Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Pakai KTP Teman, Sepasang Kekasih Asal NTT Ini Masuk Daftar Korban Sriwijaya Air Simak Kisah Berikut

Sarah hingga kini kondisinya masih sehat walafiat padahal namanya masuk dalam daftar korban jatuhnya pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air itu.

Editor: Frans Krowin
TribunWow.Com
TAK TERDAFTAR -- Kolase pasangan kekasih Teofilius Lau Ura dan Selfi Lio, korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 yang namanya tidak terdaftar dalam manifest penumpang karena diduga menggunakan KTP orang lain. 

Pakai KTP Teman, Sepasang Kekasih Asal NTT Ini Masuk Daftar Korban Sriwijaya Air Simak Kisah Berikut

POS-KUPANG.COM - Wanita ini kaget bukan main ketika disebutkan bahwa namanya masuk dalam manifes Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang mengalami kecelakaan pada Sabtu 9 Januari 2020.

Perempuan bernama Sarah Beatrice Alomau adalah warga asal NTT (Provinsi Nusa Tenggara Timur). Perempuan ini ternyata masih hidup padahal namanya masuk dalam daftar penumpang yang ikut dalam penerbangan pesawat naas tersebut.

Belakangan diketahui bahwa, Sarah ternyata tidak menumpangi pesawat yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta itu.

Sarah Beatrice Alomau sendiri sangat kaget karena ketika mengetahui bahwa namanya masuk dalam daftar manifes penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.

Sarah hingga kini kondisinya masih sehat walafiat padahal masuk dalam daftar korban jatuhnya pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air tersebut.

Dikutip dari Sripoku.com, pangkal persoalannya adalah penggunaan KTP Sarah oleh seorang temannya.

Menurut Sarah, yang menggunakan KTP miliknya adalah temannya asal Flores bernama Selvi Ndaro, 24.

Penggunaan kartu identitas itu tanpa sepengetahuan Sarah.

Selvi Ndaro yang terbang dari Jakarta ke Pontianak bersama sang kekasih Teofilus Lau Ura.

Teofilus juga dikabarkan menggunakan identitas palsu atas nama Felix Wenggo.

"Dia (Sarah) terkejut saat lihat nonton televisi ada namanya," ujar Pengacara Sarah, Richard Riwoe, Senin(11/1/2021).

Pengacara Sarah, Richard Riwoe menjelaskan antara kliennya dengan Selvi memang saling mengenal.

Keduanya bekerja di tempat yang sama pergudangan 8, Tangerang, Banten.

Rumah kontrakan mereka pun berdekatan.

Kuasa hukum Sarah, Richard Riwoe, telah mendatangi posko Sriwijaya Air di Bandara Soekarno-Hatta untuk mengklarifikasi hal tersebut.

Dia menjelaskan bahwa yang melakukan perjalanan diduga teman Sarah, yakni Shelfi Ndaro.

Pihaknya mempertanyakan bagaimana Shelfi bisa lolos dari pemeriksaan administrasi, rapid test antigen, dan lainnya.

Sebab, KTP asli Sarah saat ini masih ada di dompetnya.

Senior Manager Avsec Bandara Soekarno-Hatta Oka Setiawan mengatakan, pihaknya langsung melakukan investigasi internal terkait informasi tersebut. 

Untuk diketahui, ada dua orang korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Sir SJ 182, tidak terdaftar dalam manifest penumpang.

Dilansir TribunWow.com, mereka adalah Teofilus Lau Ura Dari dan Selfi Lio, pasangan kekasih asal Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Diketahui Teofilius dan Selfi belum memiliki KTP, sehingga menggunakan kartu identitas orang lain saat membeli tiket dan check in di Bandara Soekarno-Hatta.

Donatus Baru, paman korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 atas nama Teofilus Lau Ura Dari dan Selfi Lio, Selasa (12/1/2021). Kedua korban Teofilius dan Selfi menggunakan KTP orang lain untuk berangkat, sehingga tidak terdaftar dalam manifest penumpang.
Donatus Baru, paman korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 atas nama Teofilus Lau Ura Dari dan Selfi Lio, Selasa (12/1/2021). Kedua korban Teofilius dan Selfi menggunakan KTP orang lain untuk berangkat, sehingga tidak terdaftar dalam manifest penumpang. (Capture YouTube Kompas TV)

Paman Teofilius, Donatus Baru, membenarkan kejadian tersebut.

"Memang betul bahwa almarhum menggunakan KTP temannya," jelas Donatus Baru, dalam tayangan di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (12/1/2021).

Teofilius diketahui menggunakan KTP milik Felix Wongge, yakni kerabatnya yang berada di Jakarta.

Warga Desa Pora, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende ini sudah merantau dua tahun di Jakarta untuk menafkahi ibu dan adiknya.

Donatus membenarkan nama Felix Wongge yang ada di manifest tersebut bukan sebagai penumpang SJ 182, melainkan keponakannya.

"Kemarin (petugas) sudah menghubungi keluarga dan menyatakan juga bahwa yang di manifest itu bukan nama keponakan saya," ungkap Donatus.

Ia berharap pemerintah dapat memfasilitasi keluarga korban dalam proses pencocokan DNA.

"(Kami berharap pemerintah dapat) membantu memfasilitasi untuk pemakaman," tambah sang paman.

Dikutip dari Tribunnews.com, Aviation Security (Avsec) Bandara Soekarno-Hatta membenarkan temuan tersebut.

Senior Manajer Avsec Bandara Soekarno-Hatta Oka Setiawan menyebut pihaknya akan melakukan investigasi internal.

"Pihak Sriwijaya juga masih melakukan investigasi internal, kami pun juga sama. Kita sedang investigasi nanti hasilnya akan membahas bersama-sama Sriwijaya, dengan (keluarga) korban dan lain-lain juga," kata Oka Setiawan, Senin (11/1/2021).

Ia membenarkan nama yang terdaftar dalam manifest penumpang adalah Felix dan Sarah.

Menurut Oka, saat ini belum dapat dipastikan identitas asli korban adalah Teofilius dan Selfi.

"Kalau dari manifes itu kan namanya Felix sama Sarah, yang digunakan terbang dua nama itu. Nah, kita belum tau yang terbang itu namanya siapa," jelas Oka.

Ia menjelaskan pasangan tersebut dikabarkan akan segera menikah.

"Kita masih investigasi internal kalau yang beredar di media sosial pengakuan dari Sarah kan namanya siapa gitu, yang katanya mau menikah itu," katanya.

Lihat videonya mulai dari awal:

Keterangan Saksi Mata saat Pesawat Jatuh

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang sempat hilang kontak empat menit setelah lepas landas, ditemukan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1/2021).

Seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi jatuhnya pesawat mengaku mendengar suara keras layaknya bom.

Suara tersebut begitu keras hingga membuat kaca rumah bergetar.

Dikutip dari TribunnewsBogor.com, suara itu terdengar oleh warga yang tinggal di Pulau Lancang.

Pada saat suara keras itu terdengar, kondisi cuaca tengah buruk karena hujan yang begitu lebat.

Berdasarkan kesaksian warga Pulau Lancang, Junaenah (40), suara itu terdengar sekira pukul 14.40 WIB.

"Hari itu hujan campur angin kencang, tiba-tiba ada suara 'duar' terdengar keras sekali sampai rumah (kaca rumah) bergetar," kata Junaenah, dilansir TribunnewsBogor.com dari Antara, Senin (11/1/2021).

Junaenah bercerita, saat itu sebagian besar warga berada di dalam rumah karena cuaca yang buruk.

Petugas mengidentifikasi kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh KNKT sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut.
Petugas mengidentifikasi kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh KNKT sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Namun, ada beberapa warga yang tetap melaut mencari rajungan.

"Pas dengar saya kaget 'Ya Allah, suara apa itu', karena besar sekali seperti bom. Tapi saya dan anak-anak tidak keluar karena saya kira hanya petir di tengah hujan," kata Junaenah yang jarak rumahnya dari bibir pantai hanya sekitar 200 meter.

Sementara itu, para nelayan yang sedang melaut mengaku melihat adanya pesawat yang jatuh.

"Nelayan yang baru pulang mengabari bahwa di sana (perairan Pulau Lancang-Pulau Laki) ada pesawat yang jatuh. Saya langsung ingat oh mungkin itu yang siang tadi (saat hujan) saya kira petir sangat besar," ucap Marsu, Ketua RT 001/RW 001 Pulau Lancang.

Marsu mengatakan, menyusul kejadian tersebut, sejumlah warga Pulau Lancang ikut melakukan pencarian dan evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Akhirnya pihak berwenang di sini berinisiatif untuk mengumpulkan warga dan melakukan pencarian sebisanya sampai dihentikan sekitar pukul 21.00 WIB," ucap Marsu.

Berdasarkan keterangan dari Flight Radar, dijelaskan bahwa pesawat hilang kontak setelah baru lepas landas selama 4 menit dari Bandara Soetta.

Kontak terakhir pesawat terbang dengan ketinggian 10.000 di atas permukaan laut.

Kabar tersebut dibenarkan oleh Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati.

"Telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta - Pontianak dengan call sign SJY 182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB,” ujarnya kepada Kompas.com. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)

(*)

Artikel ini telah tayang di video.tribunnews.com: https://video.tribunnews.com/view/197551/2-sejoli-terbang-gunakan-ktp-palsu-sarah-beatrice-kaget-namanya-masuk-manifest-sriwijaya-sj182?_ga=2.13001271.1684582438.1610349973-443208482.1609146552

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Sepasang Kekasih Asal NTT Tak Ada di Daftar Korban Sriwijaya Air, sang Paman: Pakai KTP Temannya, https://wow.tribunnews.com/2021/01/12/sepasang-kekasih-asal-ntt-tak-ada-di-daftar-korban-sriwijaya-air-sang-paman-pakai-ktp-temannya?page=all

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved