Kebaktian Minggu Pdt Mesakh Dethan di Jemaat GMIT Kefas: Roh Tuhan Menyembuhkan dan Memulihkan
Demikian cuplikan khotbah oleh Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, pada Kebaktian Minggu di Jemaat GMIT Kefas, Klasis Kota Kupang
Kebaktian Minggu Bersama Pdt. Mesakh Dethan Jemaat GMIT Kefas: Roh Tuhan Menyembuhkan dan Memulihkan
POS-KUPANG.COM, KUPANG - “Majelis Sinode GMIT menetapkan tema untuk Minggu ini dengan judul “Roh Tuhan menyembuhkan dan memulihkan”. Makna dari tema ini adalah bahwa hanya Tuhanlah yang sangggup menyembuhkan dan memulihkan umatNya. Dan tema ini cocok dengan bacaan kita hari ini.
Bangsa Israel yang sedang berada dalam hukuman Allah oleh karena dosa-dosa mereka, dan karena itu ditawan dalam pembuangan, tidak dapat memulihkan diri mereka sendiri. Kehidupan mereka di pembuangan bagaikan tulang-tulang kering yang berserakan dan ini yang ada dalam penglihatan nabi Yehezkiel seperti dalam teks bacaan kita Yehezkiel 37:1-14”.
Demikian cuplikan khotbah oleh Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, pada Kebaktian Minggu di Jemaat GMIT Kefas, Klasis Kota Kupang yang dilayani oleh Pdt. Maerisa Kalelado, S.Th, Pdt. Constansa Dano Daulima, STh, dan Pdt. Juditha Folabessy, M.Si, Minggu 3 Januari 2021.
Mengutip penafsir G.R. Beasley-Murray (lihat G. R. Beasley-Murraydalam New Bible Commentary, Third Edition, Guthrie, dkk, Inter Varsity Press, Leicester-England, 1970, hlm., 681), Mesakh Dethan mengatakan bahwa teks bacaan Yehezkiel 33:1-14 ini merupakan satu kesatuan perikop dengan Yehezkiel 37:1-28, dimana sang nabi menubuatkan tentang pemulihan bangsa Israel 37:1-14 dan secara politis dan penyatuan dua suku yang bermusuhan (37:15-28, suku Yehuda dan Efraim). Dalam konteks yang lebih luas teks khotbah hari ini berada dalam satu perikop besar yakni nubuat tentang pemulihan Israel (mulai dari ps 33:1-39:29).
Menurut Akademisi dan Dosen Pasca Sarjana Teologi UKAW Kupang ini, teks ini juga merupakan suatu bentuk pengakuan bahwa hanya Allah yang sanggup memulihkan, di luar Allah hanyalah keputusaaan dan kematian. Roh Allah inilah yang menuntun sang Nabi (bdk. 1:12, 20; 3:14) membawanya dalam keadaan meditasi profetik (bdk. 1:3; 3:14), ke suatu lembah (bdk. 3:22, 23) yang dipenuhi dengan tulang-tulang kering dari tubuh manusia yang sudah mati kering.
Dengan penglihatan tentang tulang-tulang kering yang menjadi hidup, Tuhan Allah, melalui Nabi Yehezkiel, menyatakan kepada Israel tentang kebangkitan kehidupan nasionalnya yang akan datang (ay. 1-14). Dan penyatuan itu melalui suatu tindakan simbolis berupa penggabungan dua papan, dimana papan yang satu melambangkan Yehuda dan papan yang satu lagi melambangkan Yusuf (Efraim), dan dua kerajaan ini ada dalam kendali satu raja, yakni Daud (ay. 15-28).
“Tulang-tulang kering itu melambangkan "seluruh kaum Israel" (ayat Yeh 37:11), yaitu Israel dan Yehuda dalam pembuangan, yang harapannya telah punah ketika mereka ditawan oleh bangsa asing. Allah memerintahkan Yehezkiel untuk bernubuat kepada tulang-tulang itu (ayat Yeh 37:4-6). Tulang-tulang itu kemudian dibangkitkan dalam dua tahap yang nanti diterangkan dalam pasal 37:
(1) suatu pemulihan politis kembali ke negeri itu (ayat Yeh 37:7-8), dan
(2) pemulihan rohani kepada iman (ayat Yeh 37:9-10).
Penglihatan ini diberikan untuk meyakinkan para buangan bahwa mereka akan dipulihkan oleh kuasa Allah sendiri dan akan dibawa kembali ke tanah perjanjian berlimpah susu dan madu kendatipun keadaan mereka sekarang kelihatannya menyedihkan (ayat Yeh 37:11-14).

Jadi di sini khusus dalam ayat 12 bukan bicara tentang doktrin kebangkitan, tetapi lebih kepada nubuat bagi penyatuan kembali kehidupan politik Israel yang hancur karena permusuhan dan peperangan antar suku di Israel, terutama Yehuda dan Efraim (turunan Yusuf).” demikian penjelasan pakar Perjanjian Teologi Perjanjian Baru tamatan Universitas Heidelberg Jerman ini.
Lebih jauh Mesakh Dethan, yang merupakan mantan Wartawan Pos Kupang dan Pencetus Rubrik Tapaleuk ini, mengatakan “jadi bangsa Israel jatuh ke tangan bangsa asing karena dosa mereka, tetapi karena kasih Allah mereka akan dipulihkan, demikian pesan nubuat nabi Yeheskiel. Karena dosa mereka sang nabi telah mengecam mereka (dalam Ps. 1-24 Yehuda dikecam) dan juga musuh-musuh kafirnya (ps. 25-32).
Namun kasih Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka sehingga melalui nabi Yehezkiel Tuhan memberikan pesan-pesan yang menguatkan dari seorang gembala kepada bangsanya yang tercerai-berai (ps. 33-39). Nabi Yehezkiel menyampaikan bahwa Tuhan tidak menghabiskan sama sekali Israel (bdg. ps. 35). Sebuah zaman baru akan datang bagi Israel, karena mereka akan diampuni, disucikan, dipulihkan dan diberikan kedamaian serta kemakmuran (ps. 34; 36:16 dst.; 37).
Nubuat sang Nabi ini mengerucut pada satu nama, yaitu Raja Daud, yang dipandang sebagai hamba Allah yang setia, ia yang akan memimpin zaman baru Israel (ps. 33). Suatu pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Daud akan menggantikan para penguasa lama yang disimbolkan sebagai para gembala yang menyesatkan dan yang jahat karena mencerai-beraikan kawanan domba itu (ps. 34).
Kesatuan wilayah Israel akan dijamin oleh kehancuran Pegunungan Seir dan musuh-musuh lainnya (ps. 35), sementara Israel akan mengalami baik pemulihan luar (36:1-15) maupun pemulihan hati (36:16-38). Penyatuan kembali bangsa itu menjadi satu bangsa di bawah satu raja, yakni raja Daud, dilambangkan dengan kebangkitan tulang-tulang kering dan penyatuan dua papan (ps. 37).
Kedamaian Israel yang dipulihkan akan kekal, karena Tuhan akan menjaganya secara ajaib dari penyerangan Gog yang mengancam di kemudian hari (ps. 38; 39).
Nabi Yehezkiel dalam penglihatannya mengakui bahwa keadaan Israel sangat mengenaskan, dan tidak dapat ditolong oleh kuasa apa pun selain kuasa Allah sendiri (ay. 3): “Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali? Apakah itu mungkin?
Dapatkah engkau merancang bagaimana melakukannya? Sanggupkah pengetahuanmu menaruh hidup ke dalam tulang-tulang kering, atau hikmatmu memulihkan suatu bangsa yang tertawan?” “Tidak,” kata sang nabi, “Aku tidak tahu bagaimana itu harus dilakukan, tetapi Engkaulah yang mengetahui.” “Tuhan, Engkau tahu apakah mereka bisa hidup dan apakah mereka akan hidup. Jika Engkau tidak menaruh hidup ke dalam diri mereka, maka sudah pasti mereka tidak bisa hidup.”
Menurut Mesakh Dethan di sini kita bisa belajar dua hal penting: yang pertama bahwa dalam menapaki tahun yang baru 2021 ini kita menyerahkan semuanya kepada kuasa Allah dan tujuan-tujuan yang ditetapkan-Nya sendiri. Kita diajarkan untuk melihat serta mengakui bahwa pekerjaan-pekerjaan-Nya sungguhlah menakjubkan, sehingga semuanya itu tidak bisa dikerjakan oleh hikmat atau kuasa apa pun selain dari hikmat dan kuasa Allah saja, sehingga mengharapkan kesembuhan dan pemulihan dari Allah adalah penting.
Hal kedua yang bisa kita tarik maknanya bahwa kuasa Firman dan doa sanggup memberi kekuatan dan mengubah dari ketiadaan harapan, dari lembah kematian menuju kehidupan. Keputusasaan yang diungkapkan dalam (ay. 11) bahwa “Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, kekuatan kami habis, semangat kami hilang, pengharapan kami sudah lenyap semuanya. Segala sesuatu yang kami mintai pertolongan selalu gagal, dan kami sudah hilang harapan. Orang lain boleh berharap, tetapi tidak lagi bagi kami.”

Tetapi melalui kuasa Firman dan doa mengubah dari keputusasaan kepada pengharapan dan pemulihan (ay. 4, 9). Jadi sang nabi pun bernubuat seperti diperintahkan kepadanya (ay. 7, 10). Nabi Yehezkiel diminta berdoa, dan ia melakukannya. Dan tulang-tulang yang mati itu dibuat hidup sebagai jawaban atas doa. Sebab roh kehidupan masuk ke dalam tulang-tulang itu. Kuasa Firman dan doa ini luar biasa bagi mereka yang yakin dan beriman pada Tuhan Allah. Jadi ketika kita menghadapi apapun kesulitan di tahun yang baru 2021 ini, jangan kita lupa akan kuasa Firman dan kuasa doa.
Jika Tuhan Allah telah menjadikan kita dengan dahsyat dan ajaib, dengan segala berkat dan kelebihan, dengan segala kemampuan dan kecakapan, dengan cara serupa juga Allah dapat menjadikan kita sukses dan berhasil di tahun yang baru. Saya sangat yakin Covid-19 yang membuat kita semua celaka dan panik ini akan dikalahkan. Covid-19 yang membuat kita dibatasi dalam segala hal, memuat kita bersedih, membuat kita berduka; membuat mereka yang hobi pesta dan dansa tombak harus sedih hanya terkurung di kamar, yang sudah siap baju pesta satu lemari terpaksa lemarinya dikunci rapat-rapat, karena tidak bisa ke pesta atau mungkin juga tidak ada yang undang ke pesta lagi (hehehe).
Covid juga mendatangkan dukacita bagi para cowok, mengapa tidak, karena mereka tidak bisa pergi apel kekasihnya lagi, karena calon bapa mantu dari Oenlasi ada tunggu dengan kayu kudung, karena takut datang bawa virus bagi putrinya, hehehe.
Tetapi sekarang oleh kuasa Firman dan Doa akan ada pemulihan dari Allah sendiri. Tahun 2021 adalah tahun pemulihan bagi kita semua. Jadi dalam Tuhan ada penyembuhan dan pemulihan bagi setiap orang yang berharap kepada Allah karena bagi Allah tidak ada yang mustahil. Roh Tuhan akan menyembuhkan dan memulihkan kita, Amin”, demikian Mesakh Dethan menutup khotbahnya.*