Sriwijaya Air Hilang Kontak

Detik-detik Kontak Terakhir Pilot SJ 182 dengan Menara ATC,Pesawat Berbelok,Analisa Kapten Vincent? 

Rekaman tersebut adalah rekaman percakapan pilot Sriwijaya Air dengan petugas pengatur lalu lintas udara.

Editor: Alfred Dama
(TribunPontianak/Grafis TribunNetwork)
Captain Afwan pilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang alami insiden hilang kontak di Kepulauan Seribu. 

Detik-detik Kontak Terakhir Pilot SJ 182 dengan Menara ATC, Pesawat Berberlok, Analisa Kapten Vincent 

POS KUPANG.COM -- Misteri penyebab jatunya Pesawat Sriwijaya Air SJ baru akan terjawab sekitar setahun mendatang

Namun kini masyarakat mulai berspekulasi mengenai dugaan kecelakan pesawat yang baru 4 menit mengudara itu

Ternyata, terekam percakapan Kapten Afwan , seorang pilot Sriwijaya Air.

Rekaman tersebut adalah rekaman percakapan pilot Sriwijaya Air dengan petugas Pengatur Lalu Lintas Udara.

Saat ini, rekaman perbincangan pilot Sriwijaya Air dengan pengatur lalu lintas udara sedang dikumpulkan.

Baca juga: Artis Cantik Korban Sriwijaya Air, Ada Firasat, Shinta Terus Tidur di Mobil & Tak Gairah  ke Bandara

Bahkan, kini rekaman pembicaraan pilot Sriwijaya Air dengan pengatur lalu lintas udara sedang ditranskrip.

Sebuah rekaman komunikasi pilot Sriwijaya Air dengan pengatur lalu lintas udara atau Air Traffic Controller  ( ATC ) dikumpulkan dan ditranskrip oleh pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Namun, seprti apa sebenarnya isi rekaman percakapan pilot Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta Pontianak, Kapten Afwan dengan pengatur lalu lintas udara?

Rupanya, isi rekaman perbincangan pilot Sriwijaya Air tersebut sesaat sebelum pesawat Sriwijaya Air jatuh dan hilang kontak.

Diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak dan jatuh di Pulau Laki , Kepulauan Seribu , Sabtu (9/1/2021).

"Kita kumpulkan rekaman berikut transkrip pembicaraan antara pilot dan Pengatur Lalu Lintas Udara ," jelasnya Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Kapten Nurcahyo Utomo dilansir video Antara, Minggu (10/1/2021).

Temuan pakaian di sekitar tempat penyelaman tim Kopaska TNI AL saat operasi SAR pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu 10 Januari 2021.
Temuan pakaian di sekitar tempat penyelaman tim Kopaska TNI AL saat operasi SAR pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu 10 Januari 2021. (Tribun Pontianak.co.id)

Di KNKT sudah menerima beberapa komponen pesawat yang akan digunakan untuk investigasi penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182.

Komponen pesawat yang  diterima di antaranya GPS dan radio meter, alat peluncur darurat, dan bagian ekor pesawat.

Sementara, diakui Nurcahyo, KNKT tengah mengkaji data radar pergerakan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sebelum dilaporkan hilang kontak.

"Tim juga sudah berhasil mendapatkan data mentah dari data radar pergerakan pesawat. Ini nanti akan kita kaji lebih lanjut," ujar Nurcahyo.

Sebagai informasi, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang , Kepulauan Seribu

Sriwijaya Air jatuh pada Sabtu lalu sekitar pukul 14.40 WIB, atau empat menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Pesawat mengangkut 62 jiwa.

Rinciannya, 6 kru aktif plus 56 penumpang yang terdiri dari 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.

Sebelum hilang kontak, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut.

Air Traffic Controller (ATC atau petugas pengatur lalu lintas udara) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.

Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh.

Proses pencarian puing-puing dan penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terus dilakukan hingga hari ini oleh tim gabungan di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

Data Kecepatan Dan Ketinggian Sriwijaya Air SJ182 di Menit Paling Berbahaya

Captain Vincent ternyata melihat ada waktu Paling krusial dan berbahaya dalam jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Menit krusial itu ditunjukkan oleh Flight Radar 24.

Ya, Captain Vincent membantu masyarakat untuk memahami data di flight radar 24 terkait jatuhnya sriwijaya air SJ 182.

Ya, memang sejak ramai jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sudah beredar rekaman data flight radar 24 menyangkut data terbang pesawat tersebut.

Banyak orang lalu menjadi penasaran akan arti dalam angka-angka di data flight radar 24 itu.

Seperti diketahui Captain Vincent seorang pilot senior yang juga YouTuber pun memilih membacakan dan mengartikan data tersebut.

Video analisa captain vincent terhadap data flight radar 24 itu diposting di aku YouTube Vincent Raditya dengan judul ANALISA DATA SRIWIJAYA AIR SJ-182 FLIGHT RADAR 24.

Sampai Senin 11 Januari 2021, video ini sedang di urutan ke 13 trending YouTube.

Dalam video itu, Captain Vincent menjelaskan bahwa dia hanya membaca data itu, bukan menyimpulkan apa penyebab jatuhnya SJ 182.

Sebab, kata Vincent, menyebut penyebab jatuhnya bukanlah wilayah dirinya untuk menjelaskan.

Selain itu, Vincent juga menjelaskan bahwa data di flight radar belum tentu akurat dan bisa saja salah.

"Ini bukan suatu hal yang pasti, tetapi hanya ancer-ancer saja," kata Vincent.

Untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat, perlu analisa lebih jauh lewat CDR maupun FDR.

Vincent lalu mulai menjelaskan dari jam yang ditunjukkan pada data flight radar tersebut.

Data jam di awal video rekaman flight radar menunjukkan pukul 6.37 AM. 

"Waktu di sini adalah waktu UTC atau universal time coordinated"

"Artinya jam yang ada di pesawat kita itu menggunakan jam UTC"

"Sehingga jam di jakarta harus dikalkulasi sendiri," ujar VIncent.

Artinya jika di jam flight radar adalah pukul 6.37 AM, maka saat itu di Jakarta atau bandsra soetta sudah pukul 13.37.

Artinya, pesawat itu sudah ada di Jakarta sejak pukul 13.37 siang.

Diketahui, bahwa seharusnya SJ 182 terbang dari Bandara Soetta pukul 13,25.

Ya, SJ 182 memang mengalami delay di mana diketahui pesawat baru mulai take off pukul 14.36 WIB.

Kembali ke analisa  Vincent.

Selanjutnya, kata Vincent, pukul 13.37 itu pesawat sudah mulai meminta push back.

Dalam waktu 2 menit, kata VIncent, yakni 13.39, pesawat sudah berada di titik tertentu dan Vincent menduga sudah mulai start engine.

Berikutnya, ujar Vincent, pada 13.40, pesawat sudah mulai taxi.

"Tapi yang saya bingung, kenapa dia taxinya ke sebelah kiri," ujar Vincent.

"Makanya saya bilang flight radar ini bisa agak tidak akurat. Lalu ada blip dia loncat ke sana. Ini sepertinya kesalahan sensor (flight radar)," ujar Vincent.

Tapi kemudian dari bacaan data flight radar, captain vincent melihat pesawat kembali ke apron.

Lalu berikutnya selama kurang lebih 40 menit menunggu, sekitar 13.40 sampai 14.18, barulah SJ182 mulai taxi out.

Selanjutnya pesawat baru take off pada 14.35 sesuai data flight radar 24.

Saat take off, seluruh kondisi pesawat dalam kondisi normal baik kecepatannya dan lainnya.

Rute yang digunakan SJ182 adalah ABASA.

Artinya pesawat harus menuju NABIL dan sudah sampai di ketinggian 8000.

Menurut Vincent, dari rute yang dijalankan SJ 182, sebenarnya sudah cukup sesuai dengan yang ada di flight radar 24.

Vincent menyebut bahwa segalanya normal mulai dari ground speed yang sudah terbaca mencapai 268 knots dan ketinggiannya.

Sampai pukul 14.39 atau sesaat setelah take off, Vincent masih melihat indikator pesawat masih normal.

"Di sini tidak ada indikasi apapun bahwa pesawat ini ada masalah. Altitude dan speednya masih normal semua," ujar VIncent. 

Menit Krusial

Kemudian di satu titik Vincent melihat bahwa pesawat oleng 3 derajat dari jalurnya.

Harusnya 40 derajat, ini menjadi 43 derajat.

"Ini bisa saja kalau kena turbulennce," ujar Vincent. 

Tapi berikutnya kurang dari satu menit, atau pukul 14.40, pesawat mendadk belok ke kiri atau keluar dari jalurnya lagi.

Dari tadinya ada di posisi 43 derajat, kini jadi 30 derajat.

Atau artinya pesawat sudah keluar dari jalurnya sejauh 10 derajat sebab seharusnya ada di 40 derajat.

Tapi saat itu, kata VIncent, speednya masih normal begitu juga altitudenya.

Speed ada di posisi 287 knot dan altitude 10.500 kaki.

Tapi berikutnya pesawat kembali terlihat menikung karena posisinya kini jadi 23 derajat"

"Berikutnya berubah lagi jadi 6 derajat yang artinya pesawat sudah 40 derajat off track dari jalurnya.

"Kurang dari 1 menit, pesawat ini off track 40 derajat," kata Vincent.

Tapi, ujar Vincent, speednya masih dikatakan cukup normal.

Tapi tiba-tiba, ujar Vincent, data flight radar menunjukkan bahwa pesawat mendadak menghadap ke kiri di posisi 339 derajat, dan dive down ke 8.950 feet dan ground speednya turun jadi 224.

Vincent menjelaskan bahwa kondisi ini memperlihatkan pesawat sangat berisiko mengalami stall.

Berikutnya speed jatuh kembali menjadi 192 knot dan ketingginanya turun lagi menjadi 8.125 feet.

Masih pada menit yang sama, yakni pukul 14.40, kecepatan pesawat turun lagi menjadi 115 knot dan ketinggiannya jadi 5.400 feet.

Melihat speed pesawat, Vincent menyebutkan bahwa kuat sekali bahwa pesawat ini terkena full stall.

"Akan sulit sekarang direcover dengan ketinggian segini (5.400 feet)," ujar Vincent.

Data berikutnya menunjukkan ketinggian terus turun ke 250 feet dengan kecepatan yang justru meningkat jadi 358 knot.

Disitulah angka terakhir data pesawat di flight radar 24.

Selengkapnya bisa simak video di bawah ini:

(Kompas.com/SumberLain)

Sebagian Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Terekam Percakapan Kapten Afwan dengan Pengatur Lalu Lintas Udara Sesaat Sebelum Sriwijaya Air Jatuh, https://wartakota.tribunnews.com/2021/01/11/terekam-percakapan-kapten-afwan-dengan-pengatur-lalu-lintas-udara-sesaat-sebelum-sriwijaya-air-jatuh?page=all.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved