Tuan Guru Bajang
Fakta Dibalik Tuan Guru Bajang Keluar dari Demokrat, Dugaan TGB Tak Setuju Pengusungan AHY?
Fakta Dibalik Tuan Guru Bajang Keluar dari Demokrat, Dugaan TGB Tak Setuju Pengusungan AHY?
Fakta Dibalik Tuan Guru Bajang Keluar dari Demokrat, Dugaan TGB Tak Setuju Pengusungan AHY?
POS-KUPANG.COM -- Fakta Dibalik Tuan Guru Bajang Keluar dari Demokrat, Dugaan TGB Tak Setuju Pengusungan AHY?
Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun menilai, ada tiga alasan mengapa Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) keluar dari Partai Demokrat.
• KUNCI JAWABAN Tema 7 Kelas 4 Hal 70 71 72 73 74 76 Buku Tematik Indahnya Keragaman di Negeriku
• Pentingkah Mendaftarkan Merk ?
• KUNCI Jawaban Tema 6 Kelas 3 Halaman 53 54 55 56 57 61 62 Subtema2 Buku Tematik SD/MI kelas 3
Pertama, Ubedilah menduga, TGB memutuskan hengkang karena Demokrat memilih mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon wakil presiden 2018.
Ubedilah menduga, TGB tidak setuju dengan pengusungan AHY.
"Karena ketidaktaatan TGB terhadap keputusan DPP Partai Demokrat. Sebab, Demokrat dalam soal pilpres 2019 sudah memutuskan untuk mengusung AHY, sementara TGB tidak masuk bursa di internal partai," ujar Ubedilah kepada Kompas.com, Selasa (24/7/2018).
Alasan kedua, menurut Ubedilah, terjadi kebuntuan komunikasi antara TGB dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Kebuntuan komunikasi ini terlihat dari tidak adanya komunikasi antara TGB dengan SBY sejak TGB masuk dalam survei elektabilitas capres dan cawapres 2019.
Alasan ketiga, menurut Ubedilah, karena TGB berpikir secara pragmatis dalam Pilpres 2019.
TGB diduga memperhitungkan bahwa petahana, yakni Joko Widodo, akan mendapat suara lebih unggul dalam Pilpres 2019.
"Secara pragmatis lebih menguntungkan jika TGB mendukung petahana dibanding mendukung keputusan DPP Partai Demokrat," kata Ubedilah.
TGB sebelumnya mengaku telah resmi mengundurkan diri sebagai kader Partai Demokrat.
Menurut dia, surat pengunduran diri sudah dikirim kepada Amir Syamsuddin selaku Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat beberapa hari lalu.
Namun, mantan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut enggan mengungkapkan secara rinci alasan mundurnya dari Demokrat.
TGB memutuskan mendukung Joko Widodo dalam Pilpres 2019. Sementara Demokrat belum mengambil keputusan arah dukungan.
* Marzuki Alie Anggap AHY Gegabah
Isu kudeta ditubuh Partai Demokrat nyatanya hingga kini masih menjadi perbincangan.
Sejumlah tokoh masih mengomentari terkait isu ini.
Partai Demokrat belakangan ini menjadi sorotan publik karena dilanda isu kudeta yang dituding oleh Demokrat, dimotori kader, eks kader, hingga pejabat pemerintahan.
Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie adalah satu dari beberapa orang yang dituding ingin menggulingkan kekuasaan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Marzuki mengatakan, apabila Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas yang menjadi Ketum Demokrat, kondisi partai tidak akan segaduh sekarang.
Hal itu diungkapkan oleh Marzuki dalam acara AF UNCENSORED yang diunggah dalam kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (11/2/2021).
Mulanya Marzuki mengungkit perdebatannya dengan kader Demokrat Andi Mallarangeng.
Marzuki bercerita, kala itu Andi tak setuju jika Partai Demokrat disebut telah menjadi partai keluarga atau dinasti karena hasil survey menunjukkan AHY yang paling tinggi.
Beda pendapat dengan Andi, Marzuki menilai survei tidak bisa dijadikan ukuran untuk menunjuk ketua umum partai.
"Ngelola partai ini bukan survei," kata Marzuki.
"Ngelola partai ada ilmunya, ada pengalamannya, enggak mungkin ujuk-ujuk karena survei tinggi langsung duduk sebagai ketua partai."
"Tetapi menjadi pemimpin partai politik itu dia harus punya pengalaman," sambungnya.
Marzuki sendiri masih tidak ingin buka suara bagaimana sosok AHY sebagai Ketum Demokrat, apakah berhasil atau tidak.
"Mampu (atau) tidak itu nanti 2024 hasilnya," ujar dia.
Dirinya beprinsip bahwa partai harus diurus dengan mekanisme kaderisasi yang jelas.
"Harusnya partai modern itu mengedepankan mekanisme," ujarnya.
Ia mencontohkan apabila adik AHY yakni Ibas menjadi Ketum Demokrat, kondisi partai akan lebih tenang dibandingkan sekarang ini.
"Saya terus terang sangat apresiasi dengan Ibas," kata Marzuki.
"Dia jadi sekjen, dia ke fraksi."
"Kalau Ibas jadi ketua umum, terlepas dari kompetensi dan sebagainya mungkin orang tidak akan terlalu resisten," pungkasnya.
Marzuki Alie Anggap AHY Gegabah
Sebelumnya diberitakan, Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie telah angkat bicara tentang sikap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengumumkan partainya hendak dikudeta.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Prime Talk di Metro TV, Rabu (3/2/2021).
Diketahui sebelumnya AHY membuat pernyataan ada 5 tokoh dalam dan luar partai yang disinyalir hendak berbuat makar.
Marzuki Alie menilai Demokrat terbelah pendapatnya dalam menanggapi pernyataan AHY.
"Ini debatable, ya," komentar Marzuki Alie.
Ia mengaku hendak mengkritik sikap AHY yang dengan gegabah mengumumkan ada kadernya yang makar.
Menurut Marzuki, hal ini sama saja dengan mengumbar urusan rumah tangga partai kepada publik.
"Tapi yang saya kritik adalah mengumumkan kader berkhianat," ungkap Marzuki.
"Ini sama saja saya mengasih tahu kepada tetangga atau orang luar, 'Eh, anak saya berkhianat kepada saya'. Lucu kan?" tambah dia.
Ia menilai sikap AHY tersebut tidak bijak sebagai pemimpin partai.
"Ini saya bilang kapasitasnya (AHY) itu. Tidak wise (bijak)," kata mantan Ketua DPR RI itu.
Marzuki melanjutkan, jika memang terbukti ada kader partai yang hendak berbuat makar, seharusnya diselesaikan secara internal partai.
Ia menyebut regulasi di dalam partai sudah menyediakan sanksi bagi kadernya yang dianggap berkhianat.
"Kalau anak kita berbuat apa yang tidak baik, panggil dong anak kita. Kenapa kamu melakukan ini, 'kan ada mekanisme di partai," jelasnya.
Marzuki lalu membandingkan sikap AHY dengan dulu sewaktu dirinya masih terlibat aktif di kepengurusan.
"Waktu saya sebagai pimpinan partai, yang melakukan ini kita panggil, ada yang kita pecat," ungkap Marzuki.
"Tapi enggak gaduh," ungkit dia.
Marzuki juga memberi kritik lain terhadap AHY, yakni agar membangun soliditas partai yang lebih kuat lagi.
"Bahwa dia berkolaborasi dengan orang luar, menjatuhkan, otomatis kalau kita kuat di internal, tidak ada orang luar yang mampu menggoyah kita," jelas Marzuki.
"Tidak akan bisa kalau kita mampu membangun soliditas internal," tegasnya. (TribunWow.com/Anung/Brigitta)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul https://kupang.tribunnews.com/2021/02/15/tuan-guru-bajang-keluar-dari-demokrat-pengamat-ungkap-dugaan-tgb-tak-setuju-pengusungan-ahy