Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Jumat 5 Februari 2021: Peringatan Santa Agata: Pelihara Kasih Persaudaraan
Iman perlu dihayati dalam hidup setiap hari, di dalam tindakan-tindakan yang sederhana. Salah satunya ialah memelihara kasih persaudaraan.
Renungan Harian Katolik, Jumat 5 Februari 2021: Peringatan Santa Agata, Perawan dan Martir: Pelihara Kasih Persaudaraan (Markus 6:14-29)
Oleh: RD. Eman Kiik Mau
POS-KUPANG.COM - Iman perlu dihayati dalam hidup setiap hari, di dalam tindakan-tindakan yang sederhana. Salah satunya ialah memelihara kasih persaudaraan.
Kita memperlakukan orang lain sebagai mana kita diperlakukan. Dalam kasih persaudaraan, kita tidak lekas menghakimi yang melakukan kesalahan, tetapi tulus dalam memberikan teguran dan pengampunan.
Herodes dalam kisah Injil Markus hari ini kehilangan kasih persaudaraan di dalam dirinya. Ia bahkan tega mengambil Herodias, istri saudaranya. Herodes lalu memenjarakan Yohanes, sebab ia menegur tindakan itu dan menganggap itu tidak halal. Pada akhirnya, Yohanes dibunuh atas perintah Herodes.
Dari kisah Herodes hari ini kita peroleh 2 inspirasi:
Pertama, dalam pengalaman Herodes, kita menemukan kecenderungan umum manusia yang seringkali menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Kedua, kasih persaudaraan sejati tidak pernah berarti tanpa kritikan dan teguran. Yohanes berani kritik dan tegur Herodes, bukan karena ia membencinya. Kritik adalah ungkapan kasih dan perhatian yang tulus dari sesama.
Hari ini Gereja memperingati Santa Agata, Perawan dan Martir. Agata lahir di Katania, Pulau Sisilia pertengahan abad ketiga. Agata adalah seorang putri bangsawan kaya yang berkuasa di Palermo atau Katania, Sisilia. Penderitaannya sebagai seorang martir terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Decius, 249-251.
Penderitaan itu berawal dari peristiwa penolakannya terhadap lamaran Quintianus, seorang pegawai tinggi Kerajaan Romawi. Ia menolak lamaran itu karena ia telah berjanji untuk tetap hidup suci di hadapan Tuhan. Akhirnya ia ditangkap dan dipenjarakan dengan maksud untuk mencemari kesuciannya. Semua usaha picik itu sia-sia belaka.
Dengan bantuan rahmat Tuhan, Agata tetap menunjukkan dirinya sebagai mempelai Kristus yang teguh dan suci murni. Quintianus semakin berang dan terus menyiksa Agata hingga mati. Agata menghadapi ajalnya dengan perkasa dan menerima mahkota keperawanan dan kemartirannya pada tahun 250.
Karena dipercaya bahwa Agata mempunyai kekuatan untuk mencegah dan mengendalikan letusan-letusan gunung api di Sisilia ia dipermuliakan dan dihormati sebagai pelindung manusia dari ancaman-ancaman api.
Tuhan Yesus, rahmatilah kami untuk hidup dalam kasih persaudaraan satu sama lain. Santa Agata, doakanlah kami. Amin.*
Simak juga video renungan harian katolik berikut: