Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Rabu 13 Januari 2021: POPULARITAS
Sejak tampil sebagai orang yang berkuasa, Yesus langsung menjadi tenar, menjadi bahan pembicaraan khalayak ramai.
Renungan Harian Katolik, Rabu 13 Januari 2021: POPULARITAS (Markus 1:29-39)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Sejak tampil sebagai orang yang berkuasa, Yesus langsung menjadi tenar, menjadi bahan pembicaraan khalayak ramai.
Bisa dibayangkan, seandainya teknologi informasi dengan kedahsyatan medsos sudah seperti sekarang, mungkin berita tentang Dia so pasti menjadi viral. Dirinya dijadikan topik pembicaraan di twitter, facebook. Perkataan dan ajaran-Nya dijadikan status dan diposting dalam grup-grup whatsapp. Tak tahu berapa banyak youtuber yang membuat video dan mengejar subscribe.
Tapi tempo itu dunia belum semaju sekarang. Penginjil Markus hanya memberi catatan singkat, "Tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh daerah Galilea". Tentu kabar tentang diri-Nya disebarkan oleh dan dari mulut ke mulut.
Catatan Markus lebih lanjut mempertegas fakta ketenaran Yesus. Di kala Yesus bertandang ke rumah Simon dan Andreas di Kapernaum dan menyembuhkan ibu mertua Simon dari sakit demamnya, "Berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu" (Mrk 1:33). Halaman di muka rumah Simon dipenuhi massa. Mereka datang membawa semua orang yang menderita sakit dan kerasukan setan dan semuanya disembuhkan oleh Yesus.
Namun rupanya Yesus tak mau "terjebak" dalam ketenaran. Ia tidak terbuai oleh euforia sanjungan dan popularitas. Di lain sisi, Ia tak mau orang banyak salah persepsi, keliru dalam memandang diri-Nya. Ia tak mau orang hanya melihat diri-Nya sebagai seorang tabib, dokter, atau dukun.
Lebih jauh, Ia mau agar orang harus tahu bahwa kehadiran diri-Nya dan perbuatan baik apa pun yang Ia lakukan sesungguhnya harus diletakkan dan dipahami dalam bingkai perkataan di awal pewartaan-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil" (Mrk 1:15).
Ada orang memang sengaja mencari popularitas, karena pekerjaan dan kariernya sangat berkaitan, bahkan bergantung pada popularitas. Ada orang sangat menyukai dan mencintai popularitas. Sepertinya ia menikmati dan berbahagia dengan popularitas.
Ada yang menggapai popularitas karena bakat, talenta, ilmu, karya dan prestasi yang ditorehkannya. Ada juga yang mencari popularitas dengan melakukan hal-hal yang sangat aneh, konyol, bahkan ekstrem.
Siapa pun bisa jadi populer dalam lingkup kampung; bisa menjadi sangat populer di tingkat global.
Seorang bijak berpesan, "Mendewakan dan memburu popularitas bagaikan semut yang terpukau saat melihat genangan madu". Mengikutinya Lee Kuan Yew berkata, "Aku tak pernah terlalu mempedulikan atau terobsesi dengan polling popularitas atau polling opini. Kupikir pemimpin yang mempedulikan hal semacam itu adalah pemimpin yang lemah. Jika kau masih mengkhawatirkan apakah ratingmu naik atau turun, maka kau bukanlah pemimpin. Kau hanya menunggang angin, pergi ke mana pun ia membawa. Dan aku berada di sini bukan untuk itu".
Memang benar, kita dilahirkan menjadi manusia dan untuk memanusiakan. Hidup dari pagi hingga malam terbentang ruang dan waktu. Di dalamnya terlangkah kaki dan perjuangan menapak peristiwa dan kejadian. Bisa jadi tergapai popularitas, tapi bukan demi popularitas, melainkan demi menjadi manusia yang bermakna, yang kaya arti.
Yesus meninggalkan jejak-Nya untuk diikuti. Pada saat disanjung orang dan dikenali oleh setan-setan, "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana" (Mrk 1:35). Ia sadar bahwa Ia harus menentukan langkah antara dua kemungkinan: membiarkan diri-Nya disanjung dan tergoda atau konsisten pada tujuan sejati dari perutusan-Nya. Untuk itu Ia harus bertemu Bapa-Nya, agar Ia tetap tahu apa yang menjadi kehendak Bapa dan tidak membiarkan diri-Nya dikuasai oleh kehendak orang.
Saat diberitahu bahwa semua orang mencari-Nya, Ia melangkah pergi ke tempat lain. Ini alasan-Nya, "... supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang" (Mrk 1:38). Ia konsisten pada misi-Nya dan tetap teguh melaksanakannya. *
Simak juga renungan harian katolik berikut: