BTPN Syariah Bantu Modal Usaha, Penenun Bisa Hidupi Keluarga

Sebagai ibu delapan orang anak, dia harus berupaya memenuhi keluarga dengan keahliannya sejak SD, yakni menenun.

Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM / F MARIANA NUKA
Mince Ollo, nasabah inspiratif BTPN Syariah di Kota Soe saat menjelaskan tentang usaha tenunnya kepada wartawan, Rabu (24/2/2021) 

BTPN Syariah Bantu Modal Usaha, Penenun Bisa Hidupi Keluarga

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Mama Mince Ollo telah kehilangan suaminya sejak enam tahun yang lalu. Sebagai ibu delapan orang anak, dia harus berupaya memenuhi keluarga dengan keahliannya sejak SD, yakni menenun.

Beruntungnya, dia bergabung menjadi nasabah BTPN Syariah Kota Soe pada tahun 2015. Dia pun mendapatkan bantuan pembiayaan usaha sebesar Rp2 juta kala itu. Uang itu dia pakai untuk membeli bahan membuat sarung dan selimut.

"Dari Rp2 juta itu saya ambil potong Rp200 ribu untuk tabungan beku, lalu Rp104 ribu saya tinggalkan untuk uang jaga-jaga. Saya hanya bawa Rp1,6 juta lebih. Saya pakai satu juta untuk belanja benang dan lain saya pakai untuk kebutuhan anak sekolah dan sabun untuk cuci kain itu," jelas Mama Mince kepada wartawan saat ditemui di kediamannya di Oinlasi, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Rabu (24/2/2021).

Mama Mince bercerita, dia menghabiskan waktu tiga hari hingga berminggu-minggu untuk menenun, tergantung jenis tenunan yang akan dihasilkan. Jika tak ada halangan, dia mampu menghasilkan empat sarung dalam waktu sebulan. Tak sebatas membuat kain dan selimut, dia pun mulai membuat aksesori lain dari tenun, seperti kotak tisu, kotak sirih pinang, tempat sendok makan, dan dompet.

Senior Bussiness Manager BTPN Syariah, Anita Meo yang mendampingi Mama Mince berujar, hasil tenun mama Mince telah dipasarkan juga ke Jakarta. Kain dan selimut tenun dia jual dengan kisaran harga dari Rp1 juta hingga Rp3 juta. Karena omzetnya bertambah, Mama Mince pun mengajukan agar dibantu lagi modal usahanya. Dia pun mendapat tambahan Rp7 juta untuk usahanya. Rata-rata dalam sebulan dia bisa mendapat keuntungan Rp3 juta jika kain-kainnya terjual. 

"Hasil tenun ini selain untuk sekolah anak-anak, saya pakai untuk perbaiki rumah. Memang sudah ada rumah sejak sebelum suami meninggal. Tapi, begitu suami saya meninggal, dengan bantuan biaya ini, saya bisa menenun dan perbaiki rumah juga. Makanya saya semangat bekerja. Mereka (petugas) selalu beri semangat saya," jelasnya.

"Ketika menenun, ada yang membeli. Saya rasakan kebaikan BTPN Syariah. Makanya saya tidak malas untuk bekerja (menenun). Walaupun keadaan tidak memungkinkan karena Covid-19, saya tetap semangat dan kerja untuk simpan dan belanja. Saya senang karena usaha ini menunjang saya dan anak-anak," ungkap Mama Mince menambahkan.

Mama Mince tergabung dalam kelompok Pemula Klani Oinlasi di Kota Soe. Dia bersama 15 orang perempuan lainnya mendapatkan pembiayaan dari BTPN Syariah. Mereka harus mengangsur kembali pinjaman mereka setiap dua minggu sekali secara berkelompok. Menariknya, para nasabah tidak capai pergi ke bank ketika hendak bertransaksi. Para bankir pemberdaya setiap dua minggu turun ke kelompok membantu mereka, baik untuk mengambil angsuran atau kegiatan pendampingan lain.

Kehadiran BTPN Syariah dalam membantu nasabah prasejahtera sangat dirasakan manfaat oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Pendeta Okto Kasse, salah seorang pendeta di wilayah Tubuhue, Kabupaten TTS bercerita, kehadiran BTPN Syariah sangat membantu dia dan masyarakat di daerahnya. Ia turut mengimbau para jemaatnya agar tidak terlambat membayar.

"Saya terima kasih kepada teman-teman baik dari Jakarta dan Kupang. BTPN Syariah ini membantu kami. Saya sendiri rasa. Kami benar benar merasakan baiknya (BTPN Syariah). Seperti kami orang di sini, kami kekurangan, mengalami kesulitan, mereka membantu kami," kata Pendeta Okto.

Bupati Nagekeo Sambut Kajari Ngada yang Baru di Bandara Soa

Inilah Laporan Sebaran Kasus Covid-19 di Sumba Timur

Berada di Sekitar Kita, 5 Bahan Alami Ini Bikin Tahan Lama di Ranjang

Dia berharap, BTPN Syariah dapat terus mengembangkan model bisnis ini bagi jemaatnya. Adapun jumlah nasabah di TTS sebanyak 3.250 nasabah yang dibantu oleh 12 bankir pemberdaya (community officer) dan seorang Bussiness Manager (BM). (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved