Peresmian Gedung Kopdit Swasti Sari di Kefamenanu: Ibarat Perempuan Cantik

Acara peresmian gedung Kopdi) Swasti Sari di Kota Kefamenanu, Ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara ( TTU)

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM / DIONISIUS REBON
GUNTING PITA -Pengguntingan pita menandai peresmian Gedung Kopdit Swsti Sari oleh Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi, Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT, Umbu Daparoka, SH, mewakili Gubernur NTT, didampingi GM Kopdit Swasti Sari, Yohanes Sason Helan. 

POS-KUPANG.COM - SUARA Romanus Woga, mantan Ketua Induk Koperasi Kredit ( Inkopdit) dua periode dan Wakil Presiden Kopdit se-Asia yang berkedudukan di Bangkok sungguh "membakar" suasana ketika acara peresmian gedung Kopdi) Swasti Sari di Kota Kefamenanu, Ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara ( TTU), Sabtu (9/1/2021) siang.

Romanus yang juga Wakil Bupati (Wabup) Sikka, ini hadir untuk memberi suport bagi pengembangan koperasi di daerah ini sekaligus di NTT. Ia memuji kesuksesan manajemen Kopdit Swasti Sari yang dengan tekun menyelesaikan pembangunan gedung megah berlantai empat senilai Rp 6 miliar lebih ini.

Gedung ini terletak sungguh tampan di Jalan Achmad Yani, Kota Kefamenanu atau persis di depan Gereja Santo Yahanes Pemandi Naesleu atau cuma "sejengkal" langkah dari Markas Kodim TTU.

Baca juga: Dea Annisa: Positif Covid

Ia menjadi gedung yang istimewa bagi seluruh warga TTU dalam melakukan berbagai aktivitas pengembangan perekonomian.

Romanus, tokoh koperasi nasional ini mengatakan bahwa perjalanan Kopdit Swasti Sari hingga saat ini penuh dengan tantangan. Tapi, karena memegang prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang telah ditanamkan para pendiri menjadikannya bertumbuh bahkan mencatat prestasi yang luar biasa.

Untuk saat ini Kopdit yang kini dipimpin General Manager (GM) Yohanes Sason Helan dan Wakil GM, Hironimus Belang Kabelen tercatat sebagai koperasi papan atas di Pulau Timor. Mengapa demikian?

Baca juga: Apa Penyebab Padamnya Listrik di Lembor

Ketua Forum Kopdit-Kopdit di NTT ini mengatakan dengan moto, Melayani dengan Benar serta komitmen dan konsistensi manajemen dan seluruh karyawan menjadi daya dorong untuk mendapat kepercayaan dari masyarakat sekaligus meraih prestasi-prestasi.

Sebelumnya lelaki yang fasih berbahasa Inggris ini mengatakan, manajemen, pengurus, anggota dan semua anggota koperasi itu patut menundukkan kepala untuk mengenang beberapa pendiri koperasi ini.

Di antaranya, yakni Suster Carolina, Bapak Kosmas Lau dan Bapak Baltasar Seran Nahak yang telah berjuang dan membebaskan para guru SD dan karyawan Yayasan Swasti Sari dari "kepungan" renteiner dengan mendirikan koperasi ini.

Mereka pahlawan kemanusiaan. Mereka orang yang sungguh berjasa dalam meletakkan dasar-dasar pembangunan koperasi yang kini telah berusia 33 tahun ini.

Karena itu Romanus mengatakan bahwa semua keberhasilan ini patut disyukuri sebagai berkat dari Tuhan, perjuangan para perintis hingga manajemen terkini. Ia mengatakan, kesuksesan ini sebagaimana Kopdit Pintu Air yang dulu ia rintis dengan susah payah.

Dulu, orang mengatainya sebagai orang gila karena meragukan masyarakat di NTT yang miskin ini bisa menabung? Karena kegilaan itu Romanus mengatakan, koperasi yang ia rintis itu tumbuh dan memberi kontribusi bagi masyarakat NTT hingga kini.

Ia juga menyebut sejumlah dosa koperasi yang kerap menjadi batu sandungan. Di antaranya, laporan pengurus yang membingungkan, produk dan pelayanan tidak kompetitif, citra publik yang jelek, administrasi yang tak didisplin, pinjaman ala potong kue dan filosifi sosial di atas citra bisnis biaya.

Wakil Ketua Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) dan Wakil Induk Koperasi Kredit (Inkopdit), Wara Sabon Dominikus memberi apresiasi yang tinggi atas prestasi yang telah diraih kopdit ini dengan membangun kantor cabang yang sungguh magah.

Hadirnya kantor ini memberi pesan tidak hanya untuk pengembangan ekonomi semata, namun membangun martabat anggota di TTU.

Wara Sabon mengatakan, hadirnya koperasi dan peresmian gedung kantor ini ingin menegaskan tentang eksistensi sebuah koperasi sejati dengan nilai-nilai koperasi yang hadir, tinggal dan dapat melayani masyarakat.

Koperasi ini hadir bukan hanya untuk mengumpulkan uang, bukan lembaga keuangan bodong atau renteinir tapi sebagai kopdit yang sejati, yakni memberi pelayanan secara benar, sesuai dengan tagline yang selalu didengung-dengungkan.

Dosen Undana Kupang ini mengajak masyarakat untuk menjadikan kantor ini sebagai rumah bersama, rumah kita serta rumah yang membangun martabat anggotanya.

Punya Sertifikat Laik Fungsi

General Manager, Yohanes Sason Helan menggarisbawahi sejumlah hal terkait kehadiran koperasi dan peresmian gedung kantor ini. Yohanes mengatakan, pembangunan gedung ini merupakan hasil dari tabungan anggota yang mayoritas sebagai petani, peternak, pedagang dan entah siapa lagi.

Tak bisa dipungkiri bahwa mereka yang memakan sirih dan pinang, memakai sandal jepit bahkan kaki telanjang punya andil membangun gedung megah ini.

Gedung ini kata dia, sebagai hasil investasi orang-orang kecil yang kadang hanya dilihat dengan sebelah mata. Tapi, dari uang mereka yang kecil itu terkumpul, diputar, dikelola dengan profesional sehingga dapat menghasilkan bangunan ini.

Sejarah mencatat bahwa Kopdit Swasti Sari yang telah berusia 33 tahun ini kini mampu menghadirkan sebuah gedung yang letaknya sungguh tampan di jantung kota itu.

Yohanes mengibaratkan bahwa gedung yang megah ini ibarat seorang gadis cantik. Ia tak hanya dilirik oleh para pemuda tampan saja, namun semua usia dan dari berbagai golongan, kelompok dan strata sosial.

Sebagai gadis cantik yang bijaksana ia akan menerima semua lirikan bahkan pinangan itu. Dengan syarat boleh datang ke rumahnya di Jalan A Yani. Datang dan silakan menyimpan uang di rumahnya. Uang itu akan dikelola untuk kepentingan bersama.

Untuk menghadirkan sebuah kantor yang megah ini tak gampang. Yohanes menyebut proses pembangunan berjalan sekitar dua tahun dengan biaya Rp 6 miliar lebih. Nilai ini sungguh obyektif. Tak ada transaksi lain atau memberi fee kepada pihak lain.

Karena itu ia mengharapkan agar manajemen Kopdit di TTU dapat menjaga dan merawatnya dengan baik.

Ia juga mengingatkan pengelola untuk bekerja dengan benar karena yang benar itu otomatis baik. Sedangkan baik belum tentu benar.

Gedung ini juga telah memiliki Sertifikat Laik Fungsi (SLF) hasil kajian Tenaga Teknis Bangunan (TTB). Tentang perputaran uang di Kopdit ini Yohanes mengatakan selalu dikembalikan ke anggota untuk pemberdayaan ekonomi.

"Bukan untuk kepentingan bodong atau nepotisme. Itu juga merukan visi dan misi dari lembaga ini. Dari sisi likwiditas juga baik antara 16-17 persen dari gambaran ideal 10-20 persen. Di tengah pandemi Covid-19 ini, pertumbuhan anggota 39 persen atau telah bertambah 30 ribu dari total anggota 100 ribu orang. Dari gambaran ini menunjukkan bahwa Kopdit Swasti Sari sehat adanya," katanya.

Ketua Pengurus Kopdit Swasti Sari. Asterius David Daki mengatakan, perjalanan koperasi ini masih panjang. Karena itu patut dijaga oleh semua pihak. "Rawat kantor ini baik-baik karena ia menjadi rumah bersama," katanya. Sedangkan Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi, Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT, Umbu Daparoka, S.H, mewakili Gubernur NTT menyampaikan terima kasih kepada manajemen Kopdit ini yang telah membangun sebuah gedung mewah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di TTU.

Ketua DPRD TTU, Hendridkus Bana menghimbau agar warga TTU dapat memanfaatkan hadirnya koperasi ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mikro.

Sedangkan Asisten II Setda TTU, Ferdinandus Lio menyampaikan terima kasih kepada manajemen Kopdit yang telah membangun dan meresmikan gedung yang megah ini.

Untuk diketahui Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat telah menandatangani prasasti peresmian gedung ini beberapa hari lalu di Kupang. Acara peresmian ini berjalan sekitar dua jam lebih dipandu oleh Kasmirus Kopong, karyawan yang juga Manajer HRD Kopdit itu. (dion rebon/paul burin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved