Berita ATambua Terkini

Ruang Isolasi Covid-19 di RSUD Atambua Penuh, Ada Pasien Reaktif Antigen, IGD Ditutup, Simak INFO

Informasi tentang ditutupnya Intalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua cukup ramai dibicarakan publik di Kabupaten

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM/TENI JENAHAS
DITUTUP---Intalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua ditutup, Rabu (6/1/2021). 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM,Teni Jenahas

POS KUPANG.COM| ATAMBUA----Informasi tentang ditutupnya Intalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua cukup ramai dibicarakan publik di Kabupaten Belu sejak sore tadi. 

Informasi yang dihimpun Pos Kupang.Com, ruang IGD RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua ditutup, Rabu (6/1/2021) sore karena ruang isolasi penampungan pasien Covid-19 sudah penuh sementara di saat bersamaan, ada pasien yang reaktif rapid antigen tanpa gejala hendak masuk ke rumah sakit untuk dirawat. 

Karena ruang isolasi penuh, pihak rumah sakit menyarankan pasien untuk melakukan isolasi mandiri di rumah atau bisa juga dirawat di rumah sakit second line. Pasien bersedia melakukan isolasi mandiri di rumah dengan catatan pasien dipasang infus dan petugas medis melakukan pendampingan di rumah. Pasien tidak ingin pulang ke rumah jika tidak dipasang infus dan tidak ada petugas yang memantau kondisinya di rumah. Pihak rumah sakit tidak bisa menjamin ada petugas yang memantau pasien di rumah.

Sementara keluarga pasien menuntut pihak rumah sakit harus bertanggungjawab merawat pasien agar bisa sembih dan dapat mencegah terjadinya penularan Covid-19. 

Tampak di pintu IGD RSUD Atambua ditempel dua tulisan bagian atas ditulis "IGD Ditutup Sampai Waktu Tidak Ditentukan" kemudian di bagian bawah ditulis lagi " IGD Ditutup". 

Direktur RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD, dr.Batsheba Elena Corputty, MARS ketika dikonfirmasi Pos Kupang.Com membenarkan hal tersebut. Katanya, IGD ditutup karena tempat isolasi bagi pasien yang reaktif rapid antigen belum ada. Sementara ruangan isolasi di UGD sudah penuh.

"Tutup karena tempat sudah penuh. Bukan menolak", jawab dr. Elena melalui pesan WhatsApp. 

Menurut dr. Elena, rumah sakit bukan menolak pasien tetapi karena tempat di ruang isolasi sudah penuh sehingga pasien bisa melakukan perawatan di rumah sakit second line. 

"Di Atambua ada RS second line yang bisa digunakan juga", ketus dr. Elena.

Untuk diketahui, RSUD Atambua telah menyiapkan ruangan isolasi penanganan Covid 19 sejak Maret 2020 dengan daya tampung sekitar 11-12 orang. Ruang isolasi ini dipakai untuk penanganan pasien yang Terkonfirmasi Covid-19. 

Selain RSUD Atambua, ruang isolasi penanganan covid-19 yang ditentukan pemerintah ada tiga yakni, Kantor Karantina Kesehatan Pelabuhan di Haliwen, Gedung Olah Raga (GOR) dan Rumah Sakit Tentara. Ketiga tempat ini dimanfaatkan manakala pasien Covid-19 membludak dan tidak bisa tertampung semua di RSUD Atambua. 

"Utamanya di rumah sakit tapi kita mempersiapkan fasilitas lebih bila pasien membludak, itu di Umanen, bisa GOR, bisa di Rumah Sakit Tentara, kalau dia melampau kapasitas yang ada di rumah sakit", kata  Bupati Belu, Willybrodus Lay kepada wartawan Jumat (28/3/2020). 

Menurut Willy Lay, Pemerintah Kabupaten Belu telah mengelontorkan dana untuk manajemen RSUD Atambua senilai Rp 13 M lebih. Dana ini dimanfaatkan untuk renovasi ruang isolasi, pengadaan APD, honor tenaga medis dan biaya operasional lainnya.

Bupati Willy Lay mengatakan, RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD merupakan salah satu rumah sakit rujukkan untuk penanganan covid-19. Untuk itu, 
Pemerintah Kabupaten Belu perlu mempersiapkan fasilitas penunjangnya yakni, ruangan isolasi dan fasilitas lainnya. (jen). 

Direktur RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua, dr.Batsheba Elena Corputty, MARS.
Direktur RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua, dr.Batsheba Elena Corputty, MARS. (POS-KUPANG.COM/TENIS JENAHAS)

 
 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved