KLB Partai Demokrat
Mengejutkan, Ketua DPC Partai Demokrat Pekalongan Mashadi Ditawari Uang Puluhan Juta untuk Ikut KLB
Mengejutkan, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Pekalongan Mashadi Ditawari Uang Puluhan Juta untuk Ikut KLB
Dalam KLB Partai Demokrat, dihasilkan beberapa keputusan.
Satu di antaranya adalah menetapkan Kepala Staf Presiden, Moeldoko, sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.
Namun saat pembacaan keputusan itu, Moeldoko belum datang.
Alhasil, satu di antara panitia menelepon Moeldoko dan meminta persetujuannya.
"Bapak Moeldoko yang terhormat, kami sepakat bapak sebagai Ketua Demokrat," ujarnya.
Mendengar hal tersebut, Moeldoko pun memberikan tiga pertanyaan sebelum menerima amanah tersebut.
Ia meminta kader untuk serius mendukungnya.
"Walaupun secara aklamasi memberikan kepercayaan kepada saya, tapi saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua," ujarnya.
Kemudian karena para peserta KLB serius untuk mendukung, Moledoko pun menerima.
"Baik, saya terima menjadi Ketua Umum Demokrat," ujarnya.
• Ternyata Golongan Darah A Lebih Mudah Terinfeksi Covid-19, Ini Alasannya, Dibanding O dan Darah B
• Tak Hanya Partai Demokrat, Ini Parpol-parpol yang Pernah Alami Perpecahan, Apa Saja?
• Pria Ini Rela Suntik Otot Agar Mirip Popeye, Terancam Tewas Jika Operasi Gagal, Hati-Hati Info
Respons Demokrat
Sementara itu, pihak Partai Demokrat pro Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) angkat suara soal KLB ini.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, peserta yang menghadiri KLB diiming-imingi sejumlah uang bahkan jabatan.
"Peserta Kongres yang diklaim sudah 1.200 orang itu bukanlah pemilik suara sah."
"Banyak bukti dan pengakuan dari kader yang bukan pemilik suara, yang ditawarkan insentif money politics asalkan bersedia hadir."
• Blak-blakan, Ibunda Felicia Tissue Ungkap Perlakuan Kaesang Pangarep kepada Putrinya: Saya ada Bukti
• Ini Kata Xanana Gusmao Soal Timor Leste Bakal Jadi Negara Mati 10 Tahun Mendatang
• Striker Baru Persebaya di Sepak Bola Indonesia Pernah Main di Arema dan Persib ? Ini Jejaknya