Gejolak Partai Demokrat
Dukung AHY Kader Partai Demokrat Gelar Cap Jempol Darah Sementara SBY Disarankan Jadi Penengah
POS-KUPANG.COM, JAKARTA -- Sejumlah kader Partai Demokrat menggelar aksi cap jempol darah di di Sekretariat DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Cipayung,
Solusi Politik Kisruh di Demokrat
Pengamat Komunikasi Politik Emrus Sihombing, mengatakan setelah KLB, tampaknya Demokrat berada di tengah ketidakpastian dan berpotensi menimbulkan kekisruhan politik ke depan. Bahkan perang pesan komunikasi politik yang saling "membuka" kelemahan masa lalu di antara mereka bisa jadi tak terelakkan.
Untuk itu, kata Emrus, daripada ke depan kemungkinan bersitegang yang bisa menyulut "api" semakin "memanas", bahkan bisa jadi "membara" antara dua kekuatan politik yaitu Moeldoko dan AHY, di Demokrat, sebaiknya SBY mengambil peran penengah membawa suara perdamaian politik dengan bertukar kepentingan melalui kompromi politik.
• Inilah Fakta Balibo Five Ketika Timor Leste Diinvasi Indonesia 5 Jurnalis Australia Tewas Misterius
Emrus mengatakan, dua kekuatan ini ke depan, secara politik akan sama-sama melakukan konsolidasi ''ke dalam'' merebut dukungan dari kader dan pengurus Demokrat.
Menurut Emrus, AHY akan sangat mudah mendapat dukungan luar biasa dari kader dan pengurus jika satu tahun masa kepemimpinannya demokratis, mendapat simpati, merasa nyaman, merangkul dan dialogis.
"Sebaliknya, misalnya ada pemecatan sehingga kader dan pengurus lain tidak merasa nyaman, maka faksi AHY akan mengalami kesulitan bahkan akan "memeras keringat" dan sumberdaya lainnya untuk memperoleh dukungan," katanya.
Sebab, seluruh gaya kepemimpinan AHY selama ini sudah tertanam dalam peta kognisi dan rasa pada setiap kader dan jajaran pengurus Demokrat yang menentukan tingkat loyalitas. Dengan kata lain, tingkat loyalitas mereka sekaligus nilai raport AHY masa kepemimpinannya
Menurut Emrus, sementara Ketum terpilih versi KLB, Moeldoko akan lebih mudah melakukan konsolidasi karena sebagai pemimpin baru, kader dan pengurus memberi harapan perubahan kepadanya sebagai antitesis yang mereka alami di bawah kepemimpinan AHY.
"Bahkan dukungan politik dari eksternal, termasuk dari kelompok kepentingan, bisa saja mengalir lebih deras jika kepengurusan hasil KLB kelak memiliki legalitas," ujarnya.
Untuk itulah, sebelum jurang pemisah semakin menganga ke depan antara dua faksi besar tersebut (pimpinan Moeldoko versus AHY), SBY segera muncul membawa suara "perdamaian" politik atau islah, baik di internal Demokrat, utamanya faksi Moeldoko dan faksi AHY dengan prinsip kompromi politik yang mengakomodasi kepentingan para pihak dari berbagai faksi, maupun mengakomodasi kekuatan politik dari luar Demokrat.
Oleh karena itu, SBY perlu memetakan kekuatan politik, utamanya dari kompok penekan (pressure group) dari luar Demokrat. Atas dasar pemetaan tersebut, SBY perlu melakukan "safari" politik dengan membawa tawaran ide dan gagasan politik yang akomodatif untuk menuju terwujudnya saling pengertian politik di antara elit politik.
"SBY sebagai politikus yang sudah menjabat dua periode memimpin negeri ini, menurut hemat saya, ia mengetahui tokoh-tokoh sentral di republik ini yang akan ditemui untuk menemukan solusi," katanya.
Islah
"Mengamati wacana yang muncul terkait konflik di Demokrat, saya menyerukan kepada SBY, AHY dan Moeldoko agar segera menempuh jalur Islah," tegas Emrus.

"Jika tidak, dari aspek komunikasi saya berhipotesa, semakin tajam dan lama konflik tidak terselesaikan, maka semakin terjadi saling membuka kelemahan satu dengan lain yang dikemas dalam bentuk pendapat, argumentasi dan atau diksi sehingga berpotensi saling serang dan membuka pembicaraan bersifat privat (internal) di Demokrat yang terjadi selama ini, untuk disampaikan ke ruang publik," kata Emrus.
Dengan kata lain, kata Emrus, pembicaraan teritorial privat yang selama ini mereka lakukan, bisa mengemuka dan menjadi konsumsi publik. Jika ini terjadi, tentu tidak produktif bagi Demokrat dalam rangka kerja-kerja politik ke depan. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kader Demokrat Gelar Cap Jempol Darah untuk Dukung AHY, SBY Disarankan Jadi Penengah