Dulu Mega Nyesal Tunjuk SBY Jadi Menteri, Kini SBY Nyesal Tunjuk Moeldoko Jadi Panglima TNI, KARMA?

Dalam kemelut yang dihadapi partai berlambang mercy, SBY sempat melontarkan pernyataan ia menyesal dulu pernah menunjuk Moeldoko jadi Panglima TNI.

Editor: Frans Krowin
kompas.com
Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri 

Dulu Mega Nyesal Tunjuk SBY Jadi Menteri, Kini SBY Nyesal Tunjuk Moeldoko Jadi Panglima TNI, KARMA?

POS-KUPANG.COM, JAKARTA -- Seakan hukum karma, itulah dinamika politik yang terjadi di Tanah Air, terutama yang melingkupi Partai Demokrat saat ini.

Dalam kemelut yang dihadapi partai berlambang mercy tersebut, SBY sempat melontarkan pernyataan ia menyesal dulu pernah menunjuk Moeldoko jadi Panglima TNI.

Pernyataan itu seakan menjadi karma atas apa yang terjadi dalam dunia politik di masa lalu.

Saat itu, ketika menjadi Presiden ke-5 RI, Megawati menunjuk SBY menjadi salah satu menteri di kabinet kerja Megawati.

Dalam perjalanan, SBY dituding menelikungi Megawati Soekarnoputri lantaran berusaha menjadi Presiden RI.

Dan, upaya itu berhasil, dimana SBY menjadi Presiden ke-6 RI menggantikan Bu Mega

Ketika saat ini putera SBY ditelikungi Moeldoko yang dulu diangkat SBY menjadi Panglima TNI, seketika warganet menyebut bahwa dinamika itu merupakan bagian dari hukum karmapala.

Saat ini, SBY sebutan untuk Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menjadi trending di twitter sejak Jumat (5/3/2021) malam hingga Sabtu (6/3/2021) pagi ini.

Isinya tentu saja soal pernyataan terakhir SBY terkait terpilihnya Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang.

KLB tersebut diselenggarakan oleh sebagian kader Partai Demokrat, terutama kader yang dipecat oleh Ketum Partai Demokrat saat ini, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ada pun isi trending Pak SBY beragam, ada yang prihatin, kutipan, hingga fakta lain atas sejumlah pernyataan SBY sendiri.

Misalnya berita SBY Menyesal Tunjuk Moeldoko sebagai Panglima TNI, SBY: Saya Mohon Ampun Kepada Allah. "Ibu megawati menyesal pernah jadikan pak #SBY_sebagai_mentri," tulis @EdiDiyanto

Berikut Sebagian Cuitan Terkait Pak SBY

@arminsunardi: Curhatan Pepo : Merasa Malu dan bersalah dulu pernah beberapa kali memberi kepercayaan dan jabatan kepadanya (Moeldoko)

@ilhamkhoiri: Bgmnpun, Partai Demokrat identik dg Pak SBY. Tapi, identitas tidak otomatis dapat diwariskan kpd putera pilihannya, katakanlah Mas AHY.

"Kharisma" memang melekat pada person, bukan keluarga. Partai Demokrat perlu segera berbenah, recovery, rangkul para pejuang lama.

@EdiDiyanto: Ibu megawati menyesal pernah jadikan pak #SBY_sebagai_mentri --> Menyesal Tunjuk Moeldoko sebagai Panglima TNI, SBY: Saya Mohon Ampun Kepada Allah 

@IrwanAhmadroni: Tiap kita suka mengkutib omongan org2 yg sdh berhasil tapi tdk menilik pd proses saat mereka menjadi.

@dzuraganroni: Kematian hanya bisa ditertawakan oleh mereka yang sudah mempersiapkannya.

@eranolok: "Pak SBY" entahlah politik itu memang begitu.dulu kala pak SBY berkuasa ada jg partai PKB dibuat 2 kubu yaitu kubu Muhaimin dan kubu Gus dur nah sekian tahun lamanya kejadian itu menimpa bapak sendiri.we...cm bs menonton.

@wakasubregu: I LOVE YOU PAK SBY. Melihat Pak SBY bicara serasa beliau masih Menjabat RI 1. Cerdas, Tegas, & Ber-Integritas. #KLBBodong

@simple_heart68: Bapak ESBEYE itu konsisten dengan suasana prihatin. Betul kan Pak?

@aewin86+ Dulu banyak purnawirawan jendral dukung pak SBY dan Partai Demokrat.Entahlah kalau sekarang, maksudnya bagus sih banyak anak muda yang berkiprah, namun tidak punya Adab politik yang bagus.

@Leenae67221648+ Semangat PAK SBY Dari dulu sampai sekarang suka sekali dengan kepemimpinan bapak. Selalu terkagum melihat anda di layar kaca. Saya percaya anda orang baik. Salam hormat untuk bapak. Sehat selalu, Pak.

@Rusdayati6+ Saya bukan anggota partai tapi dada ini terasa nyesek melihat Demokrat di zolimi&dirampok

@TyasZain+ Dinamika partai emg begitu. Dulu juga pak SBY org luar yg diangkat jd ketua partai. Berubah jd spt partai milik keluarga gimanaaaa gituuu.. Wajah meringis

@IrwanAhmadroni: Yg terpenting dari luasnya waktu adlh umurmu. Utk apa kau manfaatkan

@zakariaacehgrup: pak sby lagi galau.partai anaknya di ambil orang

Pernyataan Resmi SBY

Seperti diketahui, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya memberikan pernyataan resmi terkait Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).

Dalam video Press Statement tersebut Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini menyebutkan bahwa KLB Partai Demokrat di Deli Serdang  merupakan sebuah perebutan kepemimpinan yag tidak terpuji jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral.

Kader Partai Demokrat bersitegang dengan Ormas Pemuda Pancasila yang menjaga Kongres Luar Biasa
Kader Partai Demokrat bersitegang dengan Ormas Pemuda Pancasila yang menjaga Kongres Luar Biasa (Istimewa)

Di awal pidatonya Susilo Banmbang Yudhoyono menyebutkan bahwa Partai Demokrat sedang berkabung.

"Sebenarnya bangsa Indonesai berkabung, karena akal sehat telah mati. Sementara keadilan, supremasi hukum dan demokrasi sedang diuji, ujarnya.

"Hari ini 5 maret 2021 KLB Partai Demokrat abal-abal digelar, KLB yang tidak sah dan tidak legal telah digelar di Deli Serdang Sumatrera Utara.

"KLB itu telah menobatkan KSP Moeldoko, seorang pejabat pemerintahan aktif yang berada di lingkar dalam kepresidenan, bukan kader demokrat alias pihak eksternal partai menjadi ketua umum.

"Mendongkel dan merebutnya dari Ketum Demokrat yang sah, yang setahun lalu telah diresmikan oleh negara dan pemerintah," ujar SBY.

Kata SBY sebulan lalu ketika AHY mengirim surat ke Presiden Jokowi tentang keterlibatan KSP Moeldoko dalam gerakan penggulingan partai Demokrat yg sah dan juga dilaporkan ke publik, banyak tanggapan bernada miring.

"Ada yg mengatakan Demokrat hanya mencari sensasi dan playing victim."

"Moeldoko mengatakan itu hanya ngopi-ngopi dan rapat-rapat biasa."

Sementara ada juga yang yakin Moedoko akan kena sanksi dari atasannya dan KLB  pasti tak dapat izin dan pasti dibubarkan oleh polisi.

Foto Kolase: Moeldoko dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Foto Kolase: Moeldoko dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Kolase Wartakotalive.com/Kompas.com/Kristianto Purnomo/Antara Foto/Muhammad Adimaja)

"Tetapi hari ini sejarah telah mengabadikan apa yg terjadi, bahwa KSP Moeldoko yg bersekongkol dengan orang dalam benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini," ujar SBY.

Kata SBY KLB abal-abal tersebut merupakan sebuah perebutan kepemimpinan yag tidak terpuji jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral.

"Dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI. Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya," ujarnya.

Lebih lanjut SBY mengatakan bahwa sebagai seorang yang menggagas berdirinya Partai Demokrat termasuk yang membina dan membesarkan parta dan bahkan memimpinnya tak pernah terlintas di pikiranny bahwa partai demokrat akan diguncang.

"Selama 10 tahu saya memimpin indonesia tidak pernah mengganggu dan merusak partai lain seperti yang kami alami saat ini, ujarnya.

Petinggi Partai Demokrat Surati Menko Polkam Soal Kongres Luar Biasa Tapi Tak Direspon  

Isu bergulirnya Kongres Luar Biasa atau KLB Demokrat telah berbuah menjadi kenyataan. Sebuah hotel di Deli Serdang, Sumatera Utara menjadi saksi atas kudeta kepemimpinan di partai tersebut.

Namun sebelum semua itu terjadi, para petinggi di partai berlambang mercy ternyata sudah melakukan sejumlah hal untuk melarang kegiatan tersebut.

Sayangnya, sampai acara itu selesai digelar, upaya petinggi partai tersebut, tak mendapat respon para pihak.

Padahal para petinggi Demokrat itu memohon Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD untuk membatalkan kegiatan tersebut.

Dalam surat itu, para petinggi partai juga menyebutkan, bahwa KLB Demokrat itu ilegal, inkonstitusional.

Pasalnya, Partai Demokrat telah menyelenggarakan Kongres V pada 15 Maret 2020 di Jakarta dan memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jadi ketua umum.

Mereka juga berkirim surat kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

Apa isi surat petinggi Demokrat yang dikirimkan? 

Ibas Yudhoyono disebut lebih layak pimpin Partai Demokrat dibandingkan AHY.
Ibas Yudhoyono disebut lebih layak pimpin Partai Demokrat dibandingkan AHY. (Instagram)

Berikut paparan dari Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. 

Partai Demokrat mengirimkan surat permohonan perlindungan hukum dan pencegahan tindakan inkonstitusional kepada Kapolri, Menteri Hukum dan HAM, serta Menko Polhukam.

Upaya itu lantaran menyikapi perkembangan situasi yang makin memburuk lantaran isu KLB Demokrat yang disebut ilegal.

"Partai Demokrat memohon agar Menko Polhukam, Kapolri, dan Menkumham mencegah serta menghentikan penyelenggaraan KLB yang ilegal dan inkonstitusional karena melanggar AD/ART Partai Demokrat yang sah," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra dikutip dalam keterangan tertulis.

Dalam surat yang ditandatangani oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sekjen Teuku Riefky Harsya itu, ada sejumlah alasan Partai Demokrat mengirimkan surat tersebut.

Di antaranya, Partai Demokrat sudah menyelenggarakan Kongres V pada 15 Maret 2020 di Jakarta.

Ketua Umum partai Dmeokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Kubu pengusung KLB Demokrat mencalonkan Ridwan Kamil gantikan AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Ketua Umum partai Dmeokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Kubu pengusung KLB Demokrat mencalonkan Ridwan Kamil gantikan AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. (Kolase Kompas.com)

Kongres tersebut dihadiri oleh seluruh pemilik suara yang sah dan secara aklamasi memilih Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025.

Selain itu, Herzaky mengatakan, sejak Januari 2021 pihaknya merasa telah terjadi Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) yang hendak menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB).

Padahal menurutnya, hal itu bertentangan dengan AD/ART Partai Demokrat.

GPK-PD ini dianggap diprovokasi dan dimotori oleh sejumlah kader dan mantan kader Partai Demokrat serta ditunggangi oleh pihak eksternal partai.

Mereka melakukan tindakan melawan hukum karena tidak memilik hak suara yang sah.

Biodata Syofwatillah Mohzaib, dipecat AHY dari Partai Demokrat, pembuat Alquran terbesar di dunia. AHY pecat 7 tokoh Demokrat.
Biodata Syofwatillah Mohzaib, dipecat AHY dari Partai Demokrat, pembuat Alquran terbesar di dunia. AHY pecat 7 tokoh Demokrat. (Kolase Tribunnews.com)

"Atas tindakan mereka tersebut, Partai Demokrat telah memecat mereka, sehingga mereka tidak boleh lagi menyampaikan pernyataan atau bertindak atas nama Partai Demokrat atau menggunakan simbol-simbol Partai Demokrat," ungkapnya.

Saat ini, seluruh Ketua DPD dan Ketua DPC Partai Demokrat seluruh Indonesia sudah membuat serta menandatangani surat pernyataan menolak KLB ilegal.

Menurut dia, para pemilik suara yang sah ini juga mendukung penuh kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat hasil Kongres ke V Partai Demokrat di Jakarta.

Alasan-alasan itu diungkapkan dalam surat yang dikirimkan pada Kamis (4/3/2021) kemarin itu.

"Surat-surat tersebut sudah dikirimkan dan sudah diterima oleh Kantor Menko Polhukam, kantor Kapolri serta Kementerian Hukum dan HAM," terangnya.

Max Sopacua, Pendiri Partai Demokrat yang geram dituduh mau kudeta AHY.  Berikut ini profil dan biodatanya!
Max Sopacua, Pendiri Partai Demokrat yang geram dituduh mau kudeta AHY. Berikut ini profil dan biodatanya! (tribunnews)

Diberitakan sebelumnya, kubu pengusung KLB Demokrat dikabarkan sudah memesan sebuah hotel di Deli Serdang sebagai tempat pelaksanaan.

Dalam akun Twitternya, petinggi Demokrat Andi Arief juga mengunggah selembar daftar tamu yang bakal hadir di acara tersebut.

Ia mengklaim, selembar daftar tamu tersebut didapatkan tim Demokrat dari pihak resepsionis Hotel The Hill di Sibolangit Kabupatem Deli Serdang, Sumatera Utara.

Pria yang suka menebar isu di Twitter tersebut juga mengunggah selembar daftar tiket atas nama Moeldoko.

Siapa saja sosok mereka di lembar daftar tamu hotel?

Andi Arief menyebut, ada nama Jhoni Allen, Nazarudin, Marzuki Alie, Moeldoko, Darmizal, Ahmad Yahya dan Max Sopacua.

Namun, pemesan hotel bukanlah dari kader Demokrat di daerah maupun provinsi.

Andi Arief menyebut, mereka menggunakan kegiatan yang digagas oleh Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI).

Ada 8 cuitan Andi Arief di Twitter. Di cuitan terakhir, ia menyebut nama Presiden Jokowi, dan akun Menkopolhukam, Mahfud MD serta Mensesneg.   

Simak cuitan-cuitan Andi Arief di artikel di bawah ini.

"Ini bukan desas desus Pak Muldoko dan sebagian kader akan melakukan kudeta.

Temuan tim kami terjadi di Hotel The Hill di Sibolangit Kab Deli Serdang," sebut Andi Arief di akun Twitternya, Kamis (4/3/2021).

Dari penelusuran di lokasi, terdapat sejumlah nama yang selama ini santer diperbincangkan, semisal Jhoni Allen, Nazarudin, Marzuki Ali, Moldoko, Darmizal.

Biodata Syofwatillah Mohzaib, dipecat AHY dari Partai Demokrat, pembuat Alquran terbesar di dunia.

AHY pecat 7 tokoh Demokrat

"Setelah Kami Cek meminta siapa yang datang tamu-tamu dari Luar kota maka diTemukan Sejumlah Nama Nama Seperti : Jhoni Allen, Nazarudin, Marzuki Ali, Moldoko, Darmizal, Ahmad Yahya, Max.Sopochua, dll," sebut Andi Arief.

"Nama-nama tersebut di atas Jhoni Allen Marbun Belum Chek in. Rencana mereka akan check In Hari Jumat. Info Reception.

Pada jam 24.00 wib ditemukan dilapangan ajudan Jhony allen yaitu Roy Simanjuntak dan Ketua GAMKI Sumut Landen Marbun lagi meninjau Hall kegiatan Acara," imbuhnya.

Andi Arief menjelaskan, timnya belum menemukan atribut Partai Demokrat di lokasi kegiatan.

"Di lokasi Kegiatan belum ditemukan Atribut Partai Demokrat.

Dari Daftar list tidak ad ada ditemukan Para Ketua DPC Se-Sumatera Utara.

Kalau ada nama-nama bukan mantan pengurus yang sudah tidak menjabat lagi di DPD dan DPC beberapa propinsi dan kabupaten," terangnya.

Menyikapi kegiatan tersebut, Andi menyatakan bahwa Moeldoko memang benar-benar serius untuk mengambilalih partai Demokrat, meski dilakukan dengan berbagai cara.

"Seperti yang pernah kami sampaikan Pak Moeldoko akan menggunakan cara gila-gilaan yang penting ada KLB tanpa izin majelis tinggi dan mengjkutsertakan peserta ilegal.

Bayangkan untuk mengkudeta demokrat menggunakan dan memanipulasi nama GAMKI pun dilakukan.

Seperti diketahui DPD dan DPC demokrat resmi semua solid tidak mengikuti KLB nekad ini," imbuhnya.

Andi Arief menjelaskan, berdasarkan temuan dari timnya di lapangan, kegiatan tersebut bukan mengatasnamakan partai Demokrat, melainkan kegiatan yang digagas oleh Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia.

Rencananya, kegiatan tersebut akan berlangsung selama tiga hari, mulai Kamis (4/3/2021) hari ini

"Setelah tim kami sampai di Lokasi, meminta Informasi Ke Reception menanyakan Kegiatan Demokrat akan Tetapi Receptionist menjawab Kegiatan Demokrat tidak ada akan tetapi yang ada Kegiatan GAMKI (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia) yang dilaksanakan Selama 3 hari Kamis, Jumat & Sabtu," jelasnya.

Barisan Massa Demokrat Desak AHY Mundur

Sebelumnya, desakan supaya AHY mundur dari kursi ketua umum partai disampaikan oleh Barisan Massa Demokrat (BMD).

BMD menyebutkan, ada dua alasan mendesak putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut mundur.

Desakan supaya AHY mundur tersebut disampaikan oleh Ketua BMD Supandi R Sugondo kepada wartawan, Selasa (2/3/2021).

Alasan pertama, sikap AHY otoriter dengan sewenang-wenang memecat kader Demokrat dianggapnya masalah paling krusial di tubuh partai belambang mercy tersebut. 

Ironisnya, AHY memecat kader partai tanpa melakukan pemangggilan atau pun konfirmasi.

“AHY tidak mampu menangani internal partai,” ujarnya.

Kedua, adanya pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Demokrat 2020-2025 dibuat di luar sidang seperti lazimnya.

Karena itu, AD/ART Partai Demokrat yang baru harus dibatalkan.

“Segera dilaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB) jilid 2.

Gugat, tegakan partai sesuai identitasnya sebagai partai modern dan terbuka,” tambah Supandi.

Dari dua alasan tersebut, Supandi pun mendukungan upaya agenda Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang rencananya digelar dalam waktu dekat.

“BMD meminta Barisan Massa Demokrat (BMD) mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Demokrat,” kata Supandi.

Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Rapat Besar untuk Mengkudeta AHY Terbongkar, Andi Arief:Moeldoko Gunakan Cara Gila, Yang Penting KLB

(*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pak SBY Trending, Bilang Menyesal Tunjuk Moeldoko Panglima TNI, Dulu Mega Juga Nyesel Tunjuk SBY?, https://wartakota.tribunnews.com/2021/03/06/pak-sby-trending-bilang-menyesal-tunjuk-moeldoko-panglima-tni-dulu-mega-juga-nyesel-tunjuk-sby?page=all

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved