Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Jumat 12 Februari 2021: HIDUP KITA SEPERTI APA?

Tiap kita punya pengalaman masing-masing tentang hidup yang sementara dijalani. Entah suka entah duka. Entah pahit. Entah manis.

Editor: Agustinus Sape
Dok Pribadi
RD Hironimus Nitsae 

Renungan Harian Katolik, Jumat 12 Februari 2021: HIDUP KITA SEPERTI APA? (Injil Markus 7:31-37)

Oleh: RD. Hironimus Nitsae

POS-KUPANG.COM - Tiap kita punya pengalaman masing-masing tentang hidup yang sementara dijalani. Entah suka entah duka. Entah pahit. Entah manis. Entah perjuangan. Entah pengorbanan. Dan sederetan kisah lain yang tentunya dialami oleh kita secara berbeda.

Sejauh kita mengalami semuanya, apa yang pada akhirnya menjadi refleksi kita? Apa yang kita maknai tentang hidup? Sejauh mana kita pulang kembali pada makna kehidupan itu sendiri?

Yesus dalam kisah Injil hari ini bercerita tentang kesembuhan seorang yang sakit. Sakit yang dideritanya adalah tuli dan gagap. Orang-orang yang ada di sekitarnya memohon kepada Tuhan untuk dapat menyembuhkannya.

Cara yang ditempuh Yesus adalah dengan meletakkan jari pada telinga si tuli dan "meludah" serta meraba lidah si bisu. Cara yang digunakan Yesus sama dengan cara yang dipakai para tabib saat itu.

Makna di balik tindakan Yesus menggunakan dua cara itu termasuk menengadah ke langit sembari mengucapkan kata "efata" (terbukalah), sama dengan pemaknaan masyarakat bahwa menyentuh telinga dan penggunaan ludah memiliki nilai kehidupan. Di sini Yesus memberi roh dan kehidupan kepada yang sakit tuli dan bisu.

Pada teks ini kita dapat memahami bahwa dalam Yesus selalu ada kehidupan yang terberi secara cuma-cuma. Yesus selalu memberi kepastian hidup kepada setiap mereka yang datang pada-Nya.

Pertanyaan bagi kita adalah, ketika kita memahami Yesus sebagai pemberi Roh Kehidupan pada kita, maka seperti apakah kita memaknai hidup? Apa yang sepantasnya kita dalami dalam hidup kalau kita sungguh-sungguh menyadari bahwa Yesus adalah jalan dan kehidupan kita?

Situasi nyata saat ini dengan adanya pandemi Covid-19 semakin menyadarkan kita. Ketakutan akan ganasnya Covid-19 tak lantas menyurutkan iman kita pada Dia yang memberi hidup. Sembari tetap melakukan berbagai usaha antisipatif untuk tetap menghargai hidup sebagai anugerah dari-Nya. Dengan demikian kita sungguh beriman pada-Nya, karena sejatinya iman tanpa perbuatan adalah mati.

Ya Bapa, buatlah kami menghargai hidup layaknya pribadi yang sungguh bertindak dengan martabat luhur sebagai manusia.*

Simak juga video renungan harian katolik berikut:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved