Timor Leste
Setelah Merdeka, Sosok Pemberontak Timor Leste Berani Serang Ramos Horta & Xanana, Ini yang Terjadi
Setelah Merdeka, Sosok Pemberontak Timor Leste, Berani Serang Ramos Horta dan Xanana, Ini yang Terjadi
Setelah Merdeka, Sosok Pemberontak Timor Leste, Berani Serang Ramos Horta dan Xanana, Ini yang Terjadi
POS-KUPANG.COM -- Sejarah Timor Leste penuh dengan pertumpahan darah, sejak diduduki Portugis, jadi rebutan Bangsa Eropa, medan tempur Perang Dunia II, hingga invasi oleh pasukan Indonesia.
• Simak Bacaan Doa Memasuki Bulan Rajab 1442 Hijriyah Perbanyak Istighfar dan Berpuasa
• Terkait Imlek 2572 Jatuh Jumat 12 Februari 2021 Bukan Selamat Tahun Baru, Apa Arti Gong XI Fa Cai?
• Negara Kecil Tetangga Indonesia ini Jadi Ancaman Mengerikan buat China Bila Bikin Onar di LCS
Namun, kemerdekaan yang didapat Timor Leste pada tahun 1999 dan secara resmi diakui internasional pada 2002, rupanya tidak mengakhiri pertumpahan darah yang terjadi di sana.
Setelah kemerdekaannya, Timor Leste kembali mencetak jejak kelam dalam sejarahnya dengan terjadinya krisis tahun 2006.
Krisis Timor Leste tahun 2006 itu bermula dari konflik antarelemen militer Timor Leste yang disebabkan oleh diskriminasi di dalam tubuh militer.
Ratusan anggota militer Timor Timur (FDTL) melakukan desersi sebagai protes atas perlakuan diskriminatif negara kepada mereka.
Namun, aksi protes itu justru ditanggapi dengan pemecatan massal terhadap mereka semua.
Pada tanggal 4 Mei, Mayor Alfredo Reinado, bersama dengan 20 polisi militer dari satu peleton di bawah komandonya dan empat polisi anti huru hara lainnya membelot dan bergabung dengan tentara pemberontak.
Reinado kemudian menjadi pemain kunci, salah satu pemimpin tentara pemberontak tersebut.
Reinado dan pasukannya menyerang ibukota Timor Leste, Dili, hingga menimbulkan gelombang kerusuhan besar.
Semakin diperparah dengan ikutnya geng-geng sipil bersenjata melakukan aksi kriminal, dikutip dari Tribun Manado.
Bahkan, begitu seriusnya masalah ini membuat aparat keamanan Indonesia di perbatasan dengan Timor Leste siaga penuh, berjaga-jaga jika ada hal tak diinginkan terjadi.
Pemerintah dan militer Timor Leste pun tak sanggup membendung gelombang kerusuhan saat itu.
Timor Leste sampai harus meminta bantuan militer ke Australia, Portugal, Selandia Baru dan Malaysia.
Lantas sebanyak 150 personel komando Australia mendarat di Timor Leste.