Pdt. Dr Mesakh Dethan: Alat-alat Perang Menjadi Alat Perdamaian
Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, pada Kebaktian Menyongsong Natal di Gereja Sion Oepura, Klasis Kota Kupang yang dilayani oleh Pdt. Magdalena Adam Manu
Pdt. Dr Mesakh Dethan: Alat-alat Perang Menjadi Alat Perdamaian
POS-KUPANG.COM, KUPANG - “Satu hal yang patut direnungkan dalam memasuki perayaan Natal 2020 adalah Kelahiran Raja Damai dalam Nubuatan Mesianik dari Nabi Yesaya ini (Yesaya 9:1-6) yang dikatakan mampu mengubah alat-alat perang menjadi alat-alat perdamaian (Yesaya 9:4-5). Kebencian dan permusuhan diubah menjadi kasih sayang dan perdamaian. Hal ini nanti ditegaskan ulang dalam Yes. 11 dengan topik Raja Damai yang akan datang. Tema perdamaian ini diungkapkan dengan puisi dan perumpamaan yang indah dalam Yes 11: 6-8”, demikian dikatakan oleh Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, pada Kebaktian Menyongsong Natal di Gereja Sion Oepura, Klasis Kota Kupang yang dilayani oleh Pdt. Magdalena Adam Manu, STh dan Pdt. Pangky Pah, STh, Kamis 24 Desember 2020.
Yesaya berkata: “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.” (Yesaya 9:1). Bagi Yesaya kelegaan dan kegembiraan memuncak saat alat-alat perang dan perhambaan dihapuskan (sepatu perang, jubah tentara, perhambaan dihapuskan, Yesaya 9:3-4) sebagai gantinya sukacita untuk bertemu dengan pembebasan, yang bukan dilakukan oleh bala tentara hebat seperti Gideon, tetapi oleh kelahiran seorang anak yang telah dinubuatkan sebelumnya yang akan diberi nama Immanuel yang artinya “Allah beserta kita” (bandingkan R.E Nixon, dalam New Bible Commentary, Third Edition, Guthrie, dkk, Inter Varsity Press, Leicester-England, 1970, hlm.,597).
Menurut Akademisi dan Pakar Teologi Perjanjian Baru Universitas Kristen Artha Wacana, Janji Mesianik ini telah digenapi dengan kelahiran sang Juruselamat Yesus Kristus. Dan janji ini tetap relevan bagi kita. Dalam diri Yesus kita dapat menemukan makna natal dengan mudah, tidak seperti kita mencari sebuah jarum di tengah tumpukan jerami. Bahwa Allah mau datang menjumpai kita manusia dan berdamai dengan kita. Kerapuhan dan kegagalan kita sebagai manusia untuk mengatasi permasalahan kita sendiri, dimana seakan-akan sedang berjalan dalam kegelapan, dalam diri Yesus Kristus kita melihat cahaya harapan.
Yesus telah datang ke dalam dunia untuk menebus dan menolong kita dan menunjukkan bahwa Allah selalu beserta dan menyertai umatNya. Dalam diri Yesus Allah telah membuktikan bahwa orang beriman tidak pernah dibiarkan berjalan sendiri dalam kegelapan mereka tetapi berjalan dalam terang Allah. Inilah makna natal kita tahun ini: “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel (Yesaya 7:14 dan Matius 1:23).
“Orang tidak mungkin akan menemukan makna Natal kalau ia larut dalam permasalahan dunia, larut dalam permusuhan dan kebencian, larut dalam ujaran-ujaran kebencian, larut dalam melihat kelemahan-kelemahan orang lain”, demikian penegasan mantan Wartawan Pos Kupang Pencetus Rubrik Berhasa Kupang “Tapaleuk”.
“Pendidikan, pekerjaan dan profesi semuanya telah mengalami perubahan dalam berbagai aspek akibat dari Pandemi Covid-19. Tetapi dalam semua perubahan itu kita tetap harus andalkan Hikmat Tuhan. Guru dan murid beraktifitas dari rumah. Sebagian kecil tentu tidak masalah karena mungkin sudah terbiasa dengan teknologi dan komputer, tetapi bagi kebanyakan orang, terutama di pedesaan ini merupakan bencana dan wabah susulan (Ada guru yang pakai Jas rapi di atas, sementara di bawahnya hanya pakai celana pendek. Masih baik ada yang lupa pakai celana pendek, hahaha). Itu juga masih baik ada pak Guru yang lagi asik mengajar online di kamar tidurnya, dan tanpa diketahui istrinya keluar dari kamar mandi langsung masuk kamar tidur tanpa pakai handuk lagi dan jadi tontonan online. Ini namanya korban teknologi dan wabah susulan. Heheh”, demikian khotbah Dosen Pasca Sarjana Teologi UKAW ini mengundang tawa jemaat yang hadir.

Menurut Mesakh Dethan kekalutan hidup dan beratnya kehidupan yang harus dipikul membuat orang seakan-akan berjalan dalam kegelapan. Dari pertanyaan di manakah Allah, orang mulai bertindak seakan-akan Allah tidak ada. Orang berupaya menemukan makna hidup di luar Allah. Karena kuatir akan masa depan orang menjadi serakah dan melakukan korupsi. Demi meraih kekuasaan orang dapat menggunakan segala cara. Orang dapat bertindak gila dan tak masuk akal ketika himpitan ekonomi dan gaya hidup mewah dan glamour berkejar-kejaran, dan orang lebih memilih dosa dan mengambil resiko untuk memikul aib yang semestinya bisa dihindari.
Beban hidup yang makin berat jangan lah membuat orang beriman berkesimpulan bahwa Tuhan sudah tidak ada lagi. Karena jika dalam taraf berpikir seperti orang semakin merasa sedang berjalan sendiri dan celakanya berjalan dalam kegelapan dan ketidak pastian masa depan. Dalam situasi demikian nasehat Nabi Yesaya menubuatkan janji Mesianik akan adanya pemulihan (Yesaya 8:23 - 9:6) merupakan cahaya terang di tengah kegelapan. Bahwa orang beriman jangan berputus asa, karena Allah tetap ada dan berkarya dan Ia akan memulihkan umatNya. Ia akan menerbitkan cahaya terang di tengah-tengah kegelapan dan kekalutan umatNya.
Ayat 5 “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. 6 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. (Yesaya 9:5,6).
Ayat “6 Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.
Ayat 7 Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu.
Ayat 8 Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. (Yesaya 11:6-8)
Ungkapan-ungkapan puitis tentang keadaan damai, binatang liar bisa hidup damai dengan hewan-hewan piaraan, anak-anak bayi bahkan bisa berteman dengan ular berbisa, seakan hal yang tidak mungkin, justru menurut Nabi Yesaya mungkin dalam terang pemikiran Raja Damai. Orang beriman diminta untuk tidak berpikir menurut paradigma yang biasa, tetapi dalam paradigma sang Mesias Raja Damai itu.
Apakah hal ini mungkin bagi orang Kristen yang sedang merayakan Natal? Presiden Jokowi yang bukan kristen saja, mampu menunjukan wacana perdamaian dalam praktek nyata. Beliau bisa mensandingkan rival beratnya dalam kabinetnya karena hikmat yang dimilikinya. Dia mau Indonesia Damai dan semua pihak diundang untuk bekerjasama membangun bangsa. Dengan ini Presiden Jokowi mau katakan tidak ada lagi kampret atau cebong, yang adalah adalah semua anak bangsa Indonesia yang terpanggil memajukan negeri.