarin kalau hujan kami sudah takut ke sekolah.banjirnya besar. Kalau sudah ada jembatan kami tidak akan rasakan itu lagi," kata Juan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti)