Seakan Tak Pandang Bulu, Fadli Zon Sikat Prabowo Subianto Gegara Ini, PKS Bilang Tunggu Sikap Menhan
Drone bawah laut itu diduga milik China, sehingga disebutkan bahwa kedaulatan Indonesia kini sedang dirongrong oleh negara tirai bambu tersebut.
Seakan Tak Pandang Bulu, Fadli Zon Sikat Prabowo Subianto Gegara Ini, PKS Bilang Tunggu Sikap Menhan
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon tiba-tiba membuat pernyataan seakan menyerang Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Pernyataan Fadli Zon itu mengemuka setelah nelayan Sulawesi Selatan menemukan sebuah benda yang dicurigai sebagai drone bawah laut.
Drone bawah laut itu diduga milik China, sehingga disebutkan bahwa kedaulatan Indonesia kini sedang dirongrong oleh negara tirai bambu.
Drone bawah laut itu diduga mengintai kondisi bawah laut Indonesia yakni Perairan Natuna, selain pengamatan atas Laut China Selatan.

Seperti diketahui benda asing tersebut ditemukan oleh nelayan di Kepulauan Selayar, wilayah perairan Sulawesi Selatan.
fadli Zon yang kini sebagai Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menuturkan Indonesia bukanlah wilayah yang terpetakan.
Sehingga tidak seharusnya dapat secara bebas dimasuki benda semacam drone pengintai terlebih di wilayah laut.
Fadli juga menyebut masuknya drone diduga milik asing tersebut juga merupakan sebuah penghinaan terhadap kedaulatan RI.
"Urusan drone asing berkeliaran di wilayan NKRI adalah penghinaan thd kedaulatan RI. Indonesia bukan “terra incognita”. Harus dipanggil segera pemilik drone yg beroperasi ilegal di wilayah kita."
Fadli Zon tanggapi soal penemuan drone diduga milik asing di perairan Sulawesi Selatan. (Twitter @fadlizon)
Menanti Sikap Menhan Prabowo
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, Sukamta, menyebut ditemukannya drone milik asing dikaitkan dengan lemahnya sistem keamanan teritori di Indonesia.
Maka dari itu dirinya mendesak sikap tegas Pemerintah Indonesia, dan mengejar kemampuan pertahanan yang tertinggal dari sisi teknologi.
"Ini pekerjaan rumah Pak Menhan (Prabowo Subianto) untuk mendorong percepatan pengembangan teknologi penginderaan jarak jauh," ungkap Sukamta melalui keterangannya, Sabtu (2/1/2021).
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya,drone sepanjang dua meter tersebut sudah masuk sangat dalam di wilayah Indonesia.
Bagi Sukamta sangat perlu untuk menyelidiki asal-usul drone, lantaran berguna sebagai langkah selanjutnya untuk menindak tegas.

Apabila terbukti milik asing, maka Indonesia harus protes keras dan melakukan proses diplomatik yang tegas.
Apabila tidak dilakukan akan sangat berbahaya, karena bisa saja data-data penting geografis dan potensi laut di Indonesia akan tercuri.
Sukamta menilai Indonesia bisa melakukan kerja sama dengan beberapa negara lain untuk alih teknologi.
Selain tentunya dengan mendorong riset nasional untuk pengembangan teknologi yang mendukung sistem pertahanan yang handal.
Tidak hanya itu kewaspadaam perlu ditingkatkan, karena letak Indonesia dapat dimanfaat negara asing karena berada di zona ketegangan.
Dalam hal ini ketegangan di Laut China Selatan yang melibatkan China, Amerika Serikat, Australia dan beberapa negara ASEAN, Indonesia bisa berimbas.
Sehingga Sukamta meminta TNI Angkatan Laut dan Bakamla lebih memperkuat patroli laut terutama di pintu-pintu masuk wilayah Indonesia.
Temuan Drone Bawah Air Bukti Prabowo Subianto Kecolongan?
Penemuan drone bawah air oleh nelayan di dekat Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan memicu kemarahan wakil rakyat di DPR RI.
Drone yang diduga milik China dan telah diamankan di Pangkalan Angkatan Laut di Makassar itu merupakan bukti betapa Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto kecolongan.
Terkait drone itu, anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS Sukamta mengatakan pemerintah perlu segera menyelidiki untuk mengungkap asal usul drone.
"Drone bawah air tersebut sudah masuk sangat dalam ke wilayah Indonesia. Ini sinyal bahwa selama ini wilayah laut kita sangat mudah diterobos pihak asing. Sangat mungkin selama ini sudah banyak drone yang berkeliaran di wilayah Indonesia dan mengambil data-data penting geografis dan potensi laut Indonesia. Artinya keamanan nasional kita sangat rentan. Pemerintah harus serius mengungkap asal usul drone tesebut," ujar Sukamta, dalam keterangannya, Sabtu (2/1/2021).
Wakil Ketua Fraksi PKS ini juga menyoroti lemahnya sistem keamanan teritori Indonesia.
Menurutnya hal ini menunjukkan kemampuan pertahanan Indonesia tertinggal dari sisi teknologi.
"Ini pekerjaan rumah Pak Menhan untuk mendorong percepatan pengembangan teknologi penginderaan jarak jauh," jelasnya.
Sukamta pun menilai Indonesia bisa melakukan kerja sama dengan beberapa negara lain untuk alih teknologi.
Selain tentunya dengan mendorong riset nasional untuk pengembangan teknologi yang mendukung sistem pertahanan yang handal.
Lebih dari itu, pemerintah perlu segera perbaiki sistem keamanan teritori, agar kejadian drone yang masuk ke wilayah Indonesia ini tidak terulang lagi.
Di sisi lain, Sukamta juga meminta TNI Angkatan Laut dan Bakamla lebih memperkuat patroli laut terutama di pintu-pintu masuk wilayah Indonesia.
"Ketegangan di Laut China Selatan yang melibatkan China, Amerika Serikat, Australia dan beberapa negara ASEAN pasti akan berimbas ke keamanan wilayah Indonesia," kata Sukamta.
"Wilayah Indonesia yang berada di zona ketegangan bisa dimanfaatkan oleh negara lain yang sedang berkonflik. Tentu kita tidak mau wilayah kita diobok-obok pihak asing. Oleh sebab itu kewaspadaan harus ditingkatkan dengan melalukan patroli secara ketat," tandasnya.
Azis Syamsuddin Bilang Penemuan Drone Indikasi NKRI Terancam!
Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin meminta TNI Angkatan Laut (AL) dapat lebih maksimal dalam memonitor dan mengamankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal ini terkait ditemukannya Drone pengintai yang di duga milik China yang berbentuk tabung dan memiliki banyak sensor serta transmiter jarak jauh di kedalaman perairan Indonesia.
"Tentunya ini menjadi perhatian khusus dan sangat berbahaya bagi keamanan NKRI, jangan sampai ini terulang kembali. Kedaulatan wilayah Indonesia menjadi prioritas utama untuk diamankan. Mengapa Drone pengintai tersebut bisa lolos dan masuk perairan Indonesia dan tidak terdeteksi dan cara ini merupakan ilegal," Kata Azis Syamsuddin (1/1/2021).
Kementrian Luar Negeri juga dapat melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Panglima TNI untuk mengambil langkah apa saja dalam menyikapi permasalahan ini. Terlebih, China kerap melakukan kegiatan yang selalu provokatif di wilayah perairan Indonesia.
"Panglima TNI dapat mengerahkan seluruh kesatuannya untuk melakukan deteksi dini di wilayah NKRI pasca lolosnya Drone pengintai yang di duga milik China. Jangan sampai Drone itu sudah mengirimkan data dari beberapa hasil temuan di perairan Indonesia," tegasnya.
Seperti diketahui seorang nelayan bernama Saeruddin menemukan sebuah benda yang merupakan Drone pengintai di perairan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan saat hendak menangkap ikan.
Dari hasil temuan itu, Saeruddin langsung memberikan kepada aparat keamanan baik Polri maupun TNI AL.
Jalur penemuan Drone tersebut merupakan jalur perairan tersibuk di Indonesia, Sementara dua Drone Pengintai lainnya ditemukan di dekat selat Sunda dan wilayah Lombok.
Begini Kronologi Penemuan Drone Bawah Laut di Selayar
Saehuddin, warga Desa Majapahit, menemukan benda mirip rudal saat melaut di Perairan Pulau Bonerate, Kecamatan Pasimaranu, Sabtu (26/12/2020) sekitar pukul 16.00 Wita.
Nelayan di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan mengatakan, awalnya melihat sebuah benda terapung di tengah laut.
Karena penasaran, ia mendekati dan memeriksanya.
"Ternyata bukan benda biasa. Akhirnya membawa pulang," kata Saehuddin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/12/2020).
Saat menemukan benda tersebut, Saehuddin mengaku tak bisa mengangkatnya karena berat apalagi hanya menggunakan perahu sampan.
Saehuddin lantas mengikatnya dengan menggunakan tali ke perahunya.
Setelah dua jam perjalanan, ia akhirnya sampai ke daratan.
Setelah sampai, Saehuddin kemudian meminta warga untuk membantunya membawa benda tersebut ke rumah.
Namun setelah beberapa hari di rumahnya, benda itu akhirnya diambil pihak Danramil Pasimarannu.
"Saya mendapat perintah dari pimpinan saya untuk menyerahkan benda asing itu kepada TNI AL. Setelah itu saya tidak tahu lagi mau dibawa ke mana benda itu karena dirahasiakan," kata Kapten Inf Syamsuddin.
Diketahui, benda mirip rudal itu memiliki berat 175 kilogram dan panjang 225 sentimeter.
Benda asing tersebut memiliki ciri-ciri seperti badan utama terbuat dari aluminium dengan dua sayap masing berukuran 50 sentimeter.
Kemudian ekor 18 sentimeter, panjang mirip antena belakang 93 cm, dan terdapat benda mirip kamera.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Wakil Ketua DPR Soroti Penemuan Drone yang Diduga Milik China: Berbahaya bagi Keamanan NKRI, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/01/01/wakil-ketua-dpr-soroti-penemuan-drone-yang-diduga-milik-china-berbahaya-bagi-keamanan-nkri
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul PKS ''Sikat'' Prabowo Soal Drone Bawah Laut Diduga Milik China, Fadli Zon: Ini Penghinaan Kedaulatan, https://manado.tribunnews.com/2021/01/03/pks-sikat-prabowo-soal-drone-bawah-laut-diduga-milik-china-fadli-zon-ini-penghinaan-kedaulatan?page=all