Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Senin 25 Januari 2021, Pesta Bertobatnya St. Paulus: MELAKSANAKAN PERINTAH

Umumnya perintah diberikan oleh orang yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah; atasan kepada bawahan, pimpinan kepada anggota.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik, Senin 25 Januari 2021, Pesta Bertobatnya St. Paulus: MELAKSANAKAN PERINTAH (Markus 16:15-18)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Perintah adalah sebuah suruhan; perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu. Umumnya perintah diberikan oleh orang yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah; atasan kepada bawahan, pimpinan kepada anggota.

Sifat dari perintah adalah imperatif, harus dilaksanakan, karena memiliki urgenitas dan kemendesakan. Katakanlah ada tugas atau urusan yang dipandang penting dan mendesak untuk dilaksanakan atau dilakukan.

Penginjil Markus berkisah bahwa setelah bangkit, Yesus menampakkan diri kepada kesebelas murid dan memberi perintah kepada mereka. Inti pokoknya terletak dalam kata-kata berikut, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Mrk 16:15).

Hemat saya, ungkapan itu kiranya bisa dibaca setidaknya dalam dua pengertian ini. Pertama, kata-kata itu merupakan Sabda perutusan. Lantaran sudah tinggal dan hidup bersama Dia sekian tahun, sudah diajar dan dididik secara intens sekian lama, saatnya para murid harus diutus untuk menjalankan tugas, mengamalkan apa yang sudah diajarkan. Apalagi Dia akan kembali ke surga, maka para murid bertugas untuk melanjutkan karya perutusan-Nya.

Agaknya dunia pendidikan akrab dengan perutusan. Setelah para murid dididik, diasuh dari tahun pertama hingga tahun terakhir, dari tingkat dasar sampai tingkat mahir, para guru, coach atau tutor akan mengutus mereka, melepaskan mereka ke tengah dunia pengabdian, dunia karya. Dalam acara wisuda yang sekarang ini juga akrab dibiasakan untuk anak-anak TK, ada kata-kata pelepasan yang bermakna perutusan bagi para murid yang barusan tamat.

Di lingkungan ordo, konggregasi juga terbiasa dengan acara perutusan seperti ini. Para misionaris yang akan dikirim bertugas ke tanah misi, akan menerima salib misi diiringi kata-kata perutusan oleh pimpinannya.

Kedua, kata-kata itu sesungguhnya juga bermakna perintah yang bersifat imperatif. Perintah itu diberikan, selain karena di dalamnya terkandung kepentingan, tapi bisa juga lantaran tugas itu tidak dijalankan, atau memang dijalankan tapi tidak tuntas, tidak optimal. Makanya ada suruhan atau tegasnya perintah yang tertuang dalam kata kerja "pergilah", "beritakanlah".

Pengertian yang terakhir berkandung perintah ini kiranya juga tertuju kepada kita. Harus diakui kita memang sudah menjalankan tugas Sang Guru untuk pergi bertugas, tapi terkadang perginya kita tak sepenuh hati, tugas yang kita jalankan belumlah tuntas, kurang optimal.

Kita memang pergi memberitakan Injil, Kabar Baik, tapi baru sebatas kalangan kerabat, orang-orang yang kita kenal. Ada rasa cemas, takut yang menghantui diri kita, sehingga belum menjangkau tetangga, komunitas lain. 

Dalam konteks ini, seluruh dunia bermakna simbolik, melambangkan seluruh jagat, melingkupi segenap bidang, menjangkau semua orang dan menyentuh segenap makhluk.

Kita tahu bahwa ada teman yang menjadi penyayang binatang. Ada rekan yang membaktikan diri untuk merawat tanaman, mengelola terumbu karang. Kita kagum dengan sahabat yang luwes bergaul dan terlibat dalam aksi lintas iman.

Masih banyak lagi contoh dan teladan hidup yang secara kasat mata terlihat jelas di hadapan kita. Maka kita ingin dan bertekad serius merenungkan lebih dalam dan menemukan aplikasi konkret kata-kata perintah Sang Guru untuk kita hari ini, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk". *

Simak juga video renungan harian katolik berikut:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved