Dubes Jinangkung : Wartawan Harus Dorong Persatuan Untuk Atasi Covid

tokoh agama seperti Paus Fransiskus dan Paus Emeritus Benediktus dan lain-lain sudah memberi contoh dengan melakukan vaksinasi.

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Dubes Jinangkung : Wartawan Harus Dorong Persatuan Untuk Atasi Covid
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Dubes RI untuk Tahta Suci Vatikan, L Amrih Jinangkung

Dubes Jinangkung : Wartawan Harus Dorong Persatuan Untuk Atasi Covid

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Dunia termasuk Indonesia tengah menghadapi cobaan yang sangat berat yakni, pandemi Covid-19 yang memukul seluruh sendi-sendi kehidupan. Semua pihak yang dimotori wartawan tanpa terkecuali harus bersatu mencurahkan perhatian, tenaga dan pikiran untuk dapat mengatasi pandemi dan dampaknya di segala bidang. Perpecahan hanya akan semakin memperlemah sehingga semakin sulit kita menghadapi bahaya dan serangan pandemi.

Demikian dikemukakan Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan Laurentius Amrih Jinangkung dalam sambutannya di acara Buka Tahun Bersama PWKI (Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia) dari Roma, Sabtu (23/1) sebagaimana rilis yang diterima POS-KUPANG.COM

Acara yang bertema “Mempererat Ikatan NKRI di Tengah Pandemi” ini diikuti sekitar 250 anggota PWKI secara live streaming di Jakarta dan sejumlah kota dari Sabang sampai Merauke. 

“Saya menyambut baik tema acara kali ini sangat tepat karena memang sangat diperlukan persatuan dan kesatuan di tengah cobaan yang berat kali ini. Perpecahan hanya akan semakin memperlemah kita dari dalam, sehingga semakin sulit menghadapi bahaya dan serangan pandemi dari luar,” ujar Amrih Jinangkung.

Amrih meyakini, memupuk persatuan, mempererat ikatan akan semakin memperkuat kita menghadapi cobaan apapun, termasuk pandemi Covid-19. 

Ia menambahkan bahwa setiap warga negara bisa memberikan kontribusi masing-masing melalui cara mereka sendiri-sendiri untuk semakin mempererat ikatan NKRI. 

“Wartawan, dalam hal ini adalah profesi istimewa yang memiliki peran dan kontribusi yang justru penting untuk mempererat ikatan NKRI di tengah pandemi ini,” katanya. 

Amrih mengharapkan para wartawan, dalam tulisan-tulisan dan narasinya, dapat menyebarkan energi positif. Warta yang ditulis secara profesional dan bertanggungjawab akan memberikan kesejukan di tengah masyarakat.

Penanganan Covid-19 di Indonesia, isu vaksin dan lain-lain, lanjut Amrih, memberikan gambaran betapa perlunya menyebarkan energi positif ke tengah-tengah masyarakat. Memang banyak fakta yang membuat sedih terkait Covid-19, misalnya jumlah penderita dan korban yang meninggal. Tetapi banyak pula fakta-fakta positif, bahkan sangat positif yang terjadi. 

“Namun demikian, kalau kita baca terutama di media sosial, kita bisa lihat betapa mudah dan cepatnya orang-orang membuat judgement negatif. Dan hal negatif ini yang lebih banyak berseliweran, membuat gaduh, masyarakat bingung, dan cepat menguras energi kita semua,” ucap Amrih.

Diuraikan lebih lanjut oleh Dubes Amrih, jargon para wartawan, biasanya “bad news is good news”. Dalam hal ini, ada tantangan terhadap nurani dan profesionalisme para wartawan untuk men-define, menilai how bad is bad, how good is good. Sesuatu itu apakah bad atau good, biasanya relatif. Bahkan kadang perlu pembanding untuk menentukan sesuatu baik atau tidak. Perlu parameter jelas dan obyektif untuk menentukan sesuatu jelek, atau baik.

“Terlepas apakah baik atau buruk, selama masih berita faktual lebih bisa dipertanggungjawabkan. Tetapi kalau sudah judgement, ceritanya akan menjadi lain. Dan ini yang lebih sering kita lihat berseliweran di media sosial, misalnya dalam kasus vaksin,” ucapnya.

Lebih jauh terkait vaksin Covid-19, Dubes menyampaikan beberapa hal. Pertama, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac “halal dan suci”. Kedua, Vatikan juga sudah menyatakan bahwa vaksin Covid-19 morally acceptable, dapat diterima secara moral.

Ketiga, Banyak tokoh dunia maupun nasional, termasuk para pemimpin pemerintahan seperti Presiden Jokowi, Presiden AS Joe Biden, tokoh agama seperti Paus Fransiskus dan Paus Emeritus Benediktus dan lain-lain sudah memberi contoh dengan melakukan vaksinasi.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved