Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Senin 4 Januari 2021: Diterangi dan Menerangi

Yesus justru pergi berkarya di Galilea, daerah seberang sungai Yordan, jauh dari Yerusalem dan dari Bait Suci.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik, Senin 4 Januari 2021: Diterangi dan Menerangi (Matius 4:12-17)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Yudea, daerah padang gurun, dekat sungai Yordan, adalah medan karya Yohanes Pembaptis. Wilayah ini dianggap "suci" oleh bangsa Yahudi. Yohanes sangat paham akan daerah ini, pun orang-orangnya. Kepada orang-orang sebangsanya di wilayah ini, ia menyerukan, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat" (Mat 3:2).

Beda dengan Yohanes, Yesus justru pergi berkarya di Galilea, daerah seberang sungai Yordan, jauh dari Yerusalem dan dari Bait Suci. Wilayah ini mendapat julukan agak buruk di kalangan bangsa Yahudi; dipandang sebagai wilayah setengah kafir.

Namun Galilea adalah daerah yang subur, indah, berpenduduk banyak, dan ramai dikunjungi orang dari daerah-daerah lain. Dengan begitu, Galilea tentu menjadi daerah yang terbuka terhadap dunia luar, terbuka pula terhadap gagasan-gagasan baru dan perubahan yang terjadi.

Di daerah Galilea ini, Yesus memberitakan "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" (Mat 4:17). Kepada orang-orang "seberang", yang dianggap kafir, Yesus membawa berita senada dengan para nabi Yahudi yang suka mengumandangkan berita bahwa pada akhir zaman, Allah akan mencurahkan berkat-Nya atas "segala bangsa dunia". Berkat itu sama dengan keselamatan yang dinantikan semua manusia.

Yesus memberitakan kepada mereka bahwa berkat itu sudah "dekat"; bahwa "bangsa yang diam dalam kegelapan telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang" (Mat 4:16).

Untuk itu, kepada mereka, Yesus meminta supaya bertobat. Artinya, tak melulu menyadari kedosaan dan meninggalkan gaya hidup lama, sehingga gelar, julukan negatif bisa terhapus; melainkan terpenting menerima Dia dan percaya kepada-Nya; membiarkan diri diterangi oleh-Nya, hidup dalam terang-Nya, dan memancarkan terang-Nya. Karena Dia-lah Terang itu, yang menyinari dan mewarnai hidup mereka dengan gaya hidup baru, hidup yang benar.

KITA?
Dengan lahir ke dunia dan kita ikut merayakan kelahiran-Nya dengan sukacita, berarti kita meyakini bahwa daerah, wilayah kita setidaknya bisa disebut sebagai "Galilea". Di tengah keramaian dan perubahan yang terjadi di wilayah kita, Yesus hadir dan memberitakan "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat".

Bagi kita, aksentuasi tentu pada kata seruan-Nya, "Bertobatlah". Ini berkandung makna, kita menanggapi-Nya dengan menjalani hidup, setidaknya mengisi lembaran hari-hari dalam tahun ini dengan gaya, pola hidup baru. Kita menulis diary hidup dengan catatan indah bahwa kita adalah orang yang mendapat berkat, yang diterangi Tuhan, menjadi terberkati; sekaligus membawa berkat dan memancarkan terang bagi orang lain.

Yesus menjangkau orang "seberang", yang berlabel tak baik. Dia mendatangi daerah yang terbuka dengan perubahan. Kita pun harus menjangkau dan membawa terang dan berkat bagi orang lain yang mendapat label negatif. Kita mesti berada dalam perubahan dan menerangi perubahan agar sungguh berbuahkan kebaikan.*

Simak juga video renungan harian katolik berikut:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved