Breaking News

News

SBY Singgung Pernyataan Jokowi yang Minta Pemerintah Dikritik, 'Obat Itu Pahit', Maksudnya?

SBY Singgung Pernyataan Jokowi yang Minta Pemerintah Dikritik, 'Obat Itu Pahit', Maksudnya?

Editor: Adiana Ahmad
istimewa
Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, Presiden Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono 

SBY Singgung Pernyataan Jokowi yang Minta Pemerintah Dikritik, 'Obat Itu Pahit', Maksudnya?

POS-KUPANG.COM - Pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat tidak takut mengkritik pemerintah bikin heboh.

Pasalnya, selama ini setiap pengeritik pemerintah akan berhadapan dengan hukum.

Tak heran jika pernyataan Jokowi tersebut langsung disorot sejumlah kalangan. Mulai dari Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla hingga Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ).

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui akun media sosialnya, twitter turut bersuara terkait pernyataan Presiden Jokowi tersebut.

Melalui akun Twitternya @SBYudhoyono, SBY menyebut bahwa kritikan itu laksana obat yang rasanya pahit.

Tapi disatu sisi obat yang rasanya pahit itu bisa saja mencegah atau menyembuhkan dari penyakit.

Terlebih jika obatnya tepat dan dosis yang diberikan tepat, maka akan menjadikan orang yang menerima menjadi sehat.

Pernyataan Jokowi

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta masyarakat lebih aktif menyampaikan kritik terhadap kinerja Pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.

"Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik, masukan atau potensi maladminstrasi dan pelayanan publik harus terus meningkatkan upaya perbaikan-perbaikan," kata Presiden Jokowi dalam Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020 pada 8 Februari 2021.

Sebelumnya, Istana belakangan ini menjadi sorotan setelah sejumlah pernyataan yang meminta agar masyarakat aktif mengkritik pemerintah.

Pernyataan itu keluar dari Presiden Joko Widodo dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Presiden Jokowi meminta masyarakat untuk lebih aktif dalam memberi masukan dan kritik pada pemerintah.

"Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik masukan ataupun potensi maladministrasi dan para penyelenggara pelayanan publik juga harus terus meningkatkan upaya-upaya perbaikan perbaikan," kata Jokowi dalam penyampaian laporan tahunan Ombudsman Republik Indonesia 2020 secara virtual, Senin (8/2).

Presiden mengatakan meski banyak hal yang sudah diraih dalam pelayanan publik, namun harus disadari juga masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.

Oleh karena itu,  catatan atau laporan tahunan Ombudsman RI sangat penting untuk mendorong peningkatan standar kualitas pelayanan publik  di masa yang akan datang.

Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menambahkan bahwa kritik, saran, dan masukan itu seperti jamu yang menguatkan pemerintah.

"Kami memerlukan kritik yang terbuka, kritik yang pedas, kritik yang keras karena dengan kritik itulah pemerintah akan membangun lebih terarah dan lebih benar," kata Pramono di peringatan Hari Pers Nasional (9/2).

Komentar SBY

Melalui akun Twitternya @SBYudhoyono, SBY menyebut bahwa kritikan itu laksana obat yang rasanya pahit.

Tapi disatu sisi obat yang rasanya pahit itu bisa saja mencegah atau menyembuhkan dari penyakit.

Terlebih jika obatnya tepat dan dosis yang diberikan tepat, maka akan menjadikan orang yang menerima menjadi sehat.

Presiden kelahiran Pacitan Jawa Timur itu mengatakan bahwa kritik yang dilakukan dengan benar akan bisa mencegah kesalahan.

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu juga menyinggung terkait pujian yang diberikan untuk seseorang.

Ia mengibaratkan pujian dan sanjungan itu laksana gula yang manis.

Jika gula yang diberikan belebihan maka bisa mendatangkan suatu penyakit.

"1. Obat itu rasanya "pahit". Namun bisa mencegah atau menyembuhkan penyakit. Jika obatnya tepat & dosisnya juga tepat, akan membuat seseorang jadi sehat. Gula itu rasanya manis, tetapi kalau dikonsumsi secara berlebihan bisa mendatangkan penyakit," tulis SBY melalui akun Twitternya.

"2. Kritik itu laksana obat & yang dikritik bisa "sakit". Namun, kalau kritiknya benar & bahasanya tidak kasar, bisa mencegah kesalahan. Sementara, pujian & sanjungan itu laksana gula. Jika berlebihan & hanya untuk menyenangkan, justru bisa menyebabkan kegagalan," sambungnya. 

Komentar Jusuf Kalla

Terkait dengan pernyataan Jokowi itu, Wakil Presiden RI ke-6 Jusuf Kalla (JK) juga sempat bersuara.

JK mempertanyakan soal bagaimana pentingnya check and balance dalam pelaksanaan demokrasi.

Namun JK juga mempertanyakan soal bagaimana cara menyampaikan kritik kepada pemerintah tanpa ditangkap polisi.

“Harus ada check and balance, ada kritik dalam pelaksanaanya. Walaupun mendapat berbagai kritik beberapa hari lalu, Presiden mengumumkan ‘silakan kritik pemerintah’,” ujarnya dalam tayangan di kanal YouTube PKSTV DPR RI yang diunggah pada Jumat, 12 Februari 2021.

“Tentu banyak pertanyaan, bagaimana caranya mengkritik pemerintah tanpa dipanggil polisi.“Ini tentu menjadi bagian dari upaya kita,” sambungnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Komentar SBY soal Kritik pada Pemerintah, Ibaratkan Kritik Laksana Obat dan Pujian Layaknya Gula 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved