Breaking News

Cerita Rakyat NTT

Cerita Rakyat NTT Salkupei dari Alor, Puteri Puitang HIlang, Tangei Barei Keringkan Air Laut

Cerita Rakyat NTT Salkupei dari Alor, Tombak Tangei Barei Keringkan Air Laut Gara-Gara Puterinya Puitang Diculik.

pinteres.com
laut kering 

Namun upayanya sia-sia karena pohon tersebut tinggi dan berduri.

Raja Pandai mencari akal dengan menancapkan kayu agar Puteri Puitang bisa turun.

Sesampainya Puitang di bawah pohon, Raja Pandai membunuh seekor kambing dan darahnya digosokan pada pohon kapok untuk mengelabui seakan-akan Puitang telah dibunuh orang.

Setelah mengatur siasat, Raja Pandai langsung memboyong Puteri Puitang ke Pulau Pantar.

Setelah pulang dari kebun, Bapak Tangei Barei mencek anaknya ke atas pohon ternyata Puteri sudah tidak ada lagi dan dia melihat ada darah yang berceceran di sekitar pohon kapok itu.

Ia menduga bahwa anaknya pasti sudah dibunuh orang.

Bapak Tangei Berai memiliki seekor anjing yang bernama Lik Lak.

Lik Lak artinya mencari sesuatu yang hilang dan pasti akan ditemukan.

Anjing Lik Lak langsung mencari jejak dan sesampaiknya di pinggir pantai anjing itu berpaya untuk terjun dalam laut.

Melihat gelagat anjing seperti itu, Bapak Tangei Barei mengambil tombak dan mengangkat sumpah, "Jika anak saya yang hilang sudah dibawa orang dan sekarang ada di seberang laut maka laut ini akan menjadi kering agar saya bisa menyeberang untuk menemuinya."

Setelah mengangkat sumpah, lautpun menjadi kering dan anjing langsung masuk ke tempat yang kering bersama Bapak Tagei Barei.

Setelah sampai di seberang, laut kembali seperti semula.

Sesampainya mereka di pantai Pandai, anjing pun bergegas mencari jejak dan sampai di rumah Raja Pandai.

Pada saat itu juga sedang berlangsung upacara perkawinan Raja Pandai dengan Puteri Puitang.

Anjing Lik Lak langsung masuk rumah.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved