Penerimaan Bea dan Cukai Provinsi NTT Hingga Akhir Tahun 2020 Capai 139.5 persen

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Dalam pemaparan tentang kinerja APBN triwulan IV 2020 yang digelar secara virtual pada Kamis (20/01/2021), di gedung Keuangan Provinsi NTT, Dirjen Bea dan Cukai NTT yang diwakili oleh Irwan, target penerimaan Bea dan Cukai di Provinsi NTT sampai dengan akhir tahun 2020 mencapai 139.5 persen.

Hasil ini diperoleh dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) B Atambua, KPPBC TMP C Kupang dan Maumere.

Ditahun 2018 Bea Masuk ditargetkan sebesar 6.446.500.000 dan terealisasi sebesar 7.482.679.540. Cukai ditargetkan sebesar 270.000.000 dan terealisasi sebesar 525.800.800. Total target Bea Masuk dan Cukai ditahun 2018 adalah 6.716.500.000 dan terealisasi sebesar 8.004.480.340.

Baca juga: Wabup Army Dukung Pemekaran Desa Sutual

Tahun 2019 Bea Masuk ditargetkan sebesar 1.614.142.000, terealisasi sebesar 1.815.080.500. Cukai ditargetkan sebesar 497.475.000 dan terealisasi sebesar 1.124.224.800. Total Bea Masuk dan Cukai ditahun 2019 adalah sebesar 2.111.617.000 dan terealisasi sebesar 2.939.305.300.

Sementara tahun 2020 Bea Masuk ditargetkan sebesar 932.116.000 dan terealisasi sebesar 1.294.154.290. Bea Cukai ditargetkan sebesar 502.453.000 dan terealisasi sebesar 708.562.400. Total target Bea Masuk dan Cukai pada tahun 2020 adalah sebesar 1.434.569.000 dan terealisasi sebesar 2.002.716.690.

Baca juga: Wilayah Lelak dan Rahong Utara di Manggarai Diperkirakan Diguyur Hujan Disertai Petir

Terkait kinerja penerimaan, KPPBC Atambua mengalami penurunan penerimaan dari kegiatan impor karena adanya penutupan di pintu perbatasan Indonesia - Timor Leste. Pihak Timor Leste hanya membuka pintu perbatasan pada hari Rabu dan Sabtu sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Sementara KPPBC Kupang, terjadi peningkatan penerimaan Bea Masuk dari impor barang kirimkan melalui kantor Pos dengan adanya perubahan batas nilai pembebasan Bea masuk atas barang kiriman dari USD 75 menjadi USD 3 per kiriman sesuai dengan PMK-199/PMK.010/2019 yang berlaku mulai 30 Januari 2020.

Sedangkan KPPBC Maumere terjadi pemindahan rencana kegiatan impor dari negara Cina ke Maumere karena adanya pandemi Covid-19.

Dalam rangka pemulihan ekonomi negara (PEN) di NTT, KPPBC TMP B Atambua melakukan kegiatan, salah satunya adalah kegiatan sosialisasi, asistensi, dan edukasi kepada para pengusaha mebel, agar melakukan kegiatan ekspor dan dokumen pendukung kegiatan ekspor karena pasar mebel di Timor Leste masih sangat terbuka.

Sedangkan KPPBC TMP C melakukan beberapa kegiatan seperti peningkatan ekspor produk perikanan dan kelautan dengan cara memberikan asistensi dan pembinaan kepada PT. Martsyaraja Arnawa Stambhapura mulai dari pembangunan pabrik sampai terjadinya proses ekspor perdana melalui udara pada bulan Juni 2020, melakukan kerjasama dan koordinasi dengan BKIPM, Dinas Perikanan dan Kelautan, Garuda, Pelindo, Meratus, Angkasa Pura I dan lain - lain, menyelenggarakan Klinik ekspor dan asistensi kepada eksportir dan calon eksportir, koordinasi dengan karantina ikan terkait perijinan Asap, SKA dan proses staping.

Gerakan dukung pengusaha dan pemerintah dalam menumbuhkan dan meningkatkan ekspor seperti membentuk Klinik ekspor dan melakukan pelatihan kepada Pegawai terkait tata laksana ekspor dan modul PEB, menyelenggarakan asistensi, sosialisasi, dan pelatihan tentang tatalaksana ekspor, modul PEB dan pembuatan katalog produk kepada pengusaha UMKM.

Selain itu juga melakukan asistensi kepada para pengusaha eksportir hasil laut terkait tatalaksana ekspor dan pelatihan modul PEB, menyelenggarakan sosialisasi dan koordinasi dengan pihak pelayaran, instansi terkait dan pemerintah Kabupaten untuk mendorong ekspor di Pulau Flores.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi)