Gubernur NTT : Diperlukan Kajian Ekonomi dan Sosial Budaya Dalam Design FTZ di Wilayah NTT
Asia Tenggara, China dan negara lainnya, kuotanya berapa persen, apa kita bisa isi kuotanya kalau kita berada di Free Trade Zone,
Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
Gubernur NTT : Diperlukan Kajian Ekonomi dan Sosial Budaya Dalam Design FTS di Wilayah NTT
POS-KUPANG.COM | KUPANG-- Kajian Design Free Trade Zone (FTZ) sudah ada, namun melalui pertemuan ini Ikatan Ahli Perencana NTT diharapkan bisa memberikan input atau masukan terkait Grand Design Free Trade Zone tersebut.
"Kajiannya sudah lengkap, hanya masih ditentukan wilayahnya, berapa jarak wilayah yang masuk ke Indonesia dan berapa jarak wilayah yang masuk Timor Leste dalam rangka zona perdagangan bebasnya. Kajian yang dibuat Ikatan Ahli Perencana (IAP) NTT boleh dimasukkan sebagai input untuk melakukan kebijakan-kebijakan pemerintah daerah ke depannya, seperti kajian ekonomi, sosial budaya dan perdagangan," ungkap Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) saat Audiens Bersama Ikatan Ahli Perencana (IAP) NTT di Ruang Kejanya, Selasa (15/12).
"Perlu dianalisis ekonomi dan perdangan size-nya berapa besar, perdagangannya apa saja. Analisis ekonomi, kekuatan produk NTT apa saja, kalau keluar kuotanya berapa banyak dan bagaimana perdagangan internasional ke Australia, Asia Tenggara, China dan negara lainnya, kuotanya berapa persen, apa kita bisa isi kuotanya kalau kita berada di Free Trade Zone, semuanya ini perlu dikaji dan dianalis, untuk NTT ke depannya seperti apa. Jadi kita sudah siap nanti", jelas VBL.
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat, meminta agar kajian Grand Design Free Trade Zone (Zona Perdagangan Bebas) yang dibuat oleh Ikatan Ahli Perencana (IAP) NTT, agar dapat dikolaborasikan dengan Desain yang ada di Bappelitbangda Provinsi NTT yang telah membuat desainnya dan tingkatan desainnya.
"Desain Dokumen oleh IAP NTT tidak boleh mentah tetapi harus matang sehingga kita punya data design yang akurat dan lengkap karena ekonomi dan industri ke depannya menjanjikan," tegas VBL
Selanjutnya Gubernur Viktor mengatakan perlu analisis size perdagangan. Komoditi NTT apa saja, berapa kuotanya dan pajaknya bagaimana. Bentuk, identitasnya seperti apa, cara kerjanya bagaimana, sistem kerjanya seperti apa, semuanya perlu di design bagi pembangunan di NTT khususnya di kawasan perbatasan Indonesia (NTT) dengan Timor Leste dan Australia.
Sementara itu, Ketua IAP NTT, Micky Natun mengatakan, Grand Design Free Trade Zone kami siapkan untuk mendukung pembangunan di Nusa Tenggara Timur karena letak geografis NTT yang strategis dan memiliki potensi alam, ekonomi dan sosial budaya.
Menurut Micky, Free Trade Zone atau perdagangan bebas pada dasarnya adalah sebuah konsep ekonomi terkait mekanisme perdagangan internasional yang diharapkan terbebas dari segala hambatan dalam proses perdagangan internasional. Kajian tentang Grand Design Free Trade Zone dibuat oleh IAP NTT untuk mendukung NTT menuju Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas antara Nusa Tenggara Timur dengan Timor Leste, Australia dan New Zeland.
Baca juga: Aparat Kepolisian Sudah Pasang Police Line di Kawasan Hotel Kambera Bajawa
Baca juga: Jangan Diabaikan Guys, Mari Mengenal Lebih Jauh Tentang 4 gejala Kanker Myeloma
Baca juga: Anda Mengalami Diare ? Jangan Panik, Atasi dengan Tips Berikut
Baca juga: Sejumlah Daerah di NTT Diprediksi Hujan Sedang Disertai Petir & Angin Kencang, Waspadalah!
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris Daerah Provinsi NTT (Benediktus Polo Maing), Staf Khusus Gubernur (Imanuel Blegur dan Anwar Pua Geno), Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTT (Nasir Abdullah), Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi NTT (Kosmas D. Lana), Ketua IAP NTT (Micky Natun) beserta 2 (dua) Anggota IAP NTT (Victor Rairutu dan Desideria Serman).(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon)