Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Jumat 18 Desember 2020, Iman: Jalan Kekuatan Allah

Yusuf menghadapi kenyataan bahwa Maria tunangannya mengandung dari Roh Kudus, padahal mereka belum hidup sebagai suami istri.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik, Jumat 18 Desember 2020, Iman: Jalan Kekuatan Allah (Matius 1:18-24)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Judul kisah "Kelahiran Yesus Kristus", tapi isinya tentang "Berita tentang Kelahiran kepada Yusuf". Soalnya, pokok utama yang ditonjolkan adalah sosok Yusuf dengan panggilan dan reaksi atau tanggapannya.

Yusuf menghadapi kenyataan bahwa Maria tunangannya mengandung dari Roh Kudus, padahal mereka belum hidup sebagai suami istri. Ini adalah persoalan serius bagi Yusuf, satu rahasia yang sulit dipahami olehnya. Tak heran ia bermaksud menceraikan Maria secara diam-diam dan barangkali berpikir hendak melarikan diri.

Saat mempertimbangkan niatnya, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus" (Mat 1:20).

Seakan dengan itu persoalan yang dihadapi Yusuf selesai, beres, tuntas. Padahal secara manusiawi, penyelesaian yang diberikan kepadanya oleh Allah melalui malaikat itu bukanlah penyelesaian yang sebenarnya.

Warta malaikat itu tidaklah menjelaskan bagaimana perkandungan dari Roh Kudus itu, melainkan hanyalah memaklumkan bahwa itu adalah rencana Allah dan meneguhkan bahwa Yusuf tidak boleh takut. Jadi, itu bukan penyelesaian rasional manusiawi, melainkan penyelesaian ilahi, penyelesaian dalam iman, dalam penyerahan; penyelesaian karena peneguhan Allah.

Yusuf pasti tetap tidak mengerti dan tentu tetap bergulat dalam persoalan bagaimana mungkin itu bisa terjadi. Namun Yusuf akhirnya menerima kenyataan dan berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya. Sesudah bangun dari tidurnya, ia mengambil Maria sebagai istrinya (Luk 1:24).

Yusuf menerima bukan karena segalanya jelas. Tapi memang begitulah cara penyelesaian rencana Allah. Penyelesaian yang bukan penyelesaian. Hanya dalam iman dan penyerahan, ia berusaha melihat "tempat dan peran" yang diinginkan Tuhan.

Bagi dia, tempat dan perannya tak lain adalah menjadi bapa bagi Yesus. Ia mungkin juga merasa diri tak layak sebagai manusia lemah, namun ia menerimanya sebagai kehendak Allah. Ia melaksanakan perintah Allah bukan karena ia merasa diri mampu, hebat, melainkan karena merasa diri tak layak, lalu diteguhkan oleh Allah sendiri untuk melakukan apa yang Allah mau.

KITA?
Yusuf menjadi model, contoh penyelesaian yang bukan penyelesaian. Kadang kala kita menemukan persoalan yang tak dapat kita pahami. Anak yang sehat dan ceria, yang barusan meraih gelar akademik dengan predikat terpuji, tiba-tiba meninggal karena kecelakaan tragis.

Perkawinan dan keluarga yang kita bangun dengan ideal dan harapan ada buah hati, ternyata justru tak kunjung dikaruniai oleh Tuhan dan kita mesti menerima kehadiran seorang anak yang bukan daging darah kita sendiri.

Dalam situasi dan kondisi seperti itu, kesempatan mempertanyakan Tuhan mungkin bersemi dalam hati kita. Kita bertanya, "kenapa ini harus terjadi, mengapa saya harus mengalaminya?" Bisa jadi kita diam-diam melarikan diri dari kenyataan yang tak diharapkan itu.

Yang mesti kita kagumi dan mencontohi dari Yusuf ialah bahwa ia toh pada akhirnya menerima. Dan itu bukan karena segalanya telah jelas atau sesuai dengan rencananya sendiri. Penyelesaian yang diperolehnya hanyalah pengukuhan atas rencana Allah dan sikap penyerahannya kepada rencana itu.

Dalam situasi hidup dan persoalan yang kita hadapi, mungkin kita mengharapkan penyelesaian yang tuntas. Tetapi penyelesaian dari Allah sering berarti bukan rencana Allah batal, melainkan bahwa akhirnya kita menyelesaikan diri kepada kehendak Allah, dan mendapat peneguhan dari Allah. Kita beriman. Iman itulah kekuatan kita untuk menerima dan melaksanakan tugas dari Allah.*

Simak juga renungan harian katolik berikut:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved