Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Senin 22 Februari 2021: IMAN KONTEKSTUAL
Yesus sering menantang para murid dan orang yang dijumpai-Nya dengan pertanyaan tentang identitas-Nya.
Renungan Harian Katolik, Senin 22 Februari 2021: IMAN KONTEKSTUAL (Matius 16:13-19)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Yesus sering menantang para murid dan orang yang dijumpai-Nya dengan pertanyaan tentang identitas-Nya.
Misalnya, setelah Ia tiba di daerah Kaisarea Filipi, tiba-tiba Ia bertanya kepada para murid, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" (Mat 16:13).
Ini bisa diibaratkan, begitu masuk kelas, guru langsung buat ujian mendadak. Hampir pasti para murid tersentak kaget. Mungkin ada yang sampai kelabakan. Tapi pasti ada yang bisa memberi jawaban spontan berdasarkan apa yang ada dalam pikirannya.
Seandainya kita pun tiba-tiba diberondong oleh Yesus dengan pertanyaan kayak begitu, apa jawaban kita? Mungkin kita merasa kita sudah tahu. Kita enteng saja menjawab, "Engkau adalah Putera Allah, Sang Penyelamat".
Benar sih! Tapi apakah jawaban itu berasal dari keyakinan hati atau dari hafalan pelajaran agama saat sekolah?
Dalam banyak budaya, terdapat legenda-legenda kuno tentang dewa-dewi. Dalam cerita, komik dan film sering dimunculkan tokoh-tokoh tertentu yang hebat, superhero.
Sebut saja sekedar contoh: Robinhood, Rambo, Superwoman, dan sebagainya. Tetapi semua tahu bahwa itu hanyalah dongeng, fiksi, tokoh khayalan belaka.
Yesus tentu beda banget. Ia adalah seorang pribadi yang nyata dan historis. Ia hidup dan mati di bumi ini. Ia berkarya dan melakukan banyak perbuatan ajaib. Ia menunjukkan belas kasihan dan melakukan tindakan penyelamatan terhadap kita manusia.
Kita dipanggil dan menjadi pengikut Yesus. Kita masuk ke dalam misteri iman kepada-Nya. Kita mempelajari dan mendalami sosok pribadi-Nya. Kita merenungkan dan membatinkan ajaran, hidup, dan karya-Nya. Dari hari ke hari kita menumbuhkan relasi personal dan kedekatan dengan-Nya.
Dengan begitu, jawaban kita atas pertanyaan-Nya, "Apa katamu, siapakah Aku ini?, sungguh berbasiskan pengetahuan dan pengalaman iman kita pribadi yang mantap.
Hanya persoalannya, sering terjadi ada orang, bahkan mungkin termasuk diri kita sendiri, punya pendidikan tinggi, karier profesional dengan pengetahuan mumpuni dalam bidangnya, tapi punya pengetahuan iman yang sungguh terbatas dan minim.
Ada yang sangat menguasai filsafat, politik, ekonomi, elektronik, dan sebagainya; tapi kayaknya belum seberapa banyak dan mendalam penguasaan akan Yesus yang diimani.
Rupanya pertanyaan Yesus, "Apa katamu, siapakah Aku ini?", tak melulu menyangkut pengetahuan yang diberikan oleh agama; tapi semestinya menyangkut juga pengenalan, pendalaman, dan pemahaman kita pribadi dengan kacamata bidang ilmu dan keahlian yang kita miliki.