Ibadah di Rumah
IBADAT SABDA di Rumah Hari Minggu 7 Februari 2021, Tersedia Teks Lengkap
Dalam masa-masa “Physical Distancing” karena wabah Covod-19 atau wabah virus corona, kita umat katolik dilarang berkumpul untuk merayakan hari Tuhan
Ibadat Sabda di Rumah Hari Minggu 7 Februari 2021, Tersedia Teks Lengkap
PENGANTAR
Dalam masa-masa “Physical Distancing” karena wabah Covod-19
atau wabah virus corona, kita umat katolik dilarang berkumpul
untuk merayakan hari Tuhan: Hari Minggu, yang merupakan
sumber, pusat dan puncak kehidupan kita sebagai orang Kristen
(katolik). Sudah banyak upaya dilakukan agar kita berpartisipasi
untuk merayakan hari Tuhan, seperti mengukuti Misa live
streaming, semuanya itu merupakan undangan agar kita tetap
dalam persekutuan Gereja, communio. Sine dominico non
possumus: Kita tidak bisa hidup tanpa persekutuan Hari Minggu.
Kita juga dapat melaksanakan perayaan yang lebih aktif, untuk
merayakan Hari Tuhan, dalam keluarga. Maka bersama ini kami
menawarkan suatu Perayaan Sabda Hari Minggu dan juga Hari
Raya, yang digunakan bersama dalam keluarga, di “ecclesia
domestica” (LG. 11).
Semoga bermanfaat!
RD. Philipus Seran.
Betapa indahnya menyambut Tuhan masuk ke rumahNya, di tengah tengah keluarga dan dalam kehidupan sehari-hari.
PERSIAPAN
Perayaan dilaksanakan di ruangan yang layak, ada meja, yang di
atasnya ada salib, lilin, Kitab Suci, dan bunga.
Diharapkan semua anggota keluarga berperan aktif, dalam
bergantian peran sebagai: pemandu, lektor, pemazmur, pimpin
doa, dsb. Sebelumnya ada latihan biar ibadat berjalan dengan
lancar.
Setelah semuanya telah siap, mulailah keluarga beribadah.
Kalau tidak ada lagu pembuka, daraskan antiphon pembuka.
Antiphon Pembuka:
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita
dan dari Tuhan Yesus Kristus, menyertai kita.
TANDA SALIB
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin.
SALAM
P Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih
Allah dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
PENGANTAR
P Para Saudara/i-ku yang terkasih, tidak bisa dipungkiri
bahwa penderitaan melekat dalam hidup kita. tidak
sedikit orang yang hidupnya sungguh dipenuhi bebanbeban penderitaan: karena bencana alam, sakit-penyakit,
kemiskinan, kelaparan, musibah, kerugian dan
kebangkrutan dalam usaha, atau juga karena tidak
mempunyai kesempatan bekerja dan hidupnya tidak
layak. Saat sekarang ini dengan Pandemi Virus Covid-19
yang melanda dunia membuat banyak orang, juga kita,
mengalami penderitaan. Dalam situasi seperti ini,
hendaknya kita menaruh harapan kepada Tuhan, tidak
berputus asa. Dalam iman kita menaruh harapan seperti
sang pemazmur: Tuhan menyembuhkan orang-orang
yang patah hati dan membalut luka-luka mereka. Di awal
ibadah kita ini, mari kita berdiri dan memberikan
4
penghormatan Kitab Suci, dimana Allah hadir bersama
kita.
MENYADARI KEHADIRAN TUHAN Mazmur 80
P Kepada-Mu, ya Allah, kami mengangkat hati kami.
U Kepada-Mu, ya Allah, kami mengangkat hati kami.
P Ya Allah kami tidak pantas Enkau mengunjungi kami.
U Kepada-Mu, ya Allah, kami mengangkat hati kami.
P Kami condong mengulangi kata-kata Petrus, “Tuhan
tinggalkan kami karena kami ini orang berdosa!”
U Kepada-Mu, ya Allah, kami mengangkat hati kami.
P Namun apa jadinya kami jika kami Kautinggalkan?
Kepada siapakah kami akan pergi selain kepada-Mu!
U Kepada-Mu, ya Allah, kami mengangkat hati kami.
P Engkaulah keselamatan kami, Engkaulah Tanah Air kami!
U Kepada-Mu, ya Allah, kami mengangkat hati kami.
P Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang
segala abad. Amin.
P+U Kepada-Mu, ya Allah, kami mengangkat hati kami.
SERUAN TOBAT
P Marilah kita bersama-sama mengakui segala dosa dan
kekurangan kita, dalam Terang Sabda Tuhan.
P+U Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa dan
kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa
dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan
kelalaian.
Sambil menebah dada 3x
Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa.
Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan
Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan
kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada
Allah, Tuhan kita.
P Semoga Allah memandang dan memperhatikan kita.
Semoga Ia menunjukkan kerelaan hati-Nya serta
memberikan pengampunan dosa dan damai sejahtera
kepada kita.
U Amin.
TUHAN KASIHANILAH (dapat dinyanyikan)
P Tuhan, kasihanilah kami. U Tuhan, kasihanilah kami.
P Kristus, kasihanilah kami. U Kristus, kasihanilah kami.
P Tuhan, kasihanilah kami. U Tuhan, kasihanilah kami.
MADAH KEMULIAAN (didaraskan/bacakan)
P. Kemuliaan kepada Allah di surga.
U. Dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
P. Kami memuji Dikau.
U. Kami meluhurkan Dikau.
P. Kami menyembah Dikau.
U. Kami memuliakan Dikau.
P. Kami bersyukur kepada-Mu, kar'na kemuliaan-Mu yang besar.
U. Ya Tuhan Allah, Raja surgawi, Allah Bapa yang Mahakuasa.
P. Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang tunggal.
U. Ya Tuhan Allah, Anak domba, Allah Putra Bapa.
P. Engkau yang menghapus dosa dunia,
U. kasihanilah kami.
P. Engkau yang menghapus dosa dunia,
U. kabulkanlah doa kami.
P. Engkau yang duduk di sisi Bapa,
U. kasihanilah kami.
P. Kar'na hanya Engkaulah Kudus.
U. Hanya Engkaulah Tuhan.
P. Hanya Engkaulah mahatinggi, ya Yesus Kristus.
U. bersama dengan Roh Kudus dalam kemuliaan Allah Bapa.
Amin.
DOA PEMBUKA
P Marilah kita berdoa,
Allah yang kekal dan kuasa, Engkau mengenal semua
anak-Mu. Engkau mengetahui siapa yang tertimpa derita
dan kemalangan, siapa yang tertekan karena tidak
dihargai. Siapa yan terpukul karena mengalami pelbagai
kegagalan. Semoga dalam bertemu dengan Dikau, semua
orang yang menderita dan sengsara menemukan
kekuatan dan penghiburan, rahmat dan berkat. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang
hidup bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh
Kudus, Allah sepanjang segala masa.
U Amin.
LITURGI SABDA
BACAAN I (Ayb 7:1-4.6-7)
"Aku dicekam kegelisahan sampai dini hari."
L. Pembacaan dari Kitab Ayub:
Di dalam keprihatinannya Ayub berbicara kepada
sahabatnya, "Bukankah manusia harus bergumul di bumi,
dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? Seperti
seorang budak yang merindukan naungan, seperti orang
upahan yang menanti-nantikan upahnya, demikianlah
aku diberi bulan-bulan yang sia-sia, dan kepadaku
ditentukan malam-malam penuh kesusahan. Bila aku
pergi tidur, maka yang kupikirkan 'Bilakah aku akan
bangun'. Tetapi malam merentang panjang, dan aku
dicekam oleh kegelisahan sampai dinihari. Hari-hariku
berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa
harapan. Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan
nafas. Mataku tidak akan lagi melihat yang baik.
L. Demikianlah Sabda Tuhan