Lansia Asal Nagekeo Meninggal di RUSD Ende, Mau Dibawa ke Nangaroro Tapi "Ditolak"
AS ke RSUD Ende untuk memeriksakan diri sekitar pukul 10.00 Wita, dengan keluhan sesak nafas dan batuk.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Lansia Asal Nagekeo Meninggal di RUSD Ende, Mau Dibawa ke Nangaroro Tapi "Ditolak"
POS-KUPANG.COM | ENDE -- Seorang wanita lanjut usia (lansia) berinisial AS (65) asal Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo meninggal di RSUD Ende, Senin (25/1/2021).
Direktris RSUD Ende, dr. Aries Dwi Lestari dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, membenarkan AS meninggal dunia di RSUD Ende, sekitar pukul 17.30 Wita.
Dokter Aries menuturkan, AS meninggal dengan status probable karena positif swab antigen.
Dia jelaskan, AS ke RSUD Ende untuk memeriksakan diri sekitar pukul 10.00 Wita, dengan keluhan sesak nafas dan batuk.
"Dia datang pukul 10.00, meninggal pukul 17.30. Punya penyakit bawaan yakni Diabetes Melitus dan hipertensi," kata dokter Aries.
Terkait lokasi pemakaman, pihak keluarga sempat meminta agar AS diantar dan dimakamkan di Nangaroro.
Dokter Aries mengatakan, jika mau diantar dan dimakamkan di Nangaroro, pihaknya siap untuk mengantar, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Sebaliknya, jika mau dimakamkan di Ende, pihaknya juga siap.
"Kita mau bantu, tidak peduli warga mana. Kami siap mengantar dengan mobil jenazah RUSD Ende dan jenazah sudah sesuai protokol kesehatan," kata Dokter Aries.
Pihak keluarga dan Assisten I Setda Ende Abraham Badu lalu berkoordinasi dengan Dinkes Nagekeo dan Camat Nangaroro, terkait permintaan keluarga tersebut.
Namun, menurut Abraham, camat Nangaroro menolak jenazah dimakamkan di Nangaroro. "Sudah koordinasi tapi camatnya tolak," kata Abraham.
Oleh karena itu, disepakati bersama pihak keluarga jenazah dimakamkan di Ende. Jenazah akhirnya dimakamkan di pemakaman umum Ae Mbambu.
Camat Nangaroro, Gaspar Taka, dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, membantah dirinya menolak jenazah AS.
Menurutnya keputusan dimakamkan di Ende merupakan keputusan keluarga AS, dengan beberapa pertimbangan.
Namun, di sisi lain, Gaspar katakan, jika dimakamkan di Nangaroro maka akan menemui banyak kendala, salah satunya soal peralatan. Peralatan yang dimaksud Gaspar, yakni eksavator untuk menggali kubur.
Menurutnya, eksavator cukup jauh dari lokasi, sementara itu tronton untuk mengangkut eksavator tengah berada di Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo.
Gaspar juga mengaku was-was karena belum tau persis apakah masyarakat setempat menolak jenazah atau tidak.
"Saya sebagai camat terima tetapi masyarakat ini kan kita tidak tau, apalagi tengah malam dan langsung kubur, kita mau kerahkan orang bagaimana," kata Gaspar.
Baca juga: GEGARA Adegan Aldebaran Bonceng Andin Pakai Moge, Rating Ikatan Cinta RCTI Pecahkan Rekor Lagi, Wow!
Baca juga: 7 Tips Praktis Mengatasi Kulit Berjerawat
Baca juga: Baca Lafaz Sunnah Rasulullah Ini Supaya Hidup Penuh Berkah dan Diberikan Keselamatan Sepanjang Hari
Baca juga: Begini Caranya Mengatasi Mual dan Muntah di Awal Kehamilan
Hal lain, kata Gaspar, soal protokol kesehatan. Dia mengaku tidak mengetahui secara pasti bagaimana protokol kesehatan penanganan pasien probable. "Apakah bisa bawa ke sini atau dikuburkan di Ende saja," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti)