Laut China Selatan

Tentara Amerika Serikat Terus Berada di Laut China Selatan, Beijing Beri Peringatan Keras, Ada Apa?

Tentara Amerika Serikat Terus Berada di Laut China Selatan, Beijing Beri Peringatan Keras, Ada Apa?

Editor: Gordy Donofan
https://williambowles.info/
Kapal Perang di Laut China Selatan beberapa waktu lalu 

Tentara Amerika Serikat Terus Berada di Laut China Selatan, Beijing Beri Peringatan Keras, Ada Apa?

POS-KUPANG.COM -- Tentara Amerika Serikat Terus Berada di Laut China Selatan, Beijing Beri Peringatan Keras, Ada Apa?

Meningkatnya kehadiran militer Amerika Serikat (AS) di wilayah Asia-Pasifik, dengan jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, meningkatkan risiko terjadinya gesekan dengan militer China di kawasan, seorang pejabat senior China mengatakan hal tersebut pada hari Selasa seperti dilansir AFP, Selasa (23/6).

Baca juga: Usai Presiden Joe Biden Dilantik Pria Asal Medan Ini Sampaikan Pesan Bhineka Untuk Dunia, Siapa Sih?

Baca juga: Kapal Induk AS Theodore Roosevelt Masuki Laut China Selatan, Pesawat Tempur China Ancam Taiwan

Baca juga: Tuan Guru Bajang Didatangi Sandiaga Uno, Bahas Prospek Pariwisata NTB, Ini Doa Netizen untuk TGB

Ketegangan antara dua negara superpower ini meningkat di berbagai bidang sejak Presiden AS Donald Trump berada di pucuk  kekuasaan pada 2017, dimana kedua negara melenturkan saling otot diplomatik dan militer mereka.

Operasi reguler angkatan laut AS di Laut China Selatan untuk menjamin kebebasan navigasi, merupakan tempat di mana China dan negara-negara tetangganya saling bersaing memperebutkan wilayah tersebut.

Hal ini telah membuat Beijing berang dan dalam sejumlah kesempatan angkatan laut China biasanya memperingatkan kapal-kapal AS.

Sementara itu, Beijing juga telah membuat marah negara-negara lain karena membangun pulau-pulau buatan dengan instalasi militer di beberapa tempat di Laut China Selatan.

Presiden Institut Nasional Studi Laut China Selatan, Wu Schicun, sebuah lembaga think tank China, mengatakan, pengerahan militer AS secara besar-besaran di kawasan Asia Pasifik belum pernah terjadi sebelumnya.

ILUSTRASI. (L-R) Amphibious assault ship USS America, Royal Australian Navy helicopter frigate HMAS Parramatta, guided-missile destroyer USS Barry and guided-missile cruiser USS Bunker Hill conduct officer of the watch manoeuvres in the South China Sea, in this Apri (amazonenews)
Karena itu, kemungkinan terjadinya insiden militer atau tembakan yang tak disengaja meningkat.

"Jika krisis meletus, dampak pada hubungan bilateral akan menjadi bencana besar," ucapnya.

Dalam sebuah laporan yang dipresentasikannya, Wu mengatakan, AS telah mengerahkan 375.000 tentara dan 60% dari kapal perangnya di kawasan Indo-Pasifik. Dimana tiga kapal induk AS telah dikirim di kawasan ini.

Sebagai perbandingan, selama delapan tahun masa jabatan Presiden AS Barack Obama, angkatan laut AS hanya melakukan empat kali operasi kebebasan navigasi di wilayah tersebut.

Sementara selama masa pemerintahan Trump yang belum genap empat tahun, sudah ada 22 kali operasi kebebasan navigasi yang dilakukan angkatan laut AS.

Untuk itu, ia menyarankan agar kedua militer harus meningkatkan komunikasi untuk mencegah kesalahpahaman strategis dan salah perhitungan.

Selain itu, pertemuan militer tingkat tinggi harus dilanjutkan, saluran telepon langsung harus dibuka dan manuver angkatan laut bersama harus dilakukan, katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved