Webinar Jasa Raharja dan Polda NTT
Banyak Masyarakat Yang Tidak Hafal Rambu-rambu Lalulintas, Siapa Yang Edukasi Keselamatan di Jalan?
Edo Rusyanto Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) mengatakan masih banyak masyarakat yang tidak tahu rambu-rambu lalulintas.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Banyak Masyarakat Yang Tidak Hafal Rambu-rambu Lalulintas, Siapa Yang Edukasi Keselamatan Lalulintas?
POS-KUPANG.COM - Narasumber Webinar Drive Safe, Safe Other Edo Rusyanto Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) mengatakan masih banyak masyarakat yang tidak tahu rambu-rambu lalulintas.
"Ada berapa jumlah rambu-rambu lalulintas? Apa bedanya lampu biru dengan hijau. Lampu hijau sudah dekat, lampu biru masih jauh. Masyarakat kita tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah," ujarnya.
Ia menegaskan untuk membangun perilaku berlalulintas dibutuhkan edukasi yang baik.
"Siapa yang mengedukasi? Diri kita sendiri. Sejak berpuluh-puliuh tahun lalu misalnya, orangtua kita selalu berpesan, hati-hati di jalan ya nak. Ini edukasi yang luar biasa," imbuhnya.
Edukasi lainnya menurut Eko adalah sinergi.
"Ini keren sekali sinergi antara Jasa Raharja, Polda NTT, Kaboax dan Pos Kupang. Ini luar biasa," katanya.
Edukasi menurutnya, tidak boleh musiman. Dia harus dilakukan secara terus menerus.
"kalau kita sudah menempatkan keselamatan sebagai prioritas atau sebagai panglima, keselamatan di jalan raya bukan hanya untuk diri sendiri namun juga orang lain," tegasnya.
* Kecelakaan Lalulintas Ancam Bonus Demografi Indonesia, Mengapa?
Narasumber Webinar Drive Safe, Safe Other Edo Rusyanto Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) mengatakan persoalan kecelakaan lalulintas adalah persoalan kemanusiaan, kesehatan, dan persoalan sosial. Persoalan diri kita sendiri.
"Lebih dari separo korban kecelakaan itu, terdampak secara ekonomi. Tadi Pak Kapolda menyebut lebih dari separo korban kecelakaan adalah usia produktif. Usia produktif adalah genarasi penerus. Indonesia tahun 2025 itu, berharap ada bonus demografi," ujarnya.
Kalau untuk mencapai bonus demografi kita diganggu oleh kesehatan, satu di antaranya kecelakaan, kita tidak akan bisa merasakan bonus demografi.
"Kalau secara kasat mata pelanggaran begitu tinggi, kenapa? Sudah tahu lampu merah, tapi diterobos. Ada namanya internalisasi. Ada problem kesadaran, pemahaman, dan kepedulian bagaimana kita mengenal risiko," paparnya.
Kalau kata anak muda menurutnya, hanya ada dua risiko. "Ditabrak atau menabrak. Setiap orang bisa jadi pelaku," ujarnya.