Perhimpunan Ahli Epidemologi RI Cabang NTT Aplikasikan Sisugi untuk Pendataan Pasien Covid-19

Sistem Survelence Epidemologi (Sisugi) akan dikelolah oleh Puseksmas, khususnya bagian pengelolah survelence. 

Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Pose bersama, Ketua PAEI Indonesia cabang NTT, Dr Pius Weraman dengan peserta pelatihan Aplikasi Sisugi, Senin (8/3). 

Perhimpunan Ahli Epidemologi RI Cabang NTT Aplikasikan Sisugi untuk Pendataan Semua Pasien Covid-19

POS-KUPANG.COM | KUPANG--Perhimpunan ahli Epidemologi NTT Sedang melakukan kegiatan pelatihan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Survelence Epidemologi (Sisugi). 

"Sisugi inilah yang akan mengakomodir semua data pasien Covid-19. Dan yang akan mengerjakan sistem ini adalah puskesmas yang bagian pengelola survelence," kata Ketua PAEI Indonesia Cabang NTT, Dr Pius Weraman kepada POS-KUPANG.COM, Senin (8/3).

Lanjut Pius, Sistem Survelence Epidemologi (Sisugi) akan dikelolah oleh Puseksmas, khususnya bagian pengelolah survelence. 

Dikatakan Pius, Adapun para pengelolah survelence ini berasal dari ahli epidemologi Indonesia cabang Provinsi Nusa Tenggara Timur, bekerjasama dengan perhimpunan ahli epidemologi Pusat dengan bagian pencegahan penyakit menular yang berpusat di Atalanta yakni Intensive Comunicable Decease Control (ICDC).

ICDC memberikan dana melalui perhimpunan ahli epidemologi pusat dan mendesain satu aplikasi yang dapat dioperasikan melalui android yang merekam seluruh data ditingkat puskesmas. 

Aplikasi ini akan mencatat variable-variabel epidemologi. Variable pertama adalah variable pasien, dan aplikasi sisugi akan mengidentifikasi kapan muncul gejalah Covid-19, tempat tinggal pasien dan apakah sudah di rapid test antigen atau PCr. 

Setelah mengetahui identitas data para pasien, menurut waktu, tempat dan orang, selalnjutnya petugas puskesmas melakukan Penyelidikan Epidemologi (PE).

Penyelidikan ini merupakan suatu upaya untuk melakukan pendalaman berkaitan  dengan pasien yang berada di wilayah kerja puskesmas, untuk diketahui bagaimana sakitnya, bagaimana gejalahnya, timbulnya kapan, dan apakah sudah melakukan isolasi mandiri atau isolasi terpusat.

Kemudian hasil dari penyelidikan epidemologi, akan diketahui siapa saja yang berkontak erat dengan pasien. 

Orang yang berkontak erat dengan pasien adalah mereka yang duduk berjarak kurang dari satu meter dan lebih dari 15 menit bertatap muka baik dalam keluarga maupun di daerah-daerah publik yang lain. 

Selanjutnya dilacak berapa banyak orang yang kontak dengan pasien yang terkonfirmasi. Maka dari hasil pelacakan, orang-orang yang berkontak erat dengan pasien akan diberitahu untuk berisolasi selama 14 hari sesuai dengan masa inkubasi Covid-19. 

"Mereka diperbolehkan untuk isolasi mandiri, jika rumah mereka memenuhi persyaratan kesehatan untuk melakuklan isolasi. Jika tidak,  maka harus dilakukan isolasi terpusat," tuturnya

"Oleh karena itu, maka uji coba sisugi hanya dilakukan di kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kota Kupang,"sambungnya

Pelatihan untuk mengaplikasikan sisugi ini dilakukan berjenjang, maka minggu sebelumnya dilakukan pelatihan ditingkat provinsi untuk orang-orang provinsi dan orang-orang yang ada di kabupaten seperti Kepala bidang, kepala seksi dan pengelolah program. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved