News

Mendikbud Nadiem Makarim Tantang Mahasiswa Mengajar di SD Terpencil, Kamu Berani? Simak Syaratnya 

Mendikbud Nadiem Makarim Tantang Mahasiswa Mengajar di SD Terpencil, Kamu Berani? Simak Syaratnya 

Editor: Adiana Ahmad
Dok. Kemendikbud
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim 

Mendikbud Nadiem Makarim Tantang Mahasiswa Mengajar di SD Terpencil, Kamu Berani? Simak Syaratnya 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Pandemi covid-19 menyulitkan para siswa di daerah tertinggal untuk mengakses pendidikan. 

Keterbatasan fasilitas terutama keterjangkauan layanan internet menyulitkan para siswa untuk tetap belajar selama pandemi. 

Karena itu Kementerian Pendidian dan Kebudayaan mengeluarkan program baru, Kampus Mengajar untuk membantu anak-anak di daerah tertinggal tetap belajar meski dalam kondisi pandemi.

Melalui Program Kampus Mengajar, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim menantang para mahasiswa semester 5 ke atas di perguruan tinggi negeri maupun swasta untuk mengabdikan diri dengan cara mengajar siswa Sekolah Dasar (SD) di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) selama satu semester.

Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini melalui program Kampus Mengajar, Nadiem menjanjikan bantuan uang kuliah hingga Rp2,4 juta dan biaya hidup sebesar Rp700 ribu per bulan.

”Saya mengajak teman-teman mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk beraksi, berkolaborasi dan berkreasi selama 12 minggu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SD, terutama di daerah 3T," kata Nadiem melalui siaran langsung di Youtube Kemendikbud RI, Selasa (9/2).

Nadiem mengatakan, program ini jadi satu bentuk pembelajaran di luar kampus dan program studi yang disediakan kementeriannya bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Dengan kondisi pendidikan yang terkendala pandemi Covid-19, satuan pendidikan di jenjang dasar bakal membutuhkan tenaga mahasiswa.

 
Mengingat, masih banyak daerah terkendala ketika menerapkan pembelajaran jarak jauh.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam menjelaskan, selain mendapat bantuan uang kuliah dan biaya hidup, mahasiswa juga bakal memperoleh nilai setara 12 satuan kredit semester (SKS).

"Selama mahasiswa mengikuti program ini, disetarakan dengan SKS. Jadi kegiatan adik-adik akan mengajar 6 jam hari. Kalau dikonversikan dengan beban kuliah itu setara 12 SKS, selama program satu semester ini," ujar Nizam.

Sementara dosen yang jadi pembimbing program akan diberikan insentif dan sertifikat.

Partisipasi mahasiswa pun akan dinilai sebagai indikator kinerja masing-masing perguruan tinggi.

"Nanti akan dilakukan seleksi untuk memastikan adik-adik [mahasiswa] punya passion dan punya semangat mengabdikan ilmunya bagi pendidikan adik-adik di sekolah dasar," tutur Nizam.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved