Berita NTT Terkini
BI NTT Optimis Pertumbuhan Ekonomi Membaik di Tahun 2021
Perekonomian NTT berdasarkan hasil PDRB NTT memang mengalami pelambatan ekonomi pada triwulan II dan III. Meski demikian, secara quartal to quartal (q
Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Perekonomian NTT berdasarkan hasil PDRB NTT memang mengalami pelambatan ekonomi pada triwulan II dan III. Meski demikian, secara quartal to quartal (qtq) ada kenaikan dari 0,89 persen di triwulan II menjadi 3,06 persen di triwulan III. "Sudah ada indikasi pertumbuhan ekonomi di NTT. BI optimis pemulihan ekonomi sudah mulai bergerak di triwulan II dan kita berharap banyak di triwulan IV juga hal yang sama terjadi," ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Timur, I Nyoman Ariawan Atmaja, Rabu (30/12/2020).
Nyoman menjelaskan, adanya indikasi pemulihan ekonomi terjadi karena koordinasi optimal antara BI, Pemerintah Daerah, OJK, DJPb, dan satkeholder di NTT. Pemerintah daerah juga telah mengoptimalkan sumber daya terutama realiasi APBD dan APBN. Selain itu, stakeholder juga bahu-membahu membantu UMKM terdampak Covid-19. "Sudah ada bisnis matching antara perbankan, lembaga keuangan, dan UMKM. Ini yang menggerakkan ekonomi kita secara keseluruhan sehingga qtq triwulan III mengalami kenaikan 3,06 persen," tambahnya.
Selanjutnya, Nyoman menilai inflasi NTT terjaga dengan baik, yakni berada di bawah kisaran tiga plus minus satu persen. Terkendalinya inflasi berkat kerja sama dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Di samping itu, inflasi terjaga juga berkat dukungan Satgas Pangan dan satkeholder terkait yang bekerja dalam rangka stabilisasi harga pasar, menjaga pasokan, distribusi, dan komunikasi dalam rangka pengendalian inflasi NTT.
"Peran media sangat besar, khususnya wartawan, yang memberikan informasi kepada masyarakat terkait optimisme pengendalian inflasi NTT," sambungnya.
Ada beberapa catatan mengenai inflasi, yakni penurunan atau berkurangnya daya beli masyarakat. Hal itu merupakan dampak Covid-19 karena penerapan protokol kesehatan. Berikutnya, ada beberapa komoditi yang selalu mengalami tren kenaikan pada hari raya dan libur nasional, semisal daging ayam ras, telur, cabe, bawang merah, bawang putih, dan gula. "Hal ini wajar dari tahun ke tahun karena memang adanya peningkatan dari permintaan dan memberikan kesempatan kepada pedagang untuk mendapatkan penghasilan yang lebih," jelasnya.
"Catatan kami inflasi sangat bagus dan stabil. Kami berharap pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 semakin baik," harapnya.
Nyoman menyebut, ada satu prasyarat dan lima strategi utama yang harus dilakukan agar pertumbuhan ekonomi semakin baik. Persyaratannya adalah vaksin dilakukan secara masif di NTT sehingga kegiatan masyarakat bisa berjalan dengan baik untuk tumbuhkan perekonomian. Sedangkan lima strategi itu yakni pertama, membuka sektor-sektor produktif seperti pertanian, perikanan, dan perdagangan. Kedua, mengoptimalisasi realisasi APBN dan APBD di NTT. Ketiga, melakukan bisnis matching atau penyaluran kredit bagi UMKM dan sektor produktif lainnya. Keempat, koordinasi untuk menjaga sistem keuangan antar BI, OJK, dan pemerintah. "Kelima, menjaga bagaimana semua ini bisa berjalan dengan baik sehingga pelaku ekonomi bisa melakukan kegiatan lebih baik," urainya.
"Kami berharap baik Pemda, DJPb, OJK, dan selurub stakeholder termasuk media, bisa bersatupadu menggerakkan ekonomi NTT sehingga pertumbuhannya lebih kurang lima sampai enam persen, dan inflasi terjaga di tiga plus minus satu persen di 2021," tutupnya. (cr1)