Timor Leste

Ini Kata Xanana Gusmao Soal Timor Leste Bakal Jadi Negara Mati 10 Tahun Mendatang

Masa Sih? Timor Leste Bakal Jadi Negara Mati 10 Tahun Mendatang, Ini Kata Xanana Gusmao

Editor: Gordy Donofan
istimewa
Bendera Timor Leste 

Masa Sih? Timor Leste Bakal Jadi Negara Mati 10 Tahun Mendatang, Ini Kata Xanana Gusmao

POS-KUPANG.COM -- Negara kecil Timor Leste yang belum lama melepaskan diri dari Indonesia selalu menjadi topik pembahasan dan sorotan.

Ada yang meragukan negara itu bisa bertahan. Bahkan ada yang berani memprediksi 10 tahun lagi negara itu sudah mati. Masa sih?

Striker Baru Persebaya di Sepak Bola Indonesia Pernah Main di Arema dan Persib ? Ini Jejaknya

Cek Kuota Penerimaan CPNS dan PPPK 2021, Berikut Teknis Pelaksanaan Seleksi dan Tesnya

Tulisan Pertama di Twitter Dihargai Rp 35 Miliar ? Ini Kata Bos Twitter Jack Dorsey

Ya, setelah 21 tahun terpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ternyata tidak juga membuat negara Timor Leste makmur, bahkan Xanana Gusmao memprediksi dalam 10 tahun mendatang Bumi Lorosae akan jadi negara mati.

Negara kecil di Pulau Timor itu masih terbelenggu dengan kemiskinan, pengangguran dan korupsi.

Padahal, cita-cita suci rakyat Timor Leste yang ngotot ingin merdeka dari Indonesia adalah mengatur diri sendiri dengan kekayaan yang melimpah agar sejahtera.

Lembaga pembangunan PBB, UNDP pun menyebut negara kecil itu berada di urutan 152 dari 162 negara termiskin di dunia.

Hal ini merupakan kabar mengejutkan bagi rakyat Timor Leste, sebuah negara yang telah memisahkan diri dari Indonesia.

Mantan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao membeberkan permasalahan pokok negara itu.

Ia pesimistis rakyat Timor Leste akan keluar dari zona krisis kemiskinan.

Xanana Gusmao mengungkapkan bahwa Timor Leste memiliki dana abadi dengan nominal ratusan triliunan rupiah.

Dana itu, Gusmao mengatakan, sekarang tersimpan di Bank New York, Amerika Serikat.

Namun, dia mengatakan bahwa meski dana ratusan triliun rupiah itu cair, 10 tahun mendatang Timor Leste akan menjadi negara yang mati.

Diwartakan The Oekusi Post, laporan trimestral dari Banco Central Timor Leste (BCTL), baru-baru ini mengumumkan bahwa, jumlah dana perminyakan Timor Leste yang tersimpan di Bank New York sebesar 18,4 miliar dolar AS (Rp 273 triliun – kurs Rp 14.840).

Mulai 2021, Pemerintah Timor Leste akan menggunakan uang simpanan itu sebagai kebutuhan belanja negaranya sebesar 1,4 miliar dolar AS atau Rp 20,77 triliun.

Sehubungan dengan hal itu, banyak orang yang mulai berpikir dan prihatin terhadap keberlanjutan kondisi keuangan Timor Leste.

Sebuah seminar digelar di negara itu untuk mendiskusikan segala prioritas anggaran nasional Timor Leste.

Dalam acara itu, mantan PM dan juga pejabat kharismatik Timor Leste, Xanana Gusmao percaya bahwa negaranya memiliki uang yang disimpan di Bank New York.

Gusmao juga sangat percaya bahwa Rancangan Anggaran Negara akan lolos di tingkat parlemen, karena memiliki suara mayoritas.

“Anggaran bisa saja lolos, tetapi prosedurnya yang bermasalah,” katanya.

Ia menambahkan, dana perminyakan masih ada.

Tetapi menurutnya, jika pemerintahan Taur Matan Ruak memimpin hingga 10 tahun lagi, semua orang akan mati.

Anak kecil di Timor Leste terlihat kelaparan dan kurang gizi.

Dia mengambil contoh, untuk membayar hotel yang digunakan untuk karantina, bayar catering, juga tidak tahu bagaimana cara kelola uang.

Pemerintahan itu juga tutup mata dalam menganggarkan untuk proyek yang bersifat emergensi, seperti pandemi Covid-19.

“Ini artinya selama 10 tahun mereka tetap memimpin, lebih baik kita lari saja entah ke mana."

"Kalau 10 tahun mereka memimpin, kotamadya jangan disebutkan,” katanya.

Gusmao menyebutkan, hampir dua tahun lebih pemerintahan yang dipimpin PM Taur Matan Ruak tidak memiliki anggaran negara, hingga saat ini.

Sementara itu, PM Taur Matan Ruak mengatakan Timor Leste yang dilanda bencana alam pada 13 Maret 2020 dan 22 Mei 2020 dan merusak rumah warga dan fasilitas publik yang mengalami kerugian mencapai 50 juta dolar AS (Rp 742 miliar).

“Timbul Covid-19 yang bukan hanya memberikan pengaruh terhadap layanan kesehatan, tetapi memicu dampak ekonomi dan sosial,” ujarnya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved