Laut China Selatan

Gawat China Rangkul Rusia Iran Hadapi Amerika di Laut China Selatan, Sudah Siapkan Strategi Jitu Ini

Gawat China Rangkul Rusia Iran Hadapi Amerika di Laut China Selatan, Sudah Siapkan Strategi Jitu Ini

Editor: maria anitoda
24h
Gawat China Rangkul Rusia Iran Hadapi Amerika di Laut China Selatan, Sudah Siapkan Strategi Jitu Ini 

POS-KUPANG.COM - Gawat China Rangkul Rusia Iran Hadapi Amerika di Laut China Selatan, Sudah Siapkan Strategi Jitu Ini

Rusia akan mengadakan latihan angkatan laut bersama dengan Iran dan China bulan ini.

Latihan akan berlangsung di Samudera Hindia.

Seakan Tak Beri Restu, Ibu Amanda Manopo Bilang Hal Ini ke Netizen Soal Billy Syahputra, Apa?

Profil dan Biodata Yeremias Ontong Kepala Dinas Ketahanan Pangan & Perikanan Kabupaten Mabar

SIMAK! Ramalan Zodiak Cinta, Kamis 11 Februari 2021: Aries Salurkan Energi Positif, Taurus Fokuslah

MElansir dari Intisari-Online, latihan angkatan laut ketiga negara itu berlangsung pada pertengahan Februari di wilayah Samudra Hindia utara, Duta Besar Rusia untuk Iran Levan Dzhagaryan mengatakan pada 8 Agustus.

Terakhir kali Rusia dan Iran melakukan latihan angkatan laut di wilayah tersebut adalah Desember.

Duta Besar Rusia Dzhagaryan mengatakan di atas kepada kantor berita RIA:

"Latihan angkatan laut multilateral akan berlangsung di Samudra Hindia bagian utara pada pertengahan Februari 2121".

Pada 2019, Rusia, Iran, dan China melakukan latihan angkatan laut di Samudra Hindia dan Teluk Oman.

Pada saat itu, Moskow mengatakan itu adalah latihan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kerjasama dan pelatihan angkatan laut.

Laksamana Iran Gholamreza Tahani mengatakan pada saat itu:

"Pesan dari latihan ini adalah untuk mempromosikan perdamaian, persahabatan dan keamanan melalui kerjasama dan persatuan, dan menegaskan bahwa Iran tidak terisolasi".

Latihan yang akan datang akan mencakup latihan penyelamatan untuk menyelamatkan kapal yang diserang oleh bajak laut.

Latihan tiga sisi akan menampilkan tampilan penembakan senjata.

Sementara itu, melansir dari kontan.co.id, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan telah mengirimkan tiga kapal dari armada Baltik untuk latihan tersebut, termasuk satu fregat.

Teluk Oman, tempat latihan dilakukan, adalah perairan strategis karena hubungan langsungnya dengan Selat Hormuz, yang menyumbang seperlima dari minyak yang dikirim ke seluruh dunia.

Seakan Tak Beri Restu, Ibu Amanda Manopo Bilang Hal Ini ke Netizen Soal Billy Syahputra, Apa?

Seakan Tak Beri Restu, Ibu Amanda Manopo Bilang Hal Ini ke Netizen Soal Billy Syahputra, Apa?

Dewi Tanjung Bela Polisi Soal Kematian Ustadz Maaher, Bongkar Novel Baswedan Tembak Mati Pencuri

Latihan antara Rusia, Iran, dan China dilakukan setelah AS mengumumkan penarikan kapal induk USS Nimitz di Timur Tengah.

Kapal sedang dalam perjalanan pulang untuk pemeliharaan dan perbaikan, setelah 10 bulan beroperasi di lepas pantai.

USS Nimitz seharusnya telah pergi pada bulan Desember, tetapi tetap bertahan sampai setelah pemilihan Presiden AS karena pejabat AS waspada terhadap ancaman dari Iran.

Sebelumnya diketahui bahwa angkatan laut India, Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Australia mengadakan latihan militer gabungan di Laut Arab serta Teluk Benggala.

Wilayah itu telah menjadi hotspot persaingan strategis Indo-China.

Hubungan China dengan empat negara tersebut diketahui tidak terlalu harmonis.

Dengan AS, China terlibat ketegangan ekonomi. Washington pun menjadi salah satu pihak yang paling lantang menentang klaim maritim China atas Laut China Selatan.

BACA JUGA BERITA LAINNYA:

China yang terus menebarkan ancaman dengan terus memperkuat militernya di Laut China Selatan bikin sejumlah negara di Asia tengga geram

Bahkan sejumlah negara lain juga ikut berang dan menyatakan siap menghadapi China. India yang tidak berhubungan langsung dengan Laut China Selatan juga mengirimkan armada tenpurya untuk bergabung dengan Amerika Serikat yang sudah menempatkan kapal Perang berpeluru kendali balistik.

Sementara Jepang sudah menghadirkan kapal induk yang bergabung dengan gugus laut yang siap menghadapi segala macam ancaman dari China. Bagaimana dengan sikap Indonesia?

Saat ini krisis yang terjadi di Laut China Selatan , telah menjadi babak baru di tengah pandemi Covid-19.

China berusaha mati-matian memegang klaim atas hak Laut China Selatan yang di percaya adalah bagian dari wilayah maritim Tiongkok.

Sementara itu, salah satu kawasan terdekat dengan Laut China Selatan Vietnam pun, baru-baru ini diusir oleh China untuk dilarang masuk ke wilayah tersebut.

Mengejutkan, Pemberontak Houthi Serang Bandara Internasional Arab Saudi Pesawat Komersial Terbakar

Dewi Tanjung Bela Polisi Soal Kematian Ustadz Maaher, Bongkar Novel Baswedan Tembak Mati Pencuri

Klaim sepihak oleh China ini membuat beberapa negara meradang, salah satunya Amerika, diketahui mereka sudah mengirim kapal militer untuk melakukan intervensi ke Laut China Selatan.

Tak menyerah sampai disitu China masih kukuh dengan klaim Laut China Selatan dan menyebutnya sebagai bagian dari wilayahnya.

Sementara itu, menurut laporan Independent pada Sabtu (9/5/20), selain kapal perang dari AS, ada beberapa kapal perang yang turut bergabung.

Mereka unjuk kekuatan dalam memperebutkan klaim atas Laut China Selatan.

Jalur laut ini secara strategis penting diklaim oleh China, dan hampir seluruhnya diklaim China, namun beberapa negara tetangga memperdebatkannya.

Setidaknya ada 4 negara yang unjuk kekuatan di Laut China Selatan, Amerika, Jepang, Filipina hingga India.

Kapal perusak rudal yang dipandu AS William P Lawrence, melakukan latihan dengan kapal induk Jepang Izumo.

Kemudian dua kapal angkatan laut India, dan sebuah kapal patroli milik Filipina  di jalur laut yang diklaim oleh China, jelas Angkatan Laut AS pada Minggu Lalu.

Salah satu pulau di Kepulauan Spartly di Laut China Selatan. (Google Maps)
Latihan serupa telah diadakan di daerah itu pada masa lalu, oleh gabungan empat negara itu, untuk menantang Beijing.

"Gabungan dengan sekutu, mitra dan teman kami di kawasan itu adalah peluang untuk membangun hubungan yang kuat dan sudah ada," kata Komandan Andrew Klug, kapten kapal William P Lawrence.

Selama satu minggu latihan bersama, terakhir pada Rabu (6/5), kapal perang AS lainnya berlayar di dekat pulau yang diklaim oleh wilayah China.

Tindakan itu diprotes oleh China, karena dianggap melanggar kedaulatannya.

Angkatan Laut AS telah mengklaim melakukan kebebasan operadi di wilayah navigasi di perairan internasional di seluruh dunia, bahkan di lautan sekutu yang dikatakan adalah milik mereka.

Mengejutkan, Pemberontak Houthi Serang Bandara Internasional Arab Saudi Pesawat Komersial Terbakar

Seakan Tak Beri Restu, Ibu Amanda Manopo Bilang Hal Ini ke Netizen Soal Billy Syahputra, Apa?

Dewi Tanjung Bela Polisi Soal Kematian Ustadz Maaher, Bongkar Novel Baswedan Tembak Mati Pencuri

Saat ini Brunei, Malaysia , Filipina , Taiwan, Vietnam dan Indonesia, diklaim memiliki hak yang sama atas Laut China Selatan.

AS, Jepang dan India, tidak memiliki klaim teritorial di sana.

Dalam tantangan sebelumnya, ke China di perairan Asia, Lawrence dan kapal perusak AS lainnya menuju Selat Taiwan pada bulan April.

Perairan itu memisahkan Taiwan yang dilihat dari Beijing, sebagai kawasan jahat dari daratan China.

Sementara itu, klaim atas Laut China Selatan tak henti-hentinya disuarakan oleh China, termasuk terbaru melarang Vietnam untuk masuk ke wilayah tersebut setidaknya hingga Agustus.

Menurut peneliti Laut China Selatan menyimpan sumber daya menggiurkan bagi negara-negara dunia.

Termasuk diangataranya adalah gas dan minyak, dikatakan pula Laut China Selatan adalah jantung perdagangan global dan keamanan AS.

Ditetapkan sebagai Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) setiap negara berhak mengklaim setiap 12 mil laut dari pantainya.

Namun, China mengklaim luasnya hingga 1200 mil.

https://hot.grid.id/read/182551004/bakal-jadi-perang-besar-2-kubu-aliansi-militer-besar-berkumpul-di-laut-china-selatan-china-ajak-rusia-dan-iran-bersekutu-tantang-amerika-serikat?page=all

Sumber: GridHot.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved