Kabinet Jokowi

Setelah Jokowi Tunjuk Bankir jadi Menteri Kesehatan Pengamat Nilai Ada Untung Rugi Bisnis, Covid-19?

Presiden Jokowi merombak sejumlah menterinya yang dinilai tak efektif dan mengisi slot kosong menteri yang terlibat korupsi.

Editor: Benny Dasman
ANTARA FOTO
Rabu, 23 Desember 2020 07:49 zoom-inlihat fotoMakna Foto Rel di Medsos Presiden Jokowi hingga Jaket Biru 6 Menteri Baru saat Reshuffle Kabinet (ANTARA FOTO/LAILY RACHEV) Presiden Joko Widodo (berdiri) didampingi Wapres Maruf Amin (keempat kanan) mengumumkan enam orang calon menteri baru di Kabinet Indonesia Maju Jilid 2 di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/12/2020). Keenam orang calon menteri hasil kocok ulang (reshuffle) tersebut antara lain Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama, Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan, Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta M Lutfi sebagai Menteri Perdagangan. Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Makna Foto Rel di Medsos Presiden Jokowi hingga Jaket Biru 6 Menteri Baru saat Reshuffle Kabinet, https://manado.tribunnews.com/2020/12/23/makna-foto-rel-di-medsos-presiden-jokowi-hingga-jaket-biru-6-menteri-baru-saat-reshuffle-kabinet?page=4. Editor: Gryfid Talumedun 

POS KUPANG, COM - Presiden Jokowi merombak sejumlah menterinya yang dinilai tak efektif dan mengisi slot kosong menteri yang terlibat korupsi.

Dipilihnya nama Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan yang baru menggantikan Terawan Agus Putranto memunculkan banyak spekulasi.

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira pun mempertanyakan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) apakah tidak ada sosok lainnya yang memiliki rekam jejak yang berfokus pada bidang kesehatan masyarakat.

Menurutnya, sosok pengganti Terawan bisa saja dipilih dari kalangan birokrat maupun akademisi, bukan seorang pebisnis.

"Apa tidak ada orang yang lebih kompeten yang menguasai bidang kesehatan masyarakat itu dari jajaran birokrat karir ataupun akademisi ya?," ujar Bhima, kepada Tribunnews, Selasa (22/12/2020) sore.

Bhima menuturkan, jika posisi Menkes dipegang oleh birokrat maupun akademisi yang memiliki latar belakang ilmu kesehatan, maka kebijakan yang diterapkan tentunya bisa didasarkan ada data.

"Sehingga kebijakan-kebijakannya pun bisa lebih terukur berbasiskan pada data ya," jelas Bhima.

Namun diserahkannya posisi tersebut kepada Budi Gunadi yang memang sejak awal dikenal sebagai pebisnis, tentunya 'menjadi pertanyaan' apakah kebijakan terkait penanganan pandemi virus corona (Covid-19), nantinya akan lebih berbasis pada data.

"Nah ini kan kalau diserahkan kepada pebisnis, kan nanti kebijakannya apakah bisa selaras dengan penanganan Covid-19 yang lebih scientific ya, yang lebih berbasiskan pada data," papar Bhima.

Ia merasa ragu, dan menilai ada kemungkinan kebijakan yang diterapkan Budi Gunadi akan berbasis pada perhitungan 'untung rugi bisnis' karena latar belakangnya itu.

"Jangan-jangan nanti perhitungannya adalah untung rugi bisnis," tutur Bhima.
Sebelumnya, nama Pebisnis Budi Gunadi Sadikin pun muncul dalam reshuffle kabinet Indonesia Maju, ia akan segera dilantik sebagai Menkes.

Bhima mengakui bahwa susunan kabinet 'hasil rombak' kali ini cukup unik.

Karena posisi Menkes justru diberikan keada pebisnis yang tidak memiliki rekam jejak ilmu kesehatan sama sekali.

"Ya susunan kabinet yang baru ini menurut saya adalah susunan kabinet yang cukup unik ya, reshuffle kali ini. Kenapa cukup unik? karena bidang ekonomi justru ditempatkan di pos kesehatan ya," papar Bhima.

Ia mempertanyakan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih Budi Gunadi untuk mengisi posisi tersebut.

Terlebih saat ini Indonesia masih dalam masa pandemi virus corona (Covid-19).

Menurutnya, jika pebisnis ditempatkan pada posisi Menkes, maka kemungkinan persoalan kesehatan malah diselesaikan secara ekonomi.

"Jadi apakah ini karena pak Jokowi juga ingin menjadikan kesehatan (prioritas) nomor dua begitu ya?, dan persoalannya diselesaikan secara ekonomi," kata Bhima.

Namun ia juga menyebutkan kemungkinan lainnya yakni ketidakpercayaan Jokowi pada jajaran di lingkup kementerian tersebut.

Termasuk tim Gugus Tugas Covid-19 yang dinilai lamban menangani pandemi ini.

"Atau karena ada ketidakpercayaan terhadap seluruh jajaran Kementerian Kesehatan, termasuk Dirjennya dan staf Gugus Tugas juga terkait dengan penanganan Covid-19 yang dinilai lamban," jelas Bhima.

Dia menambahkan, dipilihnya Budi Gunadi dianggap sebagai cara baru Jokowi dalam menangani pandemi, yaitu melalui sisi bisnis.

"Sehingga dibutuhkan eksekutor yang memahami bisnis ya, lebih pemahaman bisnis ya, yaitu pak Budi Gunadi ya, jadi mungkin itu," pungkas Bhima. *

Artikel ini telah tayang di Tribunnews

Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Pengamat Nilai Ada Untung Rugi Bisnis, Setelah Jokowi Tunjuk Bankir jadi Menteri Kesehatan, https://sumsel.tribunnews.com/2020/12/23/pengamat-nilai-ada-untung-rugi-bisnis-setelah-jokowi-tunjuk-bankir-jadi-menteri-kesehatan?page=3.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved