Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Rabu 17 Februari 2021: Berbalik kepada Allah!
Selamat memasuki Masa Puasa, Masa Tobat yang disebut juga Masa Pra-Paska di tahun 2021 dengan semangat, sukacita dan iman dalam pandemi Covid-19.
Renungan Harian Katolik, Rabu 17 Februari 2021: Berbalik kepada Allah! (Yoel 2:12-18; 2 Kor. 5:20-6:2; Matius. 6:1-6.16-18)
Oleh: RD. Eman Kiik Mau
POS-KUPANG.COM - Selamat memasuki Masa Puasa, Masa Tobat yang disebut juga Masa Pra-Paska di tahun 2021 dengan semangat, sukacita dan iman dalam pandemi Covid-19.
Tujuan akhir Puasa Kristiani ialah hidup baru dalam Paska Kristus, yang rela menderita sengsara, wafat dan bangkit untuk kita semuanya.
Menaruh abu di kepala dan berpuasa merupakan tanda tobat dalam Kitab Suci. Orang berdosa mau mengungkapkan penyesalan dirinya dan mohon belas kasih Allah. Ia mau bertobat dan mau menaruh cinta kasih kepada Tuhan dan sesama.
Bila kita ditaburi dengan abu di ubun-ubun kepala pada permulaan masa Pra-Paska ini, maka sesungguhnya kita mengakui diri bahwa kita orang berdosa. Kita mohon ampun dan mau bertobat. Iman akan Sabda Tuhan membawa kita menerjang maut menuju hidup kekal bersama Tuhan.
Hari ini kita merenung bersama tiga tokoh utama yakni Nabi Yoel, Rasul Paulus dan Tuhan Yesus.
1. Nabi Yoel menyerukan:
"Koyaklah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia".
2. Rasul Paulus mengingatkan,
"Tuhan berfirman:
'Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau '.
Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu".
3. Yesus mengajarkan 3 hal utama sebagai Jalan Tobat di Masa Pra-Paska ini:
a. Beramal secara tersembunyi, yaitu dengan niat murni untuk menolong sesama dan dengan itu memuliakan Tuhan, bukan untuk menonjolkan diri agar dipuji orang.
b. Berdoa dalam sunyi.
Doa berarti mengangkat hati kepada Tuhan, atau lebih tepat, masuk ke dalam Hati Tuhan. Dan dalam Hati Maha Agung yang merangkul semesta ciptaan, doa serta amal bakti kita dimurnikan untuk menjangkau semua orang yang membutuhkan.
c. Berpuasa tanpa memamerkan diri.
Dengan berpuasa kita membatasi kebutuhan dan kesenangan pribadi, supaya kita bisa beramal kepada sesama.
Puasa atas cara ini menguatkan solidaritas dan bela rasa bagi sesama yang menderita.
4. Amal yang tersembunyi, doa dalam sunyi, puasa tanpa memamerkan diri, merupakan kesatuan tindak ibadah sejati yang berkenan pada Tuhan, menolong sesama dan menguduskan kita umat-Nya.
5. DOA
Ya Tuhan, tanda abu yang kami terima hari ini menyadarkan kami bahwa kami hanyalah setitik debu di hadirat-Mu. Namun baruilah kami kembali dengan Nafas Hidup Ilahi yaitu Roh-Mu yang kudus, menjadi umat suci yang terbakti pada-Mu dan tanda berkat bagi sesama kami.
Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.*
Simak juga video renungan harian katolik berikut: