Breaking News

Terkini Nasional

Kisah Kapolri Disebut Warga NU Cabang Nasrani, Jenderal Listyo Disambut Gelak Tawa Saat Tanya Status

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengaku, Kiai Happy Irianto Setiawan merupakan tokoh yang paling sering mendampinginya.

Editor: Benny Dasman
Istimewa
Jumat, 29 Januari 2021 22:01 zoom-inlihat fotoKisah Kapolri Disebut Warga NU Cabang Nasrani, Jenderal Listyo Disambut Gelak Tawa Saat Tanya Status Dok. Divisi Humas Polri Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo (tengah) dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (kiri) di Jakarta Pusat, Kamis (28/1/2021). Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Kisah Kapolri Disebut Warga NU Cabang Nasrani, Jenderal Listyo Disambut Gelak Tawa Saat Tanya Status, https://manado.tribunnews.com/2021/01/29/kisah-kapolri-disebut-warga-nu-cabang-nasrani-jenderal-listyo-disambut-gelak-tawa-saat-tanya-status?page=4. Editor: Finneke Wolajan 

Meski nonmuslim, saat nama Listyo Sigit Prabowo diumumkan DPR sebagai calon tunggal Kapolri, ulama kharismatik Banten Abuya Muhtadi Dimyathi memberi dukungan.

Hal itu merujuk saat Listyo Sigit Prabowo menjabat Kapolda Banten sejak 5 Oktober 2016 hingga 13 Agustus 2018.

Di Banten, kata dia, Listyo Sigit Prabowo mampu menciptakan kondisi dan situasi aman tanpa gejolak.

Tak hanya itu, Listyo Sigit Prabowo juga sangat dekat dengan masyarakat termasuk para ulama.

"Tugas utama dia terus amankan negara ini. Insyaallah mampu.

Kalau beliau jadi (Kapolri) saya di belakangnya dan sebatas penguat saja.

Saya ikut bagaimana keputusan pusat saja," kata Abuya Muhtadi kepada wartawan, Jumat (15/1/2021).

Sementara Abuya Murtadho, adik Abuya Mutahdi mengungkapkan hal yang sama.

Menurut dia, selama berdinas di Provinsi Banten, Listyo Sigit Prabowo bekerja sangat baik dan mampu merangkul semua golongan.

Bahkan Listyo Sigit Prabowo sempat menginstruksikan seluruh jajaran Polda Banten untuk membaca kitab kuning.

"Itu bagus," ujarnya.

Dengan sikap tersebut, dia berharap seluruh polisi di Indonesia bisa mengikuti jejak Sigit saat memimpin provinsi yang terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1.273 desa itu.

"Seandainya polisi-polisi dan jenderal-jenderal seperti Pak Sigit pasti bener.

Nah, saya tidak tahu lagi setelah Pak Sigit pindah apakah program tersebut masih berjalan atau tidak," tandasnya.

Di akhir pembicaraan, Abuya Murtadho berdoa yang terbaik untuk jenderal kelahiran Ambon tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved