Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Kamis 25 Februari 2021: TERGANTUNG PADA ALLAH
Ketika hendak mulai bertugas sebagai imam, bapak Uskup berpesan, "Jangan membiasakan diri memberi pinjaman atau utang."
Renungan Harian Katolik, Kamis 25 Februari 2021: TERGANTUNG PADA ALLAH (Matius 7:7-12)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - "Satria ... jangan minta duit sama opa pastor!" begitu kata seorang ibu kepada putranya. Selagi sang opa terpana, ibu itu melanjutkan, "Opa pastor tidak punya duit." Tapi sesaat kemudian ibu itu berkata, "Pastor ... saya tidak mau membiasakan anak-anak saya meminta. Nanti kebiasaan!"
Ketika hendak mulai bertugas sebagai imam, bapak Uskup berpesan, "Jangan membiasakan diri memberi pinjaman atau utang. Lebih baik kamu langsung memberi seberapa yang bisa kamu beri. Dengan begitu hubungan kalian tidak terganggu. Pun kamu nanti tidak jadi penagih utang. Kamu tidak menjadi peminta-minta".
Kita dapat membayangkan, bagaimana rasanya menjadi seorang pengemis, yang meminta-minta. Duduk di depan sebuah rumah makan dengan kaleng atau ember kecil diletakkan di depan. Mata hanya bisa memandang orang lain menikmati hidangan yang enak. Saat orang-orang keluar masuk dan berjalan lewat, telapak tangan menjulur ke depan dan suara pelan memelas-meminta, tapi orang-orang pada "cuek", tak mengindahkan, pun tak memberi. Ternyata tak nyaman menjadi peminta-minta.
Hari ini Yesus berkotbah lagi seperti dulu di bukit, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu" (Mat 7:7). Lho ... kenapa Sang Guru menyuruh kita meminta agar nanti diberi? Tidak tahukah Yesus bahwa betapa malunya rasa hati ini kalau harus meminta? Tidak tahu jugakah Yesus bahwa "sakitnya tuh di sini", kalau meminta, tapi ditolak, apalagi disertai kata-kata yang tidak enak didengar?
Meminta berarti berharap supaya diberi atau mendapat sesuatu. Umumnya orang yang meminta berada dalam kondisi belum memiliki sesuatu atau apa yang dimiliki masih kurang. Orang yang meminta selalu mendatangi orang yang memiliki dan berharap agar dapat diberi.
Ada hal lain yang terkandung dalam perbuatan meminta, yakni adanya penemuan akan ketidakberdayaan diri untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Bahwa diri sendiri tak mempunyai kekuatan untuk memiliki apa yang dibutuhkan. Dan, satu hal lagi yang penting dan mendasar, yakni adanya kepercayaan bahwa orang yang diminta mempunyai apa yang dibutuhkan dan ia akan memberikan kepadanya.
Yesus menyuruh kita untuk meminta, bahkan meminta terus menerus, seperti terungkap dalam seruan-Nya, "mintalah, ... carilah ... ketoklah". Yesus sangat tahu bahwa kita memang berkekurangan dan tak bisa memenuhi kekurangan kita dengan daya dan kemampuan kita sendiri. Ia menyuruh dengan tegas, agar kita harus mempunyai kesadaran dan keyakinan bahwa hanya Bapa yang bisa menolong kita.
Lebih jauh, ia mendorong kita untuk meminta, karena Ia ingin meyakinkan kita bahwa Bapa-Nya amat baik dan karenanya kita harus meminta; kita tak boleh malu untuk meminta, apalagi takut untuk meminta.
Dengan pemahaman ini, maka kita bisa mengerti bahwa meminta sesungguhnya punya kaitan erat dengan doa. Tak heran suruhan Yesus untuk meminta ini bermuara dengan pernyataan-Nya, "Bapamu yang di sorga akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya!" (Mat 7:11).
Doa itu harus merupakan cetusan hati dengan seluruh jiwa raga terarah kepada Tuhan. Orang yang berdoa harus sepenuh-penuhnya menyadari ketergantunganya pada Tuhan dan karenanya ia mesti selalu merasa terdorong untuk meminta kepada Bapa.
Doa secara sederhana adalah komunikasi manusia beriman dengan Tuhan. St. Yohanes dari Damaskus, "Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau suatu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik. Maka doa sebenarnya adalah suatu komunikasi dengan Tuhan bagi orang yang percaya dengan suatu pengharapan bahwa Tuhan memberikan kekuatan, memberikan jawaban akan kebutuhan, segala yang baik yang dimohonkan kepada Dia".
Kata orang bijak, manusia dinilai menurut kerelaan dan ketulusan hatinya untuk memberi, menurut perbuatan memberi sebagai ekspresi dari hatinya yang berbelas kasih. Namun berpangkal pada kata-kata Yesus hari ini, kita pun boleh bilang, "kita bisa dinilai dari kerendahan hati kita untuk meminta kepada Bapa". Maka, kita harus terus mendorong diri agar tak henti-hentinya datang kepada Bapa untuk meminta. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu". *
Simak juga video renungan harian katolik berikut: