Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Sabtu 19 Desember 2020: Manusia Angkat Tangan, Tuhan Turun Tangan

Kehadiran seorang anak dalam keluarga adalah sebuah anugerah yang terindah. Bagi keluarga Yahudi, kehadiran anak-anak adalah tanda berkat dari Allah

Editor: Agustinus Sape
Dok Pribadi
Fr. Giovanni A. L Arum 

Renungan Harian Katolik, Sabtu 19 Desember 2020: Manusia Angkat Tangan, Tuhan Turun Tangan ( Injil Lukas 1:5-25)

Oleh: Fr. Giovanni A. L Arum

Calon Imam Keuskupan Agung Kupang
Berdomisili di Centrum Keuskupan Agung Kupang

POS-KUPANG.COM - Kehadiran seorang anak dalam keluarga adalah sebuah anugerah yang terindah. Bagi keluarga Yahudi, kehadiran anak-anak adalah tanda berkat dari Allah, terutama anak laki-laki.

Dengan demikian, ketika ada keluarga yang tidak sanggup membangkitkan keturunan (mandul) akan dianggap sebagai aib keluarga. Hal ini juga dipengaruhi konsep teologi Yahudi yang menganggap segala bentuk kemalangan dan nasib buruk sebagai kutukan dari Allah.

Dalam kisah Injil Suci hari ini, kita menyaksikan bahwa keluarga Zakaria dan Elisabeth berada pada posisi yang sama. Mereka merindukan kehadiran seorang anak, namun hingga hari tua mereka pun, Tuhan belum mempercayakan keturunan kepada mereka. Padahal, “keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup mereka tidak bercacat” (Ay. 6).

Mereka tentu saja merasa terpukul dengan kenyataan hidup demikian, sebab mereka sangat meindukan kehadiran seorang anak. Hal ini terbukti dengan ketekunan mereka yang tak henti-hentinya memanjatkan doa kepada Tuhan. Sebab ketika Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Zakaria, Malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes” (Ay. 13).

Pengalaman dikunjungi malaikat terjadi juga pada diri Maria. Dan dalam kesaksian perikop Injil hari ini, kita tahu bahwa malaikat pembawa kabar sukacita itu bernama Gabriel. Berhadapan dengan kabar sukacita dari Allah ini, ternyata ada perbedaan respons antara Maria dan Zakaria. Maria percaya dan taat kepada perintah Allah: “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk. 1:38), sedangkan Zakaria merasa heran dan tidak percaya, karena hal tersebut mustahil bagi mereka, mengingat Elisabeth telah mandul dan ia sudah lanjut usia.

Akibat dari keraguan iman Zakaria inilah, ia menjadi bisu. “Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, kerena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenenarannya dan waktunya.” (Ay. 20). Jadi, kepercayaan (iman) akan membawa sukacita keselamatan, sedangkan keraguan iman akan membawa kebuntuan hidup.

Tapi, Zakaria tabah menanggung semua kehendak Tuhan atas dirinya. Ia cepat berbalik dari sikap hatinya yang ragu-ragu itu. Rahmat Tuhan bekerja melampaui batas-batas kemampuan dan daya pikir manusia.

Setelah ia menyaksikan kuasa Allah bekerja dalam keluarganya, ia pun bersyukur kepada Tuhan: “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.” (Ay. 25).

Pelajaran yang dapat kita petik dari Injil Suci hari ini adalah sebagai berikut:

Pertama, kita belajar untuk tekun berdoa dan berserah pada Tuhan seperti Elisabeth dan Zakaria. Meski cobaan begitu kuat menghadang, dan orang-orang mungkin meninggalkan kita, tapi Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Semuanya akan indah pada waktu-Nya. Sejauh mana iman kita bertahan?

Kedua, kita juga belajar meneguhkan iman kita kepada kehendak Allah. Jika kita jatuh dalam dosa keraguan iman, kita perlu bangkit kembali, seperti halnya Zakaria. Ia beralih dari keraguan iman menuju keteguhan iman.

Kita perlu percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi kuasa Tuhan. Ketika kita angkat tangan dan menyerahkannya kepada Tuhan, Ia pasti akan turun tangan untuk menopang kita.

Tuhan memberkati kita sekalian. Salvete!

Simak juga video renungan harian katolik berikut:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved