Ini Jumlah Ternak Babi yang Mati Terserang ASF di Kabupaten Mabar

Ini jumlah ternak babi yang mati terserang ASF di Kabupaten Mabar, simak info

Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gecio Viana
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Mabar, drh. Theresia P. Asmon saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (18/2/2021). 

Ini jumlah ternak babi yang mati terserang ASF di Kabupaten Mabar

POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO -Angka kasus ternak babi yang terserang Virus African Swine Fever ( ASF) atau demam babi Afrika di Kabupaten Manggarai Barat ( Mabar), mencapai 746 kematian, Kamis (18/2/2021).

Demikian data yang diberikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Mabar, drh. Theresia P. Asmon saat ditemui di ruang kerjanya.

Sebanyak 746 kasus kematian ternak babi tersebut tersebar di 7 kecamatan di Kabupaten Mabar.

Manggarai Timur Belum Ada ASF, 60 Sampel Darah Babi di Matim Dinyatakan Positif Hog Cholera, INFO

Kematian ternak babi tertinggi terdapat di Kecamatan Komodo yakni sebanyak 228 ekor babi.

Selanjutnya, kematian ternak babi di Kecamatan Lembor Selatan sebanyak 150 ekor, Kecamatan Welak sebanyak 138 ekor, Kecamatan Kuwus sebanyak 78 ekor, Kecamatan Lembor sebanyak 74 ekor, Kecamatan Pacar sebanyak 52 ekor dan Kecamatan Macang Pacar sebanyak 26 ekor.

Promo KFC Hari Ini 18 Februari 2021 TERBARU! Grilled Soy Sauce Chicken Rp 20.455, Crispy Krunchy

"Jadi, terdapat 4 kecamatan yang belum ada laporan kasus kematian babi karena ASF," jelasnya.

Dikatakannya, kecamatan yang belum terdapat laporan kematian babi tersebut yakni Kecamatan Mbeliling, Kecamatan Ndoso, Kecamatan Kuwus Barat dan Kecamatan Sano Nggoang.

drh. Theresia P. Asmon menegaskan, sebagian besar daerah yang terpapar ASF karena mobilitas daging babi yang telah dilaporkan terdapat ASF ke daerah yang belum ada laporan.

"Jadi kami imbau agar ada kematian mendadak dan memiliki ciri terserang ASF segera melapor, agar segera ditangani dan babi yang masih segar segera disembelih. Sehingga, kerugian tidak terlalu besar. Kalau menunggu banyak kematian babi maka kerugian semakin besar bagi peternak," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved