Kepala Badan BPBD TTU : Persoalan Paling Urgen di TTU adalah Bencana Kekeringan

angin kencang terparah di Kabupaten TTU telah terjadi pada bulan November dan Desember lalu

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/THOMAS MBENU NULANGI
Kepala BPBD Kabupaten TTU, Yosefina Lake. 

Kepala Badan BPBD TTU : Persoalan Paling Urgen di TTU adalah Bencana Kekeringan

POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU-- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten  Timor Tengah Utara (TTU) Yosefina Lake mengatakan, persoalan yang paling sering terjadi di Kabupaten TTU adalah kekeringan. Pasalnya, meskipun telah memasuki musim hujan sebagian besar masyarakat di Kabupaten TTU tetap kekurangan persediaan air bersih.

"Walaupun sudah hujan tetapi air tetap tidak ada,"ujarnya saat dihubungi POS-KUPANG.COM, Minggu, 31/01/2021.

Ia mengakui bahwa, angin kencang terparah di Kabupaten TTU telah terjadi pada bulan November dan Desember lalu. Pasalnya sekitar 70-an rumah rusak akibat angin kencang.

Menindaklanjuti persoalan ini, BPBD Kabupaten TTU merencanakam program penanggulangan kekeringan pada tahun 2021 dengan menyiapkan mobil tangki untuk subsidi air bersih bagi masyarakat hingga ke pelosok.

Ia menambahkan, BPBD TTU saat belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat hingga ke pelosok yang sulit dijangkau karena anggaran belum dicairkan.

"Mungkin nanti anggaran sudah bisa berjalan, kami akan membantu masyarakat yang membutuhkan air," pungkasnya.

Selain itu, tutur Yosefina, pihaknya juga menyediakan bak penampung air dan fiber. 

Lebih lanjut ia menerangkan, terkait pengadaan fiber, saat ini sudah ada anggaran yang dialokasi khusus untuk program tersebut. Oleh karena itu, BPBD lebih fokus pada pengadaan dan pennggulangan air bersih.

Sejak  awal Januari hingga saat ini, iklim di Kabupaten  TTU boleh dikatakan normal di Musim hujan. Namun tidak separah di daerah lain yang mana hujan deras disertai angin kencang dan longsor.

Ia kembali menegaskan bahwa, iklim ekstrim seperti angin kencang dan lain-lain di Kabupaten TTU terparah terjadi di bulan November dan Desember.

Baca juga: GARA-gara Aldebaran, Andin Depresi! Penasaran? Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini 1 Februari 2021

Baca juga: Begini Upaya PLN Atasi Pemadaman Listrik di Musim Hujan

Baca juga: Pater Remi Lantik Nong Raga Jadi Ketua Presidium PMKRI Cabang Maumere

Baca juga: Pemkab Manggarai Barat Data Bencana Alam di 12 Kecamatan

"Pada bulan itu (November dan Desember,red) banyak persoalan yang kita alami. Tetapi masuk di bulan Januari hingga saat ini, belum ada kerjadian yang signifikan," tutupnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon).

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved