Bagaimana Biden menghadapi China, Lanjut Kebijakan Luar Negeri Trump? Ketegangan Dengan China Naik?
Bagaimana kebijakan luar Negeri setelah Biden menjadi Presiden AS? Akankah Biden Melanjutkan Kebijakan Luar Negeri Trump Terkait Taiwan dan China?
Bagaimana kebijakan luar Negeri setelah Biden menjadi Presiden AS? Akankah Biden Melanjutkan Kebijakan Luar Negeri Trump Terkait Taiwan dan China, Ketegangan Makin Meningkat?
POS-KUPANG.COM - Hanya menghitung hari, Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat.
Saat ini, ketegangan antara China dan AS terus meningkat.
Ketegangann kedua negara ini bermula karena kebijakan luar negeri dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Di mana trump mendukung Taiwan dalam perselisihan pahitnya dengan Beijing.
Lalu pada pekan lalu Menteri Luar Negeri Mike Pompeo membatalkan semua protokol terkait komunikasi dengan Taiwan.
Dan ini langsung membuat marah Beijing lebih lanjut.
Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (13/1/2021), China menuntut AS berhenti mencampuri urusan dalam negerinya.
Sementara Pompeo bersikeras bahwa Washington akan melanjutkan dukungannya untuk Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Beijing berpendapat bahwa Taiwan harus bersatu kembali dengan China, sebuah langkah yang ditentang keras oleh warga Taiwan.
Dan menurut Ross Feingold, direktur pengembangan bisnis di firma keamanan SafePro Group, Joe Biden akan menemui kesulitan dengan menyulap kebijakan Taiwan dan China.
"Pemerintahan Biden pasti akan bergumul dengan pelaksanaan hubungan dengan Taiwan."
"Selama empat tahun terakhir, pemerintahan Trump telah mengambil banyak langkah untuk benar-benar terlibat dengan Taiwan dengan cara yang sama."
"Seperti Amerika Serikat akan terlibat dengan negara asing lainnya meskipun mereka masih belum menggunakan terminologi atau memiliki hubungan diplomatik formal."
Meskipun ada kekhawatiran bahwa Biden dapat melonggarkan kebijakan dalam pertikaian yang semakin meningkat, Feingold mengatakan kepada Squawk Box Asia CNBC bahwa ia sebenarnya dapat melanjutkan retorika agresif yang ditetapkan oleh Trump.