Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Jumat 8 Januari 2021: Berkuasa dan Baik Hati
Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta. Kisah ini ada dalam ketiga injil sinoptis. Markus menempatkannya pada awal karya Yesus di Galilea.
Renungan Harian Katolik, Jumat 8 Januari 2021: Berkuasa dan Baik Hati (Lukas 5:12-16)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta. Kisah ini ada dalam ketiga injil sinoptis. Markus menempatkannya pada awal karya Yesus di Galilea. Matius meletakkannya sesudah kotbah di bukit. Sedangkan Lukas berkisah bahwa peristiwa penyembuhan itu terjadi di sebuah kota.
Tiap-tiap penginjil menanggapi peristiwa itu dengan caranya sendiri, sesuai dengan gagasan dan pesannya yang mau disampaikan. Kita mau fokus untuk menemukan apa yang mau disampailan Lukas.
Dengan catatan yang tak panjang, Lukas bertutur bahwa saat Yesus berada di sebuah kota, ada seorang kusta datang dan tersungkur di depan-Nya, lalu memohon, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku" (Luk 5:12).
Lalu Yesus mengulurkan tangan, menjamah orang itu dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir" (Luk 5:13). Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Kemudian Yesus memberi perintah kepadanya untuk menghadap imam dan mempersembahkan persembahan sebagai bukti.
Namun warna cerita kian menjadi terang dengan catatan Lukas berikut, "Kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka" (Luk 5:13).
Dengan kisah singkat ini, nampak jelas gagasan utama dari kisah versi Lukas. Bahwa Yesus itu manusia yang berkuasa. Bayangkanlah! Hanya dengan menjamah dan berkata "jadilah!", maka lenyaplah penyakit; orang menjadi sembuh. Sentuhan dan terlebih kata-kata-Nya mempunyai kekuatan yang dahsyat.
Selain itu, Yesus pun seorang Pribadi yang berdaya pikat, karena Ia baik hati. Ia mengasihi dan suka menolong. Kebaikan hati-Nya mengalir spontan keluar saat berhadapan dan mendengar seruan permohonan orang yang malang. Buktinya? Orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan oleh-Nya (Luk 5:15).
Gagasan utama dan penting ini kiranya memperkuat catatan Lukas sebelumnya. Bahwa saat membaca nas Yesaya, "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik ..."; Yesus lalu berkata, "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya" (Luk 4:16-21).
Yesus memang berkuasa, karena Roh Tuhan ada pada-Nya. Tapi Ia juga baik hati. Ia bukan berhati besi. Ia mengenal kesusahan manusia. Ia memahaminya. Ia mau mengatasinya dengan berbuat baik, dengan menyembuhkan orang yang sakit. Roh Tuhan ada pada-Nya mendorong Dia untuk menyampaikan kabar baik.
Kita jadikan gagasan itu sebagai inspirasi dalam permenungan kita. Yesus yang kita imani sungguh Pribadi yang luar biasa. Ia berkuasa, tapi baik hati. Maka dalam kondisi apa pun yang kita alami, terlebih dalam kemalangan, keterpurukan, kita tak perlu segan dan takut untuk memohon, "Tuhan, jika Tuhan mau, Tuhan dapat mentahirkan aku". Dengan kekuasaan dan kebaikan hati-Nya, Ia pasti menjawab, "Aku mau, jadilah engkau tahir".
Mengimani Yesus yang berkuasa dan baik hati, mesti menyadarkan kita bahwa saat kita berkuasa, kita membiarkan diri dibimbing oleh Roh Tuhan sepenuhnya dan berusaha menjadi pribadi yang baik hati. Kuasa tak boleh membuat kita menjadi orang yang menakutkan, seakan menjadi "hantu" bagi orang lain. Roh Tuhan yang menjadikan kita sebagai orang yang berkuasa, semestinya mengubah dan menjadikan kita sebagai orang yang baik hati.
Tatkala orang menjauh dari kita, dan bukannya "berbondong-bondong untuk mendengar dan ditolong" oleh kita, tentunya ada sesuatu yang salah pada diri kita. Sekali lagi kita ingat kata-kata St. Yohanes, "Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan" (1 Yoh 4:18).*
Simak juga video renungan harian katolik berikut: