Berita Kota Kupang Terkini

Di KOTA KUPANG, Satu Pasien Demam Berdarah Meninggal Dunia, di Awal Tahun 2021 Terjadi 61 KasusDBD

Sejak Januari 2021 Dinas Kesehatan Kota Kupang mencatat ada 61 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dari total tersebut, satu pasien meninggal d

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Ferry Ndoen
Net
Nyamuk 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Sejak Januari 2021 Dinas Kesehatan Kota Kupang mencatat ada 61 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dari total tersebut, satu pasien meninggal dunia di awal tahun ini.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberatasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kupang, Sri Wahyuningsi, Selasa (19/1), menyampaikan data terakhir kasus DBD selama Januari sampai saat ini  ada 61 kasus dan satu kematian.
Sri menjelaskan satu  kasus kematian ini merupakan anak-anak dan masih dilakukan pengecekan data secara  jelas.

Dijelaskannya, kunci utama untuk memutuskan mata rantai DBD adalah keluarga. Dengan kondisi saat ini, dimana semua dianjurkan agar lebih banyak berdiam diri di rumah, maka masyarakat memiliki lebih banyak waktu untuk membersihkan lingkungan  rumah melalui gerakan 3M yang selalu disosialisasikan di masyarakat.

Kata Sri, untuk DBD dan Covid-19, prinsipnya sama, seperti mejaga kebersihan, 5M, menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi  mobilitas.

"Sama juga dengan 3M, menguras tempat  penampungan air, mengubur barang bekas, dan menutup tempat  penampungaan air,” ujarnya.

Disampaikannya kasus DBD  terbanyak berada pada wilayah Maulafa, yang menjadi wilayah pelayanan dari dua puskesmas yaitu puskesmas Penfui dan  Sikumana. "Kami sudah meminta agar semua puskesmas untuk waspada, karena semua wilayah berpotensi untuk terjadi kasus DBD,” kata Sri.

Baca juga: GEMPA DI MAJENE DAN MAMUJU SULBAR: Presiden Joko Widodo Naik ke Puing Bangunan KantorGubernurAmbruk

Diakuinya, ketersediaam abate di Dinas Kesehatan sendiri ada 90 galon, satu galon berisi 25 kilogram. Artinya untuk ketersediaan abate sangat cukup untuk diberikan kepada  masyarakat.

“Tetapi yang perlu dimengerti oleh masyarakat adalah fogging tidaklah efektif untuk mengatasi DBD, yang  paling penting Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN, dan juga pemantauan jentik nyamuk harus berjalan baik,” tuturnya.
Menurutnya, jika pemberantasan sarang nyamuk di setiap rumah dilakukan dengan disiplin dan pemantauan jentik nyamuk  oleh kader itu berjalan baik, maka masalah DBD bisa diatasi.

Baca juga: PESAWAT SRIWIJAYA AIR JATUH: CCTV Perlihatkan Pilot Sriwijaya Afwan Interaksi Pria Berpakaian Putih

Lanjutnya, di sekitar rumah dengan radius 200 meter, jika ada barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk, wajib untuk dibersihkan, karena nyamuk bisa terbang dengan radius 200 meter, sehingga perlu dibersihkan secara keseluruhan.

Bila dibandingkan data DBD awal tahun ini dengan tahun 2020 kemarin, data tahun 2020 lebih banyak dari tahun ini. 
"Tetapi kami masih terus melakukan upaya pencegahan, agar diharapkan angka ini jangan bertambah," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati).

Sri Wahyuningsi
Sri Wahyuningsi (POS KUPNG.COM/YENI RACHMAWATI)
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved