Cerita Risma Sejak Jadi Mensos Ini Yang Berubah& Harus Dilakukan Sampai Berani Sumpahdengan Al-Quran
Cerita Risma Sejak Jadi Mensos Ini Yang Berubah, Harus Dilakukan Agar Tak Dimarahi Hingga Berani Sumpah dengan Al-Quran
Cerita Risma Sejak Jadi Mensos Ini Yang Berubah, Harus Dilakukan Agar Tak Dimarahi Hingga Berani Sumpah dengan Al-Quran
POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini mengakui ada yang berubah setelah dia menjadi menteri.
Risma menceritakan berbagai perubahan yang ia alami sejak menjabat sebagai menteri.
Mantan Wali Kota Surabaya itu menuturkan, suaranya hampir habis karena sering berteriak dan marah saat menjalankan tugasnya.
"Tiap hari saya marah, makanya suara saya habis bukan karena apa-apa, tapi saya teriak terus. Tapi harus saya lakukan, daripada saya dimarahi Bapak, Ibu (angggota DPR) di sini," kata Risma, dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Rabu (13/1/2021).
Risma juga mengaku sempat mengalami tekanan darah tinggi 170 mmHg karena tugas yang diembannya tidaklah mudah.
"Saya kemarin sampai saya cek tekanan darah, enggak pernah 170, saya pulang kepala saya panas sekali, jadi sekali lagi saya mencoba, bagaimana pun tidak bisa bergerak seenaknya," ucap Risma.
Dalam rapat tersebut, Risma memaparkan sejumlah kendala terkait penyaluran bantuan sosial (bansos) yang belum optimal.
Salah satunya karena kendala Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang tidak lengkap.
Persoalan selanjutnya, DTKS tersebut tidak terkoneksi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK).
"Ini sekarang jadi konsentrasi saya dengan daerah untuk melengkapi, karena data tidak terkoneksi dengan NIK, sekarang ini jadi PR kami," kata Risma.
Kemudian, Risma mengatakan, tidak tercapainya target penyaluran bansos juga disebabkan kondisi geografis dan cuaca ekstrem di beberapa daerah.
Akibatnya, penyaluran bansos terhambat.
"Kendala pelaksanaan bansos bagi KPM PKH karena geografi dan cuaca ekstrem di beberapa daerah nanti akan kami jelaskan bagaimana kami mengatur strategi supaya daerah-daerah yang sulit bisa dilaksanakan," ucapnya.
Selain itu, Risma menuturkan bahwa kementeriannya sudah berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung,
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri untuk ikut memantau proses penyaluran bansos agar tidak terjadi penyelewengan.
"Nanti setiap kali jalan, saya sudah buat surat ke Kejaksaan Agung, Kepolisian, KPK, untuk mengawal kami," pungkasnya.
Tak Ada Niat Blusukan
Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini mengaku tak ada niat blusukan atau mencari gelandangan atau tuna wisma di jalan.
Risma mengaku, sudah terbiasa melakukan kegiatan sejak pagi hari dan menemukan pemulung di tepi jalan.
"Jadi tidak ada niat, demi Allah, saya berani disumpah dengan Al-Quran saya tidak pernah niat blusukan atau cari-cari, tapi itu saya temukan di jalan," kata Risma dalam rapat kerja Komisi VIII DPR secara virtual, Rabu (13/1/2021).
Risma mengatakan, pemulung yang ditemukannya kadang mengaku belum makan dan belum menerima bantuan sosial dari pemerintah.
"Kalau saya tanya kamu sudah makan atau belum, itu kan kewajiban saya sebagai manusia. Dan itu betul makan kadang sampai dua piring," ujarnya.
"Dan ada mereka yang tidak punya rumah hanya karena mereka tidak punya alamat, mereka tidak dapat bantuan," sambungnya.
Oleh karenanya, Risma menginginkan para pemulung tersebut mendapatkan bantuan sosial.
Hal itu dilakukan dengan melakukan pendataan oleh Kemensos yang dibantu Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.
"Demi Allah tidak ada niatan apapun karena mungkin saya mati besok, mati kan tidak tahu, niat saya hanya membantu," pungkasnya.
Adapun kegiatan blusukan Risma setelah menjabat sebagai Mensos mendapatkan kritik dari sejumlah pihak.
Salah satu yang melontarkan kritik adalah Pelaksana Harian Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi.
Ia mengomentari aksi blusukan Risma di Sudirman-Thamrin yang menemukan adanya gelandangan di wilayah tersebut.
Irwandi menegaskan, masalah gelandangan atau tunawisma bukan hanya ada di Jakarta, tetapi juga di seluruh kota besar di Indonesia.
"Saya bukan membela diri. Permasalahan tunawisma itu bukan di Jakarta saja. Ke Surabaya deh, di Medan, di Bandung. Ada enggak kota besar yang enggak ada manusia gerobak?" kata Irwandi, Selasa (5/1/2021).
Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono juga melemparkan komentar serupa.
Dia menilai, aksi blusukan Risma terlalu berlebihan.
"Jangan lebay saja, dikemas berlebihan norak jadinya. Yang dilakukan bu Risma termasuk kategori berlebihan," kata Mujiyono.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Risma: Demi Allah Saya Tak Ada Niat Blusukan...", https://nasional.kompas.com/read/2021/01/13/19352561/risma-demi-allah-saya-tak-ada-niat-blusukan?page=all#page2 dan
"Cerita Risma Sering Marah dan arah Tinggi sejak Jadi Mensos", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/01/13/20322391/cerita-risma-sering-marah-dan-darah-tinggi-sejak-jadi-mensos
Editor : Kristian Erdianto